Friday, October 21, 2022

 Kebun Aromatik : 1000 Manfaat di Balik Cantiknya Tanaman Hias




Lempar kanan, lempar kiri, terperosok ke depan, begitulah jika duduk di dalam bus dengan perjalanan meliuk-liuk bak ular berjalan apabila tidak berpegangan dengan erat. Memasuki matahari berada di puncak kepala, rombongan PKL dari SMP BIAS menyusuri jalanan dengan tepian jurang nan hamparan karpet permadani.

Pusing sudah mendera kepala, perut serasa dikocok, mata terpaksa dipejamkan dan mencoba mengalihkan pikiran. Tidak kurang dari dua jam, tepat pukul 12.30 wib kami sampai di lokasi PKL kedua. Datang lebih awal 30 menit dari waktu janjikan.

Sesampainya di sana, kondisi kepala yang sudah tidak tahan dengan aroma bus pun memilih turun sembari membawa kotak makan dan sebotol air mineral utuh. Jatah makan siang yang belum tersentuh, sama sekali. Saat di perjalanan anak-anak ceria seperti biasa seolah tak pernah lelah, mereka bercerita tentang ap ayang mereka lihat sembari menyantap makan siang. Sang pendamping ini memilih terpejam menenangkan gejolak di dalam perut dan kepala.

Kepsek pun turun dari bus untuk memeriksa lokasi dan mencoba berbicara dengan penjaga lokasi, saya pun turut turun agar bisa menyantap makan siang. Diikuti oleh beberapa siswa yang sudah menahan ke kamar mandi sejak perjalanan.

Kondisi lokasi tepat di belokan jalan, sehingga dari arah depan mau pun belakang sangat sulit memastikan ada kendaraan melaju atau tidak. Sekalinya ada, laju kendaraan sangat kencang. Betapa hati ini ketar-ketir ketika toilet berada di seberang jalan. Mulut ini tak henti-hentinya bersorak memperingatkan anak-anak untuk tidak sembarangan menyeberang. Alhamdulillah penjaga lokasi atau mungkin satpam lokasi membantu anak-anak untuk menyeberang.

Saya dan kepsek pun turut mengatre toilet. Tanpa di sadari, sebelah toilet terdapat banyak sekali tanaman buah stroberry yang buahnya sudah ranum dan siap dipetik. Benar saja, tak jauhd ari tempat kami mengantre, terdapat stan kecil yang menawarkan untuk petik sendiri, meski di stan kecil tersebut menjual strawberry yang sudah dipetik, dikemas dalam mika plastik. Mika ukuran besar seharga Rp20.000 dan mika kecil seharga Rp10.000 untuk tiga mika.



 

Melihat tanaman strawberry yang melimpah dengan buah yang ranum, diri ini tergoda untuk memotretnya, alhasil anak-anak ikut serta memotret diri bersama tanaman strawberry.

Anak-anak pun berburu strawberry untuk oleh-oleh katanya. Beberapa di makan di tempat dan dinikmati saat berada di lokasi PKL kedua.

30 menit berlalu, pukul 13.00 sesuai waktu janjian akhirnya lokasi dibuka. Kami semua bergegas masuk ke dalam lokasi dan disambut bunga mawar merah muda dan kuning yang begitu cantik semakin masuk ke dalam, kami disambut oleh bunga berwarna ungu yang sejujurnya saya lupa apa namanya. Aroma wangi dan obat sudah tercium bersama embusan angin dingin.

Semua siswa pun dibariskan untuk menerima sambutan dari pemandu lokasi. Oh iya, lokasi kedua kita yaitu Kebun Aromatik atau disebut dengan B2P2TPN singkatan dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berlokasi di Gondosuli Kidul, Gondosuli, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Sejauh mata memandang banyak sekali tanaman berbagai jenis, tanaman hijau hingga tanaman yang berbunga. Serta terdapat beberapa tanaman yang tak asing di mata seperti lavender, mint, bunga desember, dll.

Pemandu dan kepsek pun saling memberi sambutan dan saling memperkenalkan diri. Mereka bertukar buah tangan dan kemudian dilanjut dengan pembagian siswa menjadi dua kelompok, yakni kelompok putri dan kelompok putra.



Aku sebagai wali kelas putri, alhasil mendampingi putri, mengekor dari belakang agar tidak ada yang ketinggalan atua sengaja meninggalkan diri hehe.

Kami pun bergerak sedikit dari arena penyambutan, di sana terdapat empat bagian tanah yang ditumbuhi empat tanaman. Berhubung saya sibuk mengabadikan moment anak-anak, saya tidak terlalu mendengarkan arahan dari pemandu, lagi pula pemandu ada di barisan depan dan saya barisan belakang.

BIC atau bagian dokumentasi mengekor kelompok putra, alhasil walas ini harus mendokumentasikan setiap pergerakan anak-anak.

Tak lama kami bergerak, hujan mulai turun. Saya mengimbau anak-anak segera memakai jas hujan yang mereka bawa. Melihat mereka beramai-ramai menggunakan jas hujan plastik berwarna-warni terlihat sangat menggemaskan. Paduan warna seragam dengan jas hujan transparan berwarna-warni terlihat cantik saat di potret. Meski beberapa saling mengejek warna jas hujan satu sama lain, tapi mereka terlihat bergembira.

Setelah empat bagian tanaman dijelaskan dengan detail, beranjaklah kami ke daerah yang lebih tinggi. Sepanjang jalan menanjak, sisi kiri kanan jalan banyak sekali tanaman. Mata ini begitu tergoda untuk tidak mengabadikannya meski hanya dengan kamera ponsel. Anak-anak yang melihat setiap tanaman cantik saya potret, mereka berkomentar sembari berjalan. Namun, ujung-ujungnya mereka juga minta di potret bersama bunga-bunga yang cantik wkwk.

Kami pun mengikuti pemandu dengan jalan semakin menanjak dan semakin menanjak. Di sepanjang tanaman yang ditemui, pemandu menjelaskan. Anak-anak melihat sembari mencatat. Di setiap tanaman yang sejenis diberi papan kecil yang berisikan nama latin tanaman dan nama yang dikenal di Indonesia hingga manfaat tanaman tersebut apa. Sayang sekali, seperti foto papan kecil ini tidak saya abadikan.

Anak-anak sibuk minta di potret, sibuk mencatat, beberapa lainnya sibuk mengeluh. Merasa kakinya usdah tidak kuat jika harus berjalan menanjak lagi dan lagi. Beberapa memilih ndelosor di jalanan meluruskan kaki, beberapa memaksakan diri dengan menyemangati diri sendiri bahwa dirinya kuat, beberapa ada yang santai mencatat, mendengarkan penjelasan tanpa mengeluh.

Tak terasa azan ashar sudah terdengar, semua rombongan berhenti pada bagian setengah puncak. Sepertinya tidak sampai puncak, sepertinya tidak semua kami jelajahi, menurut kami terlalu luas dan sudah cukup banyak informasi yang kami dapat.

Kami pun beristirahat sejenak, hujan sudah mulai reda sehingga beberapa anak sudah melepaskan jas hujannya karena merasa gerah.

Kami beristirahat di depan arena kanti mungkin istilahnya, di sebelah penjual makanan terdapat penjual bibit tanaman, bibit tanaman bukan benih tanaman. Anak-anak yang membawa uang ke lokasi antusias untuk membeli jajan karena sudah merasa lapar. Padahal baru dua jam yang lalu mereka makan siang dan nyemil strawberry.

Mereka pun jajan pop mie sesuai dugaan. Suasana dingin dengan kabut yang menutupi jurang-jurang menambah suasana menjadi syahdu. Beberapa di antaranya sibuk mengelompok duduk lesehan makan pop mie, beberapa yang lain sibuk minta di potret Mas BIC, beberapa yang lain asik bercanda, bersendau gurau mengobrol denganku.

Hujan kembali hadir tanpa permisi, semua yang berada di area tak teduh berhamburan sembari membawa pop mie dan peralatan lainnya. Tak hayal ada pop mie yang ketendang, ada LKS yang basah, ada barang yang ketinggalan, dll. Karena semua sibuk menyelamatkan diri.

Hujan datang cukup deras. Kami semua menepi sembari menunggu hujan. Karena waktu sudah hampir sore, dengan hujan yang sedikit mereda, kami pun turun ke bawah menuju bus agar tidak pulang kemalaman.

Dengan setengah kuyup, anak-anak meminta untuk bisa berganti pakaian. Bus pun kembali penuh, anak-anak memeriksa kehadiran masing-masing apakah sudah lengkap atau belu. Setelah presensi sampai akhir, bus pun berangkat.

Daann kami perjalanan pulang.. meski nanti di bawah akan mampir di masjid serta makan malam di daerah Klaten.

So, sedikit cerita PKL kali ini. Dari perjalanan ini, banyak hal yang kita dapat. Ternyata, semua yang diciptakan Allah itu ada tujuannya masing-masing. Tumbuhan atau tanaman yang kita kira tidak penting mungkin ternyata memiliki sejuta manfaat sebagai bahan baku obat. Setiap bagian tanaan memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Betapa nikmat yang Allah beri, betapa luar biasanya Allah, Allahuakbar.

Sebagai manusia, kita patut mensyukuri segala nikmat. Untuk bisa bersyukur kita perlu tahu hal-hal remeh yang bisa kita syukuri, maka dari itu belajar di mana pun berada tanpa mengenal usia.

Sekian dari Ibu dengan 24 anak, sampai bertemu di ceri lainnya….


Ceria sebelumnya >>>> PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!

Sunday, October 16, 2022

 PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!



Suara ayam saling bersahut-sahutan, matahari masih enggan untuk menampakkan diri. Pukul 05.00 WIB yang terasa sangat sendu karena mendung sedang bergelanyut di langit kelabu.

Dengan sepeda motor andalan dan jaket hangat satu-satunya yang saya miliki, diri ini tiba di lokasi pemberangkatan untuk melaksanakan PKL Sekolah di daerah Karanganyar. Semua siswa sudah berkumpul, dengan dua guru yang lain sedang sibuk memeriksa barang bawaan. Anak-anak didik menyambut dengan hangat dan mungkin sedikit terkejut karena diri ini ternyata ikut serta pada kegiatan ini.

Siswa sudah bersiap untuk doa bersama, meski beberapa masih mengeluhkan untuk meminta obat anti mabuk perjalanan. Kotak obat yang sudah kusiapkan untuk siswa putra dan putri akhirnya keliling menuruti siswa yang ingin minum obat terlebih dahulu. Ada yang memilih obat tablet, ada pula yang memilih obat cair. Apa pun itu asal mereka nyaman dalam perjalanan.

Doa bersama dimulai dan dipimpin oleh kepala sekolah. Segala perlengkapan sudah dipastikan tidak ada yang tertinggal, begitu pun sarapan yang sudah dibagikan sebelum siswa naik bus. Yaps, kecuali aku, yang tidak pernah bisa makan apa pun jika berada di dalam bus.



Bus pun berjalan, dengan sedikit gelisah karena salah satu guru belum datang juga. Kemungkinan ia terlambat, waktu sudah menunjukkan pukul 05.15. Kepala sekolah memutuskan untuk meninggalkan guru tersebut karena sudah 15 menit sejak kesepakatan waktu berkumpul, ia tak kunjung datang. Jika kami menunda keberangkatan, maka kegiatan kami selanjutnya akan sedikit berantakan dan tidak sesuai estimasi waktu.

Gerimis pun menyertai perjalanan pagi ini. Rasa dingin tanpa basa-basi menyentuh kulit. Jaket hangat ini kurekatkan, niat hati ingin tertidur agar tidak mabuk perjalanan, apa daya, duduk di samping kepsek membawaku bercerita dari A sampai Z. Berawal dari keberadaan LKS PKL yang dibawa oleh guru yang terlambat, hingga rencana apabila LKS itu memang tertinggal bersama guru tersebut.

di tengah berdiskusi dengan kepela sekolah, terdengar canda tawa siswa di barisan belakang. Sisanya sedang asik makan, sebagian memilih melanjutkan tidur yang konon tidak nyenyak karena bangun pukul 03.00 untuk antre mandi.



Kurang lebih hampir 3 jam lebih perjalanan, sampai lah kami pada kantor administrasi Pabrik Karet, PTPN IX Kebun Batujamus, Karanganyar. Kepsek dan salah satu guru turun untuk melakukan administrasi. 15 menit kemudian rombongan kembali berjalan ke arah pabrik yang tidak sampai memakan waktu 5 menit.

Kami pun turun dari bus dan sudah disambut oleh beberapa petugas yang sudah disiapkan untuk memandu perjalanan kami di pabrik karet. Siswa masih tampak malu-malu dan lelah karena perjalanan. Kami pun Saling perkenalan dan memulai doa bersama.

 








Seusai apel singkat dengan penjaga pabrik karet, kami istirahat sejenak setelah perjalanan panjang untuk sekadar menikmati snack andalan sekolah yaitu pizza potong dan susu UHT rasa cokelat.





       Tak sampai 20 menit kami beristirahat, petugas sudah memanggil kami untuk mempersiapkan diri memasuki pabrik, melihat proses pengolahan karet hingga menjadi bahan baku yang siap digunakan. Berhubung proses awal hanya bisa dilihat pukul 10.00, kami memulai proses dari tengah karena sekarang masih menginjak pukul 08.00.

Seluruh anak-anak dibawa masuk ke sebuah gedung besar. Beberapa orang dewasa dengan pakaian sederhana mendorong sebuah gerobak besar berisi tumpukan lembaran-lembaran yang katanya adalah hasil karet yang sudah di asap untuk dilakukan pemilahan di dalam gedung. Anak-anak terlihat antusias dan penasaran dengan apa yang dilihatnya.


Tumpukan lembaran karet yang sudah diasap

 Namun proses pembuatan karet begitu panjang, sepertinya akan dibuat artikel tersendiri untuk ini yaa hehe, tunggu saja artikel selanjutnya.

Dari gedung pertama melihat hasil dari pengasapan karet, pemilahan, pengepresan, hingga pembungkusan dan siap diangkut. Kami beralih ke gedung yang tak jauh dari gedung pertama untuk melihat proses pengasapan. Beberapa siswa sudah dilanda mabuk aroma saat di gedung pertama karena aroma bau busuk serta bau solar yang menyengat hidung. Beberapa siswa memilih melipir menjauh karena tidak tahan dengan aromanya. Namun, siswa yang penasaran tetap mengikuti instruksi dan arahan dari pemandu dengan tertib.

Melihat proses pengepresan karet.

Berpindah lokasi ke gedung kedua, kami diajak untuk melihat proses pengasapan karet dari hari pertama hingga hari terakhir. Proses bahan bakar yang digunakan untuk pengasapan, proses pencucian hasil pengasapan sebelum dibawa ke gedung pertama, hingga limbah dari karet yang tentu sangat busuk aromanya daripada gedung pertama.


Karet yang sedang diasap


Bertandang ke gedung terakhir, yakni yang seharusnya menjadi gedung pertama kami kunjungi. Di gedung ketiga ini adalah gedung yang berisikan proses bahan baku karet mentah dari kebun karet yang diproses agar bisa dilakukan pengasapan. Aroma busuk dan gedung becek tak dapat dihindari. Jadi, anak-anak cukup berhati-hati di ruangan ini agar tidak terpeleset dan jatuh ke kubangan karet hehe.

Gedung terakhir, proses pengolahan karet mentah


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. setelah sesi foto bersama, memberikan kenang-kenangan kepada pihak pabrik dan berpamitan, kami bertandang ke lokasi kedua yaitu Kebun Aromatik. Konon kebun tersebut adalah kebun yang penuh tanaman obat yang terletak di daerah dataran tinggi. Sudah kebayangkan? Bagaimana jalanan yang akan kita lalui jika hendak menuju puncak?

Yaps! Diringi dengan gerimis namun cuaca panas dan lagi-lagi berbekal makan siang berbentuk box yang sudah dipesan untuk di makan ke dalam bus. Kami bersiap menuju lokasi kedua. Eitss, presensi dulu, periksa kelengkapan apakah seluruh siswa sudah berada di dalam bus. Mulai dari presensi satu hingga 24 semua lengkap anddd let’s go to the Kebun Aromatic!!

Dari perjalanan ini kami dapat belajar bahwa untuk mencapai segala sesuatu memang butuh proses meskipanjang. Untuk bsia menjadi sebuah sepatu, ban mobil atau motor, hingga peralatan lainnya, karet memiliki proses yang sangat panjang. Tanga-tangan mereka lah yang berjasa untuk mengolah karet mulai dari mengambil di pohon hingga menjadi bahan baku untuk pembuatan segala perabotan atau peralatan yang dibutuhkan manusia.

Yuk selalu beryukur, meskis aat ini kamu belum mencapai puncakmu, tak apa. Nikmatilah. Karet tidak begitu saja berubah menjadi sol sepatu. Bunga tidak begitu saja tumbuh dan mekar. Semua butuh proses. Tetap semangat!!

Nantikan cerita selanjutnya keseruan kami di Kebun Aromatik yaa!!

 

 

 

Cerita Selanjutnya >>> KebunAromatik : 1000 Manfaat di Balik Cantiknya Bunga

 

 

Tuesday, March 1, 2022

 SMP BIAS Mengikuti Lomba Musikalisasi Puisi






Semenjak diberlakukannya kembal sekolah tatap muka, kegiatan yang dulunya biasa dilakukan harus mengalami banyak perubahan mengikuti kondisi saat ini. Beberapa kegiatan literasi siswa sempat terhenti karena adanya pandemi. Namun, hal itu tidak menghentikan gerakan literasi di sekolah. Sekolah berusaha menggerakkan kembali gerakan literasi yang sudah biasa dilakukan dengan memberi inovasi-inovasi baru dalam setiap kegiatannya, salah satunya dengan mengikuti Lomba Musikalisasi Puisi yang diadakan oleh Nyalanesia.

Ini adaah pertama kalinya SMP BIAS mengikuti lomba Musikalisasi Puisi. Sebelumnya, sekolah belum pernah mengikuti lomba musikalisasi puisi. Dengan adanya kembali menggerakan literasi di sekolah serta adanya kompetisi dari Nyalanesia. Maka, untuk mengenalkan kembali siswa kepada literasi sekolah dengan mengikuti lomba musikalisasi puisi.

Dalam pembuatan konsep musikalisasi puisi ini, siswa dilibatkan secara langsung. Mulai dari pemilihan lagu yang hendak digunakan sampai kostum yang akan dikenakan.

Siswa yang mendapatkan kelas Gitar di sekolah dalam mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari ke dalam musikalisasi puisi. Pemilihan lagu yang kemudian disempurnakan oleh guru Gitar yaitu Bu Amin dipadukan dengan puisi yang sudah dipilih oleh Ustazah Phasa guru Bahasa Indonesia. Konsep pengambilan gambar digarap oleh TIM BIC sekolah, kemudian kostum dan make up digarap oleh Ust. Inna, Ust. Dian dan Ust. Phasa.

Dengan durasi waktu latihan hanya dua minggu ini, siswa mampu dengan cepat menyerap kagu dan puisi menjadi tampilan yang menarik. Hal pertama bagi mereka maupun guru-guru di sekolah yang dilaksanakan di tengah kepadatan kegiatan sekolah yang lain ini akhirnya dapat selesai tepat waktu.

Saat ini video Musikalisasi Puisi SMPIT BIAS Yogyakarta sudah dapat ditonton di akun Youtube Nyalanesia atau klik tautan berikut ini (https://www.youtube.com/watch?v=Hh32UTjHIpQ). Jangan lupa untuk Vote video kami agar menjadi salah satu juar terfavorit.

Wednesday, February 16, 2022

 Country Relationship for Youth’s


            Yah, yang punya hubungan relationship yang indah, tetap jaga hubungan baik itu. Jangan sampai ada perselisihan. Bukankah baik punya hubungan damai tanpa permusuhan. Junjung tinggi perdamaian, karena hubungan relationship itu tidak hanya antar orang, namun sampai skala dunia. Kita harus berhubungan baik dengan negara lain.

            Pada masa lampau, relationship masih belum terjalin begitu baik. Perang saudara karena perbedaan pemahaman. Zaman kerajaan yang masih sangat berpegang teguh dengan nenek moyang masing-masing, saling menginvasi antar kerajaan, dan terkesan ‘sendiri-sendiri’. Zaman perang besar dan penjajahan dimana yang dirasakan hanyalah penderitaan. Revolusi Perancis, Darah dan Besi, Perang Dunia 1 dan 2, Perang Vietnam, Perang Dingin, semua event sejarah itu cukup menggambarkan bahwa di masa lalu, terkadang beberapa negara tidak saling akur.

Syukurlah saat ini sudah damai dan hubungan antar negara sudah membaik. Tiap negara sudah mengembangkan kerja sama antar negara seperti kerja sama bilateral, multilateral, dan regional dalam bidang politik, militer, budaya, pendidikan, ekonomi, perdagangan, kesehatan dan banyak masih lagi. Kian hari, semua pihak terus meningkatkan kerjasama ini.

Kita lihat sedikit dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Dalam bidang ekonomi lembaga perdagangan internasional dibentuk untuk mendukung kerjasama ini, diantaranya AFTA, WTO, dan International Trade Organization. Negara kita yang sebagai negara kepulauan atau maritim dengan kondisi geografis yang menguntungkan dengan dilalui oleh jalur pelayaran dan perdagangan membuat Indonesia sering berinteraksi dengan negara luar dan tentunya berdagang. Selain kondisi geografis, faktor SDA juga menjadi pendukung. Kekayaan SDA yang melimpah membuat negara lain tertarik dengan Indonesia. Komoditas yang banyak dilirik oleh negara lain adalah rempah-rempah, hasil perkebunan, dan hasil tambang. Guna semakin mendukung kerjasama ini, beberapa pihak membentuk LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) untuk mengirim tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan luar negeri.

Dalam bidang pendidikan, pemerintah selalu berusaha yang terbaik. Guna mewujudkan kerja sama ini pemerintah menyediakan beasiswa sekolah ke luar negeri, seperti halnya beasiswa kuliah dan program pertukaran pelajar. Salah satu tujuannya adalah agar seorang pelajar dapat belajar sesuatu di luar negeri yang mungkin tidak didapatkan di negara asal dan saat kembali ke negara asal dapat mengimplementasikan hal yang dipelajarinya untuk memajukan bangsa dan negara. Juga untuk memperkenalkan budaya lokal kepada dunia.

Kerjasama tersebut membawa banyak manfaat. Dalam bidang ekonomi, dengan berdagang secara Internasional dapat memudahkan tiap negara untuk memenuhi kebutuhannya, para TKI dapat menjadi pahlawan devisa negara, dan dapat memberikan keuntungan dengan penghasilan yang lebih baik untuk pekerja yang bekerja di luar negeri. Dalam bidang pendidikan selain manfaat yang telah disebutkan sebelumnya, pelajar juga bisa mengembangkan minat dan bakat. Mereka juga dapat berinteraksi dan berteman dengan orang luar negeri yang dapat memperkuat hubungan antar negara untuk saling memahami dan menjadi pengalaman yang sangat berarti.

Membahas manfaat sebenarnya masih banyak lagi. Namun di samping manfaat ada juga kekurangan atau sisi negatif. Satu hal yang perlu kita garis bawahi dalam bergaul internasional adalah jangan mudah terpengaruh dengan budaya, perilaku, dan ideologi pemahaman yang salah. Jangan terpengaruh! Kita harus berpegang teguh dengan nilai yang kita anut bersama. Saling menghargai satu sama lain. Intinya adalah kita perlu persiapan yang matang untuk menghadapi globalisasi. Bijaklah dalam bertindak.

Jahfal Ahmadinajid Mustain. Yogyakarta. “Jika diammu itu bijak, maka diamlah. Namun jika diammu diinjak, maka bicaralah agar mereka diam” #16VCO

Tuesday, February 15, 2022

                                                         Sisi Dunia Perundungan

 




            Perundungan menurut KBBI merupakan segala bentuk perisakan atau penindasan yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti secara fisik, verbal, dan psikologis. Bagi kalangan anak muda di Indonesia mungkin tindakan perundungan sudah sangat lazim didengar. Namun tetap saja tindakan tersebut,seharusnya tidak dianggap wajar dikalangan remaja. Terlebih lagi oleh para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah.

Penyebab dari perundungan dapat berawal dari hal yang wajar hingga merujuk pada hal yang tidak wajar atau dapat dikatakan hal yang sepele. Banyak kasus perundungan yang menyebabkan korbannya putus sekolah hingga yang paling ditakutkan yaitu bunuh diri. Angka perundungan di Indonesia terhitung cukup tinggi apabila disandingkan dengan negara tetangga. Terlebih lagi pada kota-kota metropolitan berpenduduk padat. 

            Perundungan terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara pelaku dengan korban. Biasanya pelaku akan melakukan tindak kekerasan hingga mengancam korban agar menuruti permintaannya. Latar belakang ekonomi pun juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya perundungan. Orang yang memiliki ekonomi dibawah rata-rata akan diperlakukan secara tidak adil oleh orang yang lebih berada. 

Bila diambil contoh dari negara kita, terdapat kasus perundungan yang dilakukan pelajar tingkat SMP terhadap rekan satu sekolahnya. Berdasarkan sumber yang beredar di website kompas.com, terdapat  korban yang diinisialkan dengan MS mendapatkan perilaku kekerasan oleh kedua temannya. Kedua pelaku mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan semata-mata hanya karena bercanda. Dikatakan bahwa korban diangkat beramai-ramai lalu dijatuhkan ke lantai  begitu saja, korban juga dilempar ke pohon. Hal itu menyebabkan dua ruas jari tangan korban harus diamputasi dikarenakan jaringan di jarinya sudah mati. Orang tua kedua pelaku sepakat untuk menanggung biaya rumah sakit. Pihak kepolisian memproses kasus ini sehingga kedua pelaku dikenakan tindak hukum.

Apabila diambil contoh dari negara lain, mungkin Korea Selatan termasuk negara dengan angka perundungan yang cukup tinggi. Ditambah negara dengan julukan negri gingseng tersebut memiliki standar kecantikan tersendiri yang membuat rendahnya rasa percaya diri di negaranya juga meningkat. Kulit seputih susu, hidung mancung, hingga wajah yang tirus adalah standar kecantikan di sana. Wanita yang tidak memenuhi standar tersebut sangat rentan terkena tindakan perundungan. Contoh tindakan perundungan yang sering dialami remaja di sana adalah perundungan dalam bentuk fisik. Biasanya korban diperlakukan dengan cara dipukul, ditendang  dan kekerasan fisik lainnya.

Ada pula sebutan bagi tindakan perundungan yang terjadi melalui sosial media. Tindakan tersebut lebih berdampak kepada mental seseorang karena pelaku dapat sepuasnya merundung korbannya secara anonim. Hal ini lebih sering terjadi pada kalangan selebritas atau orang-orang terkenal dan tentu lebih cepat memakan banyak korban secara mental.  

Korban yang mengalami tindakan perundungan memerlukan lingkungan yang mendukung dirinya untuk bangkit kembali. Dukungan orang-orang terdekat seperti orang tua sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. Orang tua dapat mendukung anaknya untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya kembali seperti mengajak anak untuk berbicara secara serius namun santai dari hati ke hati di tempat yang mendukung, peran teman yang baik  pun juga dibutuhkan dalam kondisi ini.  Di dalam pelajaran tentu sudah diajarkan adab dalam bersikap sesama manusia, sikap perundungan tentunya merupakan sikap yang tidak terpuji.

Perundungan dapat menimbulkan dampak dengan jangka panjang bagi korban. Jika dibiarkan terus-menerus korban dapat merasa depresi yang memungkinkan korban berpikir untuk bunuh diri. Dampak fisik yang dirasakan pun tidak bisa disepelekan, seperti nafsu makan menurun, kekurangan berat badan, dan perasaan yang tidak jelas.

Apabila ditelusuri secara mendalam tindakan perundungan memiliki banyak sekali dampak fatal yang dihasilkan. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya menghilangkan kebiasaan buruk itu dari kita sendiri. Jangan sampai tindakan tersebut masih ada hingga anak cucu kita nanti. 


Penulis :

Namaku Clarinta Nareswari Kinanti Riyadi. Lahir di Jakarta, 29 Desember 2006. Alamat rumah di Perumahan Gadjah Mada Asri, Turi, Sleman. Moto hidupku “Jika orang lain bisa, tidak ada alasan untuk aku tidak bisa.” Instagram: @cllrntaa

#16VCO

 

 

 

    

 

 

 

 

Sunday, February 13, 2022

 Dibalik Musikalisasi Puisi Ziarah Tanah Jawa



Hari itu berjalan seperti biasa, mengajar, mencari materi, mempersiapkan untuk pelajaran selanjutnya, bahkan untuk materi esok hari. Saat mata fokus ke layar laptop dan jari jemari berirama mengikuti, sebuah notifikasi pesan masuk muncul di pojok kanan bawah layar laptop.

Pesan tersebut dari panitia GSMB Nyalanesia. Ingin hati membukanya nanti, tapi nyatanya pesan tersebut mampu menggoyahkan keistiqomahan meramu materi. Pesan tersebut kemudian kubuka, kubaca perlahan dan mencoba memahami. Sebuah pesan yang tidak bisa dibalas tersebut menjelaskan terkait teknis lomba Video Nyala Kreasi.

Setelah mencoba memahaminya, kemudian memberanikan diri untuk menyampaikan ke kepala sekolah. Sebagai guru baru yang diamanahi kegiatan literasi sekolah, keraguan muncul dalam benak. Berbagai pertanyaan muncul dalam benak. Apakah mereka akan mengikutsertakan siswa? Jika iya apa yang akan diambil? Mengingat banyak sekali kategori perlombaannya. Kemudian pesan tersebut dikembalikan kepada saya oleh kepala sekolah dan sepenuhnya saya yang memegang kendali.

Dari semua kategori yang disebutkan, ketertarikan terhadap musikalisasi puisi cukup besar. Mengingat anak-anak sudah belajar gitar di sekolah dan pasti pandai bernyanyi. Kemudian hal tersebut dicetuskan kepada guru lain, meramu ide videonya dan mencari siapakah gerangan yang akan ikut serta dalam ajang ini.

Namun, setelah memilih kategori, lagi-lagi keresahan mendera. Berhubung tidak pandai terkait musik, sebagai pencetus ide ini kebingungan terkait musik yang akan digunakan. Alhasil diskusi dengan guru-guru lain menyatakan bahwa musik bisa dibantu oleh guru Gitar. Nyatanya, permasalahan itu belum selesai, diskusi terkait siapa siswa yang akan ikut serta belum menemukan titik temu. Akhirnya kriteria bisa menyanyi dan bermain gitar mencetuskan hasil bahwa siswa kelas 9B akan ikut serta.

Setelah musik dan juga peserta, keresahan belum berakhir. Kelas 9B terdiri dari 12 anak, ketidakmungkinan untuk menyertakan mereka semua dalam satu tampilan. Mengingat bahwa waktu perlombaan tinggal tiga minggu lagi. Namun, keresahan itu terjawab saat mengamati siswa kelas 9B dalam diam. Sehingga memutuskan untuk satu kelas bergabung dalam kegiatan tersebut.

Kemudian keresahan lain muncul yaitu tentang pembagian 12 anak dalam musikalisasi puisi. Siapa yang akan menyanyi, siapa yang akan membaca puisi, dan siapa yang akan bermain gitar. Setelah melakukan diskusi dengan guru gitar serta penentuan masing-masing siswa dalam membaca puisi, maka diputuskan bahwa cukup enam anak yang akan memegang musik.

Dan yaa, kelas 9B dengan 12 anak itu bernama Dinda, Zhasa, dan Fifi yang akan membacakan puisi, kemudian Aliya, Erina, dan Shafa sebagai vokalis, dan sisanya yaitu Clarinta, Ersa, Alifa, Chalisa, Azkia, dan Dzanida. Dua belas gadis yang cantik dan manis serta berbakat. Mengapa demikian? Ya, mereka dapat diajak berproses dengan baik.

Masalah musik saya serahkan sepenuhnya kepada siswa. Mereka yang memilih, mereka yang menentukan, mereka yang menyimpulkan. Sedangkan puisi sudah saya siapkan, sebuah puisi yang sarat makna dan sesuai dengan tema.

Kolaborasi yang apik ketika masing-masing bagian belajar terkait tugasnya masing-masing. Semangat mereka, usaha mereka latihan di sela-sela jam pelajaran yang padat perlu diberi apresiasi.

Sebagai koordinator dan guru baru di sekolah ini, banyak sekali kekhawatiran, banyak sekali kecemasan yang sebenarnya tak perlu terlalu dipikirkan. Selama dua minggu penuh mereka latihan tiada henti. Di sela-sela kegiatan pondok mereka berlatih. Di sela-sela kesibukan guru Gitar yaitu Bu Amin beliau bersedia membantu mengajari anak-anak bermain gitar dan menyanyi. Tugas saya tentu untuk mengajari mereka membaca puisi. Meski saya merasa kurang maksimal dalam mengajari. Namun, upaya selama dua minggu penuh akhirnya terpenuhi.

Tibalah hari H untuk semua bergabung menjadi satu. Memadukan puisi, lagu, dan juga nyanyian. Dendangan pertama membuat hati bergetar, bangga, karena mereka mampu berproses dengan baik dalam waktu singkat.

Kekhawatiran lain muncul apabila perlombaan ini tidak membuahkan hasil. Nyatanya, pemikiran  itu salah kaprah. Kegiatan lomba musikalisasi puisi yang pertama kali diikuti oleh sekolah ini setidaknya menjadi awal anak-anak berkarya setelah terkekang karena pandemi. Setidaknya kegiatan ini dapat membuat mereka berproses dan nantinya akan menjadi cerita yang tak kan terlupakan.

Segala persiapan dikerjakan bersama-sama. Menentukan kostum, menentukan lokasi pengambilan video, dsb. Namun, kesedihan mendera ketika hari H alam tidak bersahabat, sehingga ide awal tak bisa dilaksanakan dan kemudian melakukan rencana kedua.

Dan dengan jadwal mereka yang padat, mengambil sisa waktu yang ada. Kami mengambil video untuk pertama dan terakhir. Tidak ada pengulangan dan malam itu juga semua sudah harus beres. Hingga hampir tengah malam dengan keadaan besok mereka masih sekolah. Sungguh, pengorbanan serta perjuangan mereka sangat saya apresiasi.

Terima kasih anak-anak, sudah mau berproses bersama Ustazah. Semoga proses ini dapat menghantarkan kepada kalian kebaikan dan ilmu yang lebih banyak lagi.

Nak, nama-nama kalian sudah Ustazah abadikan dalam tulisan ini. Seperti yang sering Ustazah sampaikan, bahwa tulisan akan abadi, tulisan akan berumur panjang melebihi usia yang ada. Nanti, saat tulisan ini kalian baca, kalian akan tahu betapa bangganya Ustazah mengawali proses kalian. Semoga kalian menjadi anak-anak yang sukses dan selalu dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT.

Apa pun hasilnya nanti, apabila memang juara patut kita syukuri, apabila tidak juara juga patut kita syukuri. Perlombaan bukan tentang siapa yang menang dan kalah, melainkan bagaimana kalian berproses, berusaha, dan berdoa, serta memaksimalkan dalam berproses adalah yang terpenting.

Terima kasih, Nak dan semua rekan-rekan yang telah membantu menyukseskan program ini. Semoga Allah membalas kebaikan kita semua. Serta panitia Nyalanesia mau pun Tim, kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya karena sudah membuat kami kembali mengawali kegiatan literasi di sekolah kami. Semoga segala hati dan kebaikan Tim Nyalanesia dibalas oleh Allah SWT.

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa