Kebun Aromatik : 1000 Manfaat di Balik Cantiknya Tanaman Hias
Lempar
kanan, lempar kiri, terperosok ke depan, begitulah jika duduk di dalam bus
dengan perjalanan meliuk-liuk bak ular berjalan apabila tidak berpegangan
dengan erat. Memasuki matahari berada di puncak kepala, rombongan PKL dari SMP
BIAS menyusuri jalanan dengan tepian jurang nan hamparan karpet permadani.
Pusing sudah mendera kepala, perut serasa dikocok, mata terpaksa dipejamkan dan mencoba mengalihkan pikiran. Tidak kurang dari dua jam, tepat pukul 12.30 wib kami sampai di lokasi PKL kedua. Datang lebih awal 30 menit dari waktu janjikan.
Sesampainya
di sana, kondisi kepala yang sudah tidak tahan dengan aroma bus pun memilih
turun sembari membawa kotak makan dan sebotol air mineral utuh. Jatah makan
siang yang belum tersentuh, sama sekali. Saat di perjalanan anak-anak ceria
seperti biasa seolah tak pernah lelah, mereka bercerita tentang ap ayang mereka
lihat sembari menyantap makan siang. Sang pendamping ini memilih terpejam
menenangkan gejolak di dalam perut dan kepala.
Kepsek
pun turun dari bus untuk memeriksa lokasi dan mencoba berbicara dengan penjaga
lokasi, saya pun turut turun agar bisa menyantap makan siang. Diikuti oleh
beberapa siswa yang sudah menahan ke kamar mandi sejak perjalanan.
Kondisi
lokasi tepat di belokan jalan, sehingga dari arah depan mau pun belakang sangat
sulit memastikan ada kendaraan melaju atau tidak. Sekalinya ada, laju kendaraan
sangat kencang. Betapa hati ini ketar-ketir ketika toilet berada di seberang
jalan. Mulut ini tak henti-hentinya bersorak memperingatkan anak-anak untuk
tidak sembarangan menyeberang. Alhamdulillah penjaga lokasi atau mungkin satpam
lokasi membantu anak-anak untuk menyeberang.
Saya
dan kepsek pun turut mengatre toilet. Tanpa di sadari, sebelah toilet terdapat
banyak sekali tanaman buah stroberry yang buahnya sudah ranum dan siap dipetik.
Benar saja, tak jauhd ari tempat kami mengantre, terdapat stan kecil yang
menawarkan untuk petik sendiri, meski di stan kecil tersebut menjual strawberry
yang sudah dipetik, dikemas dalam mika plastik. Mika ukuran besar seharga
Rp20.000 dan mika kecil seharga Rp10.000 untuk tiga mika.
Melihat
tanaman strawberry yang melimpah dengan buah yang ranum, diri ini tergoda untuk
memotretnya, alhasil anak-anak ikut serta memotret diri bersama tanaman
strawberry.
Anak-anak
pun berburu strawberry untuk oleh-oleh katanya. Beberapa di makan di tempat dan
dinikmati saat berada di lokasi PKL kedua.
30
menit berlalu, pukul 13.00 sesuai waktu janjian akhirnya lokasi dibuka. Kami
semua bergegas masuk ke dalam lokasi dan disambut bunga mawar merah muda dan
kuning yang begitu cantik semakin masuk ke dalam, kami disambut oleh bunga
berwarna ungu yang sejujurnya saya lupa apa namanya. Aroma wangi dan obat sudah
tercium bersama embusan angin dingin.
Semua
siswa pun dibariskan untuk menerima sambutan dari pemandu lokasi. Oh iya,
lokasi kedua kita yaitu Kebun Aromatik atau disebut dengan B2P2TPN singkatan
dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian berlokasi di Gondosuli Kidul, Gondosuli, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Sejauh mata memandang banyak sekali tanaman
berbagai jenis, tanaman hijau hingga tanaman yang berbunga. Serta terdapat
beberapa tanaman yang tak asing di mata seperti lavender, mint, bunga desember,
dll.
Pemandu dan kepsek pun saling memberi sambutan
dan saling memperkenalkan diri. Mereka bertukar buah tangan dan kemudian
dilanjut dengan pembagian siswa menjadi dua kelompok, yakni kelompok putri dan
kelompok putra.
Aku sebagai wali kelas putri, alhasil mendampingi
putri, mengekor dari belakang agar tidak ada yang ketinggalan atua sengaja
meninggalkan diri hehe.
Kami pun bergerak sedikit dari arena
penyambutan, di sana terdapat empat bagian tanah yang ditumbuhi empat tanaman.
Berhubung saya sibuk mengabadikan moment anak-anak, saya tidak terlalu
mendengarkan arahan dari pemandu, lagi pula pemandu ada di barisan depan dan
saya barisan belakang.
BIC atau bagian dokumentasi mengekor kelompok
putra, alhasil walas ini harus mendokumentasikan setiap pergerakan anak-anak.
Tak lama kami bergerak, hujan mulai turun. Saya
mengimbau anak-anak segera memakai jas hujan yang mereka bawa. Melihat mereka
beramai-ramai menggunakan jas hujan plastik berwarna-warni terlihat sangat
menggemaskan. Paduan warna seragam dengan jas hujan transparan berwarna-warni
terlihat cantik saat di potret. Meski beberapa saling mengejek warna jas hujan
satu sama lain, tapi mereka terlihat bergembira.
Setelah empat bagian tanaman dijelaskan dengan
detail, beranjaklah kami ke daerah yang lebih tinggi. Sepanjang jalan menanjak,
sisi kiri kanan jalan banyak sekali tanaman. Mata ini begitu tergoda untuk
tidak mengabadikannya meski hanya dengan kamera ponsel. Anak-anak yang melihat
setiap tanaman cantik saya potret, mereka berkomentar sembari berjalan. Namun,
ujung-ujungnya mereka juga minta di potret bersama bunga-bunga yang cantik
wkwk.
Kami pun mengikuti pemandu dengan jalan semakin
menanjak dan semakin menanjak. Di sepanjang tanaman yang ditemui, pemandu
menjelaskan. Anak-anak melihat sembari mencatat. Di setiap tanaman yang sejenis
diberi papan kecil yang berisikan nama latin tanaman dan nama yang dikenal di
Indonesia hingga manfaat tanaman tersebut apa. Sayang sekali, seperti foto
papan kecil ini tidak saya abadikan.
Anak-anak sibuk minta di potret, sibuk mencatat,
beberapa lainnya sibuk mengeluh. Merasa kakinya usdah tidak kuat jika harus
berjalan menanjak lagi dan lagi. Beberapa memilih ndelosor di jalanan
meluruskan kaki, beberapa memaksakan diri dengan menyemangati diri sendiri
bahwa dirinya kuat, beberapa ada yang santai mencatat, mendengarkan penjelasan
tanpa mengeluh.
Tak terasa azan ashar sudah terdengar, semua
rombongan berhenti pada bagian setengah puncak. Sepertinya tidak sampai puncak,
sepertinya tidak semua kami jelajahi, menurut kami terlalu luas dan sudah cukup
banyak informasi yang kami dapat.
Kami pun beristirahat sejenak, hujan sudah mulai
reda sehingga beberapa anak sudah melepaskan jas hujannya karena merasa gerah.
Kami beristirahat di depan arena kanti mungkin
istilahnya, di sebelah penjual makanan terdapat penjual bibit tanaman, bibit
tanaman bukan benih tanaman. Anak-anak yang membawa uang ke lokasi antusias
untuk membeli jajan karena sudah merasa lapar. Padahal baru dua jam yang lalu
mereka makan siang dan nyemil strawberry.
Mereka pun jajan pop mie sesuai dugaan. Suasana
dingin dengan kabut yang menutupi jurang-jurang menambah suasana menjadi
syahdu. Beberapa di antaranya sibuk mengelompok duduk lesehan makan pop mie,
beberapa yang lain sibuk minta di potret Mas BIC, beberapa yang lain asik
bercanda, bersendau gurau mengobrol denganku.
Hujan kembali hadir tanpa permisi, semua yang
berada di area tak teduh berhamburan sembari membawa pop mie dan peralatan
lainnya. Tak hayal ada pop mie yang ketendang, ada LKS yang basah, ada barang
yang ketinggalan, dll. Karena semua sibuk menyelamatkan diri.
Hujan datang cukup deras. Kami semua menepi
sembari menunggu hujan. Karena waktu sudah hampir sore, dengan hujan yang
sedikit mereda, kami pun turun ke bawah menuju bus agar tidak pulang kemalaman.
Dengan setengah kuyup, anak-anak meminta untuk
bisa berganti pakaian. Bus pun kembali penuh, anak-anak memeriksa kehadiran
masing-masing apakah sudah lengkap atau belu. Setelah presensi sampai akhir,
bus pun berangkat.
Daann kami perjalanan pulang.. meski nanti di
bawah akan mampir di masjid serta makan malam di daerah Klaten.
So, sedikit cerita PKL kali ini. Dari perjalanan
ini, banyak hal yang kita dapat. Ternyata, semua yang diciptakan Allah itu ada
tujuannya masing-masing. Tumbuhan atau tanaman yang kita kira tidak penting
mungkin ternyata memiliki sejuta manfaat sebagai bahan baku obat. Setiap bagian
tanaan memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Betapa nikmat yang Allah
beri, betapa luar biasanya Allah, Allahuakbar.
Sebagai manusia, kita patut mensyukuri segala
nikmat. Untuk bisa bersyukur kita perlu tahu hal-hal remeh yang bisa kita
syukuri, maka dari itu belajar di mana pun berada tanpa mengenal usia.
Sekian dari Ibu dengan 24 anak, sampai bertemu
di ceri lainnya….
Ceria sebelumnya >>>> PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!