Showing posts with label Cerita Bersambung (Cerbung). Show all posts
Showing posts with label Cerita Bersambung (Cerbung). Show all posts

Friday, February 13, 2015

eghem eghem test test.. kali ini ada project baru. cerbung baru all about icil :D
entah ini mau disambung lagi atau tidak tunggu nanti. yg terpenting di hari yg menurut kalian spesial tapi tdiak untuk admin. kan admin islam hehe, ada new cerbung. entah bagaimana alur cerita ini hehe.

maapkan segala bentuk Typo yg ga beraturan :D
cekidooott >>

CERBUNG SHACKLE PART 1

bisa kalian lihat juga cerbung ini dicatatan facebook nya :)

author : FB : Hidayah Nurila Phasa dan Fina Atikasari

tokoh-tokohnya :

Ify,Rio,Cakka, Alvin,Agni,Sivia, Shilla,Gabriel dll :p


CERBUNG SHACKLE PART 1


Part 1

“gimana nih ada rencana liburan untuk semester ini gak?” tanya Shilla kepada beberapa gadis dihadapannya yang sedang duduk bersila dan asik dengan dunianya sendiri.
“ah, harus ada. Liburan kali ini kan cukup panjang”sahut Sivia dalam kondisi masih sibuk dengan iphonenya.
“iya sih, pokoknya kali ini harus beda, bosen ah kalo cuman main ke pantai dan habisin duit ke mall”ucap Shilla.
          Dari dalam rumah, Ify keluar dengan membawa nampan berisikan penuh juice untuk kedua gadis yang asik di gazebo rumahnya. Langkah kaki gadis ini terlihat lambat karena takut minuman di nampannya tumpah.

Wednesday, November 5, 2014

CERBUNG YOURS #PART 1

Bersamamu aku bisa, bersamamu aku dapat memiliki, bersamamu aku mampu, dan bersamamu adalah kebahagiaanku.
^_^
Senja mulai menghadang, mengakhiri aktivitas pada hari ini. Sejak matahari terbit semua insan di dunia ini sibuk beraktivitas. Begitupun Firda sahabatku, lima belas menit lagi pasti dia akan kesini. Ya di sini, menemaniku yang terbaring lemah di rumah sakit.

Ketika semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing, aku hanya mampu untuk melihat ruangan kamar bercat biru, beraroma obat-obatan dan tetes demi tetes cairan infus mengalir ke dalam tubuhku. Sepi, itulah yang kurasakan. Tapi tidak ketika senja menghadang, sahabatku, bahkan keluargaku akan berkumpul menemaniku saat semua kegiatan mereka selesai.
Tuhan memang adil, sangatlah adil. Dibalik sepiku akan ada tempat untukku merasakan keramaian. Ini memang ujian yang diberikan-Nya kepadaku, belajar untuk merasakan sendiri dan bersabar.
“Caca!” sapa Firda padaku saat memasuki kamar rawatku. Sore ini ia terlihat begitu anggun, jeans abu-abu serta t-shirt ungu yang dikenakannya begitu cantik, sama seperti yang mengenakannya, berambut panjang, hidung mancung sedang, dengan mata almond dan alisnya yang cukup tebal.
Rambutnya ia biarkan terurai begitu saja, tersapu angin dan terlihat berterbangan. Tangannya penuh dengan tas plastik putih berisikan buah-buahan, ya pastinya untukku.
“Gimana keadaanmu hari ini Ca?” tanyanya padaku, matanya tampak berbinar. Cantik sekali.

Tuesday, February 4, 2014

Jika aku bukan jalanmu ku berhenti mengharapkanmu, jika aku memang tercipta untukmu ku kan memilikimu.

“aduh neng ngegalau aja kerjaannya ?”  ucap Sivia yang membuyarkan lamunanku.“eh apa emm anu nggak kok, gue ga lagi galau” bohongku.

“kalau ga galau kenapa nglamun trus ? kamu akhir-akhir ini berubah” ucapan Sivia terdengar sedih, mungkin karena melihat sikapku yang memang sedikit agak berubah. Aku bingung harus menjawab apa, aku paling tidak pandai berbohong jika sudah berhadapan sivia.

“aku berubah ? haha Sivia, tak ada yang berubah dariku, aku masih sama seperti dulu” jawabku tersenyum, yang lebih terlihat seperti senyuman paksa.
“kamu memang Tere yang dulu tapi kamu bukan Tere sahabatku, Tere sahabatku itu engga kayak gini, suka ngelamun, nangis ga jelas, ngegalau atau apalah seperti orang yang tak punya semangat hidup.Tere sahabatku itu orang yang tegar, orang yang selalu ceria, aku sedih liat kamu begini, Re” jelas Sivia. Tampak raut wajahnya yang semakin sedih akan perubahan sikapku.
“aku masih tere yang dulu, tapi tidak untuk hidupku. Hidupku berubah semenjak......”
“semenjak ada aku, kan ?”ucap seseorang memotong ucapanku.
 “RIO !” ucapku kaget melihat rio tiba-tiba saja berada dibelakangku.
“iya aku, orang yang membuat hidupmu berubah, orang yang telah menghiasi hari-harimu seperi awan mendung, hitam, kelam” ucap rio sambil perlahan mendekatiku.
“aku janji, aku tak akan mengganggu hidupmu lagi. Aku akan mengembalikan hari-hari indahmu seperti dulu. Aku tahu, kisah kita dulu takkan bisa terulang kembali. Tapi kuharap, kau tak menyesal karena pernah mengenalku, tak menyesal bahwa aku pernah singgah dihatimu. Terimakasih telah berkorban untukku, terimakasih juga telah mengajarkanku arti sebuah pengorbanan. Maaf karena aku menyia-nyiakan pengorbananmu selama ini. aku tak akan membuat sinaran wajahmu redup kembali, aku hanya bisa berharap, sinaran indah diwajahmu kan bercahaya kembali, Aku berharap, setelah ini hari-harimu akan kembali berwarna, wajahmu akan secerah biasanya, sebelum adanya aku” lanjut Rio. Sebelum pergi, ia tersenyum manis kepadaku. Setelah semua yang dia ucapkan, entah kenapa hatiku serasa sakit, jantungku seakan berhenti berdetak. Tuhan apalagi rencanamu untukku ??
^_^
Adakah bintang yang selalu hadir dalam siangku ? adakah matahari yang hadir dalam malamku ?
Rio berjalan lemas, serasa  tak berdaya. Entah apa yang ia rasakan saat ini setelah apa yang ia ucapkan kepada tere. Sekarang, pupus sudah harapannya untuk merajut kembali kisah cintanya bersama Tere.
“Rio !!” panggil Shilla yang sedang berjalan berdua dengan Alvin.
“ah hai Shil,Vin”balas Rio lemas. Shilla dan Alvin menghampiri Rio.
“loe kenapa, yo ? lemas gitu” tanya Alvin.
“gue sama tere berakhir. Nggak ada kesempatan lagi buat gue”
“jangan gitulah yo, perjuangin kalo memang itu pantas tuk diperjuangin” saran Alvin
“iya Yo, lagian Tere itu pantes buat loe perjuangin. Tenang aja, pasti kita bantuin”tambah Shilla.
“semoga aja. Karena ini kan sama sulitnya dengan mengembalikan bunga yang layu menjadi segar kembali, mustahil” ucap Rio putus asa.
“Yo, dengerin gue, ga ada yang mustahil di dunia ini, jika kita mau berusaha kesuksesan akan menjadi milik kita” semangat Alvin.
“thanks Vin,Shil. Kalian memang sahabat yang selalu ngertiin gue”
“sama-sama Yo, jangan mudah menyerah oke !, diterima atau tidak itu urusan belakang, yang penting usaha yo. Semua juga butuh proses, kan ?”
“dapatkah cinta ini diperjuangkan lagi? tapi  aku sudah berjanji tuk pergi dari kehidupannya” ucap Rio dalam hati.
^_^
Sekolah mulai ramai. Satu persatu siswa memasuki kelas, karna sebentar lagi bel masuk akan berdering.
Kriing !! kring !! kring !! dan benar saja bel pun berbunyi. Seperti biasa sebelum memulai pembelajaran hari ini, berdoa bersama dilaksanakan. Semua siswa di dalam kelas tampa khusyuk berdoa. Setelah berdoa, pembelajaran akan dimulai. Namun terhenti sejenak saat terdengar pengumuman dari ketua osis.
“mohon ma’af kepada seluruh bapa ibu yang sedang mengajar. Pengumuman kami tujukan untuk seluruh siswa SMA Sentosa bahwa besok malam akan diadakan acara prom night dalam merayakan malam tahun baru.mohon untuk partisipasinya semua siswa, Terimakasih”
Suka ria terpancar dari beberapa anak yang memilik pasangan, sedangkan para jomblowers pada galau semua. Karna acara malam pesta dansa identik dengan berpasangan. Huft... serasa malas tuk mengikuti acara tersebut.
“Re, loe ikut kan ?” tanya Shilla.
“loe ngledek ?”
“yey...ditanya malah sewot”
“gue males ah, lagian gue dateng sama siapa coba ? dari tahun kemaren juga gitu”
“nah loe kan biasa sama Ray” Shilla menunjuk Ray dengan dagunya, sedangkan Ray hanya senyum-senyum gaje.
“tinggal besok deh Shil, tuh guru udah dateng bahasnya nanti aja”
^_^
Keramaian kantin tak terhindarkan, maklum jam pelajaran telah usai saatnya para siswa untuk beristirahat mengisi lelah setelah pelajaran.
Seperti biasa pula, aku dan para sahabatku duduk dimeja kantin yang dapat untuk 8 orang. Huft kebersamaanku kali ini lumayan bisa melepas penat.
Namun, tak seperti biasa, seorang Rio yang biasa bersama Alvin kali ini tak ada. Apakah benar ia akan menjauh dariku ? menjauh dari kehidupanku ? ini semua memang keinginanku, tapi akankah aku sanggup untuk menghadapinya ?
“Re !” seseorang memanggil namaku, aku tahu siapa gerangan yang memanggilku, serasa malas sebenarnya.
“hmm ?” jawabku saat berpaling dari awal fokusku.
“besok malam, dateng bareng aku yuk ? diacara prom night” ucap Ray yang membuat para sahabatku bersorak ria.
“cieee !!”
“hmm, taulah Ray kemungkinan aku tidak datang, thanks untuk ajakannya” jelasku pada Ray.
“yey kok gitu ! kasihan Ray, udah ngajak baik-baik juga. Sok jual mahal”ledek Sivia
“kalian mah enak, dateng sama pacar masing-masing, nah gue ? haruskah sesama jomblo dateng ? gue ga mau. Tidur dirumah lebih asik”
“jadian ajalah sama Ray” celoteh Alvin.
“iya biar ga jomblo lagi tuh” kini Shilla ikut-ikutan.
“hmm, gapapa kok kalo Tere ga mau pergi sama aku, aku engga memaksa. Makasih Re, aku permisi dulu” Ray meninggalkan kantin. Nyesel sih sebenenrnya menolak Ray yang notabennya idola para cewek disekolah, tapi hmm aku tak suka dengannya, aku tak mau memberi harapan kosong kepadanya.
Disudut kantin tampak seseorang memperhatikan keberadaanku, ya aku tahu siapa orang itu. Duh dunia, penat yang harusnya bisa hilang kenapa datang lagi. Tuhan, cukup untuk ini semua. Adakah hal lain yang bisa menjadi masalahku selain ini ?
“eh pulang sekolah, ke butik yuk,nyari gaun buat besok malam ?” ajak Shilla. “siap bos  aku setuju !” Sivia bersemangat
“kita ikutan dong” ucap Zahra yang datang bersama Agni.
Suntuk, ya itu yang aku rasakan. Semua pada sibuk sama acara prom night besok. Hmm aku tak akan sibuk and Im not puzzle.
“Re, ikutan ga ?” ajak Sivia padaku
“hem, engga deh buat apa coba ? Aku lagian ada janji sama mama” tolak ku.
“yah Tere, ga seru kalo kamu ga ikut, ayolah yaya. Kan prom night engga harus berpasangan, nanti deh kamu sama kita-kita” bujuk Zahra
Aku hanya geleng-geleng kepala menolak, karna aku memang ga mau ikut. “bilangnya sama kita-kita tapi tetep nanti sama pacarnya sendiri-sendiri males banget” gerutuku dalam hati.
Para cowok atau para pacar mereka menghampiri ikut duduk dikantin, ya sudah biasa memang setiap istirahat begini. Dan hanya aku yang sendiri dan selalu aku yang jadi bahan tertawaan mereka karna aku jomblo sendiri.
Aku jomblo bukan karena aku tidak laku, single itu prinsip, udah aku bilang dari cerita sebelumnya, aku tak mau mengulang sakit lagi seperti dulu.seperti halnya sebuah lagu dangdut yang mebuatku semakin yakin “jangan bercinta bila takut tuk merana” ya cukup sekali aku merasakan sakit yang membuat ku berubah. Aku hanya ingin benar-benar fokus pada sekolahku. Karna masa depanku berawal dari sekolah. Kalo aku tak bersungguh-sungguh, masa depanku akan masih tergantung, masih belum ada kepastian.
^_^
Malam ini acara prom night akan dilaksanakan. Seperti biasa pula, kalau aku tidak ikut pasti para sahabatku menjemputku dengan paksa, maka dari itu sebelum semuanya terlambat aku lebih memilih pergi terlebih dahulu sendiri, ke manapun hati ini ingin pergi. Bersama senja yang mulai menyergap, aku sedikit memikirkan kemana ingin menuju..
Aku teringat akan hobi yang selama ini tidak aku sentuh sama sekali. Bernyanyi dan bermain piano. Hmm dengan semangat aku melangkahkan kakiku menuju tempatku privat piano dulu.
“hai Tere, duh lama kamu gak kesini kemana aja sih ?” celoteh teman privatku yang bernama Diana yang notabennya anak pemilik les privat.
“hehe woles woy, iya nih lama aku ga kesini, kangen deh. makannya aku sekarang kesini” jawabku
“kita maen yuk’ ? aku ada lagu baru hehe” ucap Diana
“oh ya let’s go  aku jadi penasaran, lagi pula jari jemarkiku mulai gatal ingin segera bermain piano“ aku dan Diana beranjak dan bergegas pergi menuju grand piano putih bersandar. Aku membenarkan posisi dudukku dan juga Diana.
Jari jemariku tampak bergetar memainkan tuts tuts hitam putih itu, lama aku tak memainkannya, padahal ini hobi yang tak penah aku tinggalkan. Hatiku mulai terhenyuh oleh alunan nada yang aku mainkan. Niatnya mau duet sama Diana tapi aku malah asik sendiri dengan permainan piano ku. Diana tampak memperhatikanku lekat-lekat. Entah kenapa butiran hangat itu jatuh membasahi kelopak mataku.semakin haru aku memainkan piano putih itu, emakin eras pula cairan itu keluar.
“Re,” panggil Diana yang memegang pundakku, membuat aku memberhentikan jari jemariku dari atas tuts tuts hita putih itu.
“hmm ya sorry Di, “ jawabku dengan mengusap air mataku yang masih berlinang di pipi.
“sepertinya ada masalah ?” tebak Diana
“hem iya, banyak bangeettt..” keluhku
“mau cerita ??” tawar Diana
“he.em” aku menganggukan kepalaku. Diana teman yang bisa aku percaya. Aku memang lagi butuh sandaran saat ini. Apabila cerita sama sahabatku yang lain, pasti itu akan mengganggu mereka, aku sudah banyak menyusahkan mereka.
Ku ceritakan semua keluh kesahku pada Diana, dia mendengarkan dengan seksama tak lupa saran dari bibirnya terucap untukku.
Lega, ya itu yang aku rasakan. Jam tanganku menunjukkan pukul 20.00 Wib. telah lama aku berada disini. Ya setelah ku hitung-hitung setelah melakukan sholat isya’ tadi. Mungkin para sahabatku juga bingung mencariku. Sekitar habis sholat ashar tadi aku keluar rumah. Hmm aku nyaman berada disini bersama Diana. Aku saling tukar cerita padanya. Karna telah lama juga aku tidak bersama Diana, semenjak aku masuk SMA.Diana adalah sahabatku semasa SMP dulu.
“hmm, thanks ya Di, kamu sudah mau mendengarkan semua ceritaku, yang sdikit alay ini hehe” ucapku pada Diana.
“sama-sama Tere kita kan sahabat” aku memeluknya dengan penuh ucapan terimakasih. Andai sahabatku yang ada saat ini bisa menghibur laraku. Betapa bahagianya aku.
^_^
“Tere, kemana Sih ? engga ngasih kabar sama sekali.apa dia marah sama kita ?” ucap Sivia kepada yang lain. Tampak Rio hadir dalam acara prom night tersebut.
“mungkin karena keberadaanku sehingga membuat dia tidak datang kesini” ucap Rio
“engga Yo, bukan karnamu. Tere memang sudah komitmen dari kemarin kalo dia ga mau dateng, dia pulang sekolah tadi juga ga bilang apa-apa kan sama kita. Dia pulang gtu aja ?” Ucap Zahra
“hem, kalian engga coba ngehubungi dia ?” tanya Rio
“udah aku hubungi dari tadi, handphonenya ga aktif. Entahlah aku bingung sama Tere sekarang sudah mulai tertutup pada kita” jawab Shilla.
Rio tampak berfikir, entah apa yang ada dipikirannya. Dia beranjak dari duduknya. Dan beregas pergi.
“mau kemana Yo?!” teriak Alvin.
Namun Rio tak menghiraukan pertanyaan Alvin. Ia tetap memandang kedepan menuju tempat mobilnya diparkir
^_^
“Re, kita jalan bentar yuk ?” ajak Diana.
“ayok !! dari tadi udah mewek terus aku hehe”
“yah kamu sih nangis aja kerjaannya yau dah yuk, kita ke tempat biasa. Ya, semoga bisa menghibur hatimu yang luka hehe” ucap Dina dengan senyuman yan tak pernah aku lupakan. Senyuman seorang sahabat sejati.
Aku menganggukan kepala, dan beranjak dari tempat duduk ku. Berjalan bersama Diana mengenang kisah saat SMP dulu bersamanya. Saat aku berada ditaman bersama Diana, dan asik menyeruput es Doger. Seseorang memanggil namaku.
“Tere,!!” aku berpaling ke arah suara yang memanggilku. Seseorang itu menghampiriku.
“Hai, Yo !” teriak Diana.
“Hai Di, lama kita engga ketemu” ucap Rio.
“iya nih, loe sih engga pernah ngasih kabar. Asik di Amerika, kapan balik ?” tanya Diana mencoba mencairkan suasana, karena wajahku tampak gelisah saat kedatangan Rio. Diana benar-benar sahabat yang baik.
“aku udah ga balik, udah netep disini” jawab Rio sambil menatapku.
“kamu mau Es Doger Yo ? aku pesenin ya. Tunggu sini” Diana meninggalkanku berdua dengan Rio. Aku tahu maksud Diana kenapa dia begitu. Karna ingin aku menjelaskan semua kepada Rio apa yang aku Rasa kini.
Hening seketika. 1 menit 2 menit .. tak ada yang membuka suara diantara Rio dan aku. Serasa ingin teriak saat itu. Masa masa saat bersamanya terulang dipikiranku, terlintas saat dmulai mengenalnya, saat dia tersenyum bersamaku hingga saat-saat dia pergi meninggalkanku.
“Re,” Desahan Suara itu membuyarkan pikiranku. Aku tak berani menatap si empu suara.
“apa kamu benar-benar ingin aku pergi dari hidupmu ?” ucap Rio. Tampak dia menatapku. Duh spechles
“kalo itu maumu, oke aku siap tuk meninggalkanmu. Aku siap tuk berada jauh dari hidupmu, mungkin tak usah kau pinta aku akan pergi dengan sendirinya”
“Yo, haruskah kita kembali dengan kisah dulu yang pernah kita rengkuh bersama? dengan apa yang telah kau lakukan padaku ? 4 tahun Yo 4 tahun kamu pergi tanpa kabar. Apa kamu tau bagaimana aku memikirkanmu, aku khawatir akan kondisimu ? tapi setelah semua ini aku mencoba menguburnya. Kini kau hadir untuk menggali semua. Sakit Yo sakit banget !! ” aku tak kuasa membendung butiran air mataku.
“ma’af, mungkin itu yang bisa aku lakukan. Aku tahu aku salah Re. Selama 4 tahun hidupku serasa hampa tanpa kamu disisiku. Tapi karena keadaan yang membuat rajutan cinta kita terbentang ruang dan waktu. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Tapi ijinkan aku membuatmu bahagia seperti dulu”
“ma’af, ucapan itu mungkin juga untukmu. Ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Aku terlalu egois dalam semua ini, ma’af Yo. Lebih baik kamu mencari orang lain yang lebih dariku. Aku tak bisa mengulang masa disaat kita bersama”
“baiklah Re, tapi tak adakah sedikit ruang dihatimu untukku ? apakah ruang itu sudah dipenuhi oleh orang lain?”
“Tidak Yo, ruang ini sudah aku tutup untuk siapapun, biarlah suatu saat nanti tuhan mentakdirkan aku membuat ruang ini untuk yang lain ataukah kembali untukmu, please Yo Im sorry, I can’t with you again
“mungkin lebih baik aku akan pergi dari hidupmu. Ma’afkan aku telah membuatmu merasakan sakit itu.Tapi jujur itu semua bukan inginku, ma’af ma’af sekali aku hanya berharap tak ada rasa benci dihatimu unttukku”
“percuma kau ucapkan seribu ma’af sekalipun padaku ...” ucapku menggantung karena aku terisak oleh tangisku. Tampak wajah Rio kecewa padaku. “karena aku sudah mema’afkanmu Yo, tak ada rasa benci maupun kecewa dihati ini. Setelah semua ini aku ingin tak ada masalah lagi diantara kita. Biarlah waktu yang akan menjawab bagaimana hubungan kita selanjutnya” sambungku.
Wajah sedih dan kecewa Rio sirna sudah saat mendengar ucapanku yang terakhir. “terimakasih Re, aku memang cowok yang bodoh ninggalan cewek seperti kamu yang mempunyai hati sebersih mutiara, Re bolehkah aku meminta satu permintaan untukmu? Sebelum aku pergi darimu”
“katakan saja Yo, no problem”
“aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu yang terakhir kalinya, bolehkah ?”
“menyanyi ? Tuhan, jujur aku rindu dengan nyanyiannya, aku rindu dengan suara merdunya”gumamku dalam hati. Aku menganggukan kepala.
Diana yang sedari tadi sengaja memberikan waktu untukku dan Rio, datang dengan membawa es doger dan sebuah gitar.
“hai !, eh emm sorry kalo ganggu, gue cuman mau ngasih es sama gitar hehe aku permisi aja deh ya lagi” Diana pergi meninggalkan kita berdua. Sepertinya ini rencana Diana untuk mempersatukan aku dengan Rio.
Rio mulai memetik senar gitar yang dibawakan Diana perlahan tapi pasti. Dan ia menyanyikan sebuah lagu yang membuatku sedikit merasa kecewa dengan keputusanku sendiri ...


Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa dicintai
Tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia dalam hidupmu
Tak lama bagiku memendam prasaan itu
Menunggu htimu menyabut driku
Tak mengapa bgiku mencintaimupun adalah bahagia untukku
Ku ingin kau tau diriku disini menanti dirimu
Meski ku tunggu hingga ujung wktuku
dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
Dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
                                                            Tuk ucapkan selamat tinggal untuk slamanya
♫ dan biarkan rasa ini bahagia tuk sekejap saja ♫
Air mataku tak berhenti membasahi pipiku, raut merah pada mataku sudah jelas tergambar. Itu lagu persembahan untukku darinya. Rio mengusap air mataku dengan jarinya.
“Yo, kamu tak sepenuhnya pergi dari hidupku kan ? apa kita masih bisa berteman ?” pintaku yang dari tadi memenuhi pikiranku terucap begitu saja setelah lagu itu selesai dinyanyikan. Rio hanya mengangguk tersenyum senang. Malam ini serasa malam penghapus rindu selama 4 tahun yang telah berlalu.
“sudah selesai ? udah malem nih pulang yuk Re” Diana mungkin sudah mengantuk karena sedari tadi ia menunggu aku selesai bicara sama Rio. Terihat ua bintag dan rembulan yang tersenyum brsamaku, mulai lelah memancarkan cahayanya.
“thanks ya Di, aku titip Tere yah.. jaga dia baik-baik, cubit aja kalo dia nakal hehe” sedikit canda dari Rio membuat aku semakin lega.
“thanks ya Yo semoga malam ini bisa membuat sahabatku satu satunya ini enggak galau-galau lagi” ucap Diana membuat ku malu. Aku melotot ii Diana haha
“iya, udah deh Re. Jangan nangis lagi ya. Hati ini sakit kalo liat kamu nangis. Makasih juga buat semua ini” ucap terimakasih Rio. Aku mengangguk dan tersenyum padanya.”jujur tanpa harus kembali padanya hati ini sudah bahagia” bisikku dalam hati.
“oke kita permisi dulu da Rio” aku beranjak meninggalkan Rio, seakan kakiku berat tuk melangkah, berat tuk pergi dari hadapan Rio, entah karena diriku belum sepenuhnya melepas rindu ini ? entahlah ...
“selamat tinggal” Rio melambaikan tangannya. Dan melangkahkan kakinya tuk pergi.  Aku membelakanginya karna arah kita yang berbeda. Setiap langkah kaki ku terasa berat sekali. Entah mengapa aku belum ingin berpisah dengannya.
“lega kan Re, ga usah galau lagi. Janji ?” ucap Diana, aku tersenyum mengiyakan ucapannya. Sesuatu membuat langkahku bersama Diana berhenti...
Ciitt !!! Bruukkk !! suara decitan rem mobil terdengar keras sekali. Aku membalikkan bdanku menghadap jalan yang dilalui Rio. Orang-orang berlarian mengerumuni jalan raya.. aku saling tatap dengan Diana, perasaanku mulai tak karuan. Aku berlari ikut menghampiri kerumunan orang itu, tak memperdulikan Diana yang masih bingung..
“Re ! Tunggu !!” teriak Diana.

Aku berlari menuju kerumunan itu, mencoba berada paling depan untuk mengetahui siapa gerangan yang tertabrak itu. Hatiku serasa hancur, jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, keringat mulai keluar dari tubuhku ..

“Riooo !!!” teriakku saat mengetahui bahwa seseorang yang teergeletak itu adalah RIO. Lagi-lagi aku menangis. Apa ini jawaban atas hatiku yang ragu tuk melangkahkan kakiku menjauh darinya ? Tuhan, andai saja aku lebih menahan dia utuk lama bersamaku. Apa ini tak akan terjadi Tuhan .. :’) 


Rio, inikah akhir dari kisah kita ? mana janjimu buat berteman sama aku Yo ? buat tidak meninggalkan aku sepenuhnya, tapi kenapa kamu ninggalin aku sepenuhnya Yo. Tak bisakah kita merajut kembali kebersamaan kita. Aku belum siap untuk sepenuhnya berpisah darimu. Apa ini kebahagiaan terakhir yg kau berikan padaku ? Tuhan, inikah karma untukku atas ke egoisanku selama ini ? yang tak memanfaatkan waktuku saat dia kembali kepadaku. Aku menyesal tuhan, aku ingin kembali bersamanya.. kembali membuat kebahagian seperti dulu ....

Monday, January 13, 2014

hai kabar bahagia juga.. biasa juga ..
ini cerbung masuk majalh sekolah aku.. pemainnya anak icil. ada sih satu enggak tapi sebenernya itu perannya teh IFY
langsung aja yaa ini dia .. hehe ini aku buat berdua dengan nih orang >> @atikasarifina @phasa_ilanaya



love story Bagian 1 ...
Hai kenalin namaku Tere, lebih tepatnya Tere Amoura Bintang, cewek sederhana, cantik ? nggak juga, jelek ? juga eggak. Tapi kalau bicara soal prestasi, nggak usah ditanya lagi. Aku hanya anak SMA biasa yang tidak ada istimewanya. Hanya sahabat yang kumiliki, kalau ditanya masalah pacar ataupun cowok ? aku sih kurang pinter dalam hal itu.
Suatu hari, ada acara pensi di sekolahku. Dengan keadaan terpaksa dan tanpa persiapan apapun, aku dipaksa untuk menyanyikan sebuah lagu. Sebenarnya tak masalah jika hanya menyanyi, tapi yang membuat aku malu adalah lagu itu membuat aku menangis, membuat aku kembali terkenang oleh masa lalu ku. Masa lalu yang kulewati dengan seseorang, yang tak tahu apakah akan berakhir bahagia atau duka.
Setelah kejadian pensi tersebut, setiap aku berjalan dikoridor sekolah ataupun dikantin, setiap siswa maupun siswi yang mengenaliku selalu menyapa “hai kamu gadis yang nangis waktu nyanyi itu ya ?”. Wajar memang, menangis karena menghayati sebuah lagu, tapi.... bagiku itu adalah hal yang memalukan. Menangis di depan umum.
Biasannya desas - desus seperti itu seminggu kemudian akan hilang, tapi tidak dengan berita ini, hingga sebulanpun masih simpang siur. Bosan ? ya karena hal itu membuat hari - hariku bosan, tanpa ada teman dan sahabat yang menemani. Lha katanya punya sahabat ? iya punya, tapi kalo udah ketemu cowoknya mau gimana coba ? tahu sendiri kan.  Ntahlah apa yang ada difikiranku, sekarang aku hanya bisa megikuti kemana langkah kaki ini menuju. Dan tak kusangka, langkah ini membawaku menuju Ruang Musik, yah mungkin tempat ini akan menjadi penyembuh kegundahan hatiku.
Sebuah grand piano putih, terletak indah disudut ruangan. Dengan tutstuts yang menggoda jari jemariku untuk memainkannya. Tanpa berfikir panjang dengan megikuti suara hati, jari jemariku mulai memainkan tutstuts itu dengan menyanyikan sebuah lagu, lagu yang membuatku harus menitikkan butiran hangat itu. *Pasto – Aku Pasti Kembali.
                                                            ^_^
Di dalam keramaian kantin, disebuah meja panjang yang cukup untuk 8 orang, terlihat segerombol cewek dan cowok yang sedang bergurau. Terdapat 5 cewek dan 2 cowok disana.
 “eh eh gue baru sadar, si Tere tumben nggak kelihatan. Kemana tuh anak ?” keheranan Shilla memunculkan sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang sudah ada di benak Erlin. “nah loh iya gue juga berpikir seperti itu tadi”
“apa ikut basket sama Riko, Alvin dan Cakka ?”  Shilla mencoba menebak.
“enggak deh perasaan, coba hubungi dia” sahut Sivia. Shilla memulai mencari - cari nama Tere di kontak BBnya, setelah ketemu ia segera menekan tombol call.
^_^
Aku  masih terhanyut dalam nyanyian. Tiba – tiba aku merasakan hpku bergetar.Awalnya aku acuh dengan getaran itu, namun lama – lama aku mulai risih. Aku mengusap air mataku yang masih berlinang di pipi dan meraih BB lalu melihat siapa gerangan yang menghubungiku. “Shilla” ternyata dia, aku berdehem kecil, menimbang-nimbang untuk mengangkatnya atau tidak. Akhirnya akupun memasukkan BB-ku lagi ke dalam saku. Aku mencoba memfokuskan pikiranku terhadap masalah yang kualami. Aku tak memperdulikan suara getaran Bb-ku lagi. Hingga bel berbunyipun aku masih berada di ruang musik. Sekitar 15 menit berselang, aku baru beranjak pergi. Aku tidak langsung menuju kelas, tetapi aku menuju toilet untuk membersihkan wajahku dari sisa air mata. Dirasa wajahku sudah agak lebih fresh aku baru menuju kelas.Kulihat kelas tampak sepi, berarti ada guru yang sedang mengajar. Kuketuk pintu, lalu masuk dan menjelaskan kepada guru atas keterlambatanku. Setelah itu, aku duduk dibangkuku, tepatnya disebelah sivia. Saat menuju ke bangku, aku ditatap dengan pandangan mengintrogasi. Sepertinya akan ada beribu pertanyaan kepadaku setelah jam pelajaran usai.
Benar saja,setelah pelajaran usai, para sahabatku berbondong – bondong mulai mengintrogasiku. Aku hanya bisa terdiam terhadap keaadan ini. Malahan sekarang aku seperti seorang terdakwa.
“kemana aja tadi ?”tanya sivia. Aku terdiam, tak mampu menjawab.
“kenapa diem..? “ kini suara zahrayang terdengar.
“bingung mau jawab apa ..?” kata shilla. Sungguh, kini aku benar – benar seperti seorang terdakwa. Sepertinya mereka ingin memojokkanku.
“ayo jawab....” kata Sivia mendesak.
“tadi aku ke ruang musik”jawabku sambil menunduk.          
“pasti ada masalah?” ucapan sivia kini melembut, mengetahui akan apa yang terjadi dengan diriku . Ucapan siviapun disetujui oleh ke 2 sahabatku yang lain yaitu Shilla dan Zahra.
“hmm” aku hanya berdehem, menimbang-nimbang apakah akan ku ceritakan semua. Ku rasa para sahabatku-pun mengerti, tak apa emang tak ada paksaan untuk ku, karena dalam lain waktu aku pasti akan cerita dengan sendirinya.
^_^

Kekasih terbacakah tulisan hatiku
Saat langkah mulai tak sejalan
Suratku itu lukisan luka di hati
Jangan kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....

 “hmm sekian banyak surat yg aku tulis, selama 4 tahun berpisah” gumamku. Dihadapanku kini, terlihat tumpukan surat yang aku tulis selama ini untuknya. Aku tak pernah mengirimnya, karea aku tak ahu alamatnya. Lagi-lagi aku kembali teringat akan masa dimana setiap hariku dipenuhi dengan kebahagiaan. Hanya dengan menulis surat ini, mungkin rasa rinduku akan sedikit terobati.
*FlashBack
“kamu beneran mau pergi ?” tanyaku pada cowok yang telah menemani hariku selama 2 tahun.
“ma’af, aku harus pergi” jawab Rio dengan nada lembut.
Hari itu, adalah hari ulang tahunku. Hari ulang tahun yang gak bakal aku lupain. Kekasihku pergi meninggalkanku. Kenyataan pahit yang harus ku terima. Salah seorang temanku terkena penyakit kanker, karena pengobatan dirumah sakit di indonesiakurang memadai, akhirnya ia dipindahkan ke RS Amerika. Karena waktunya tak lama lagi, ia meminta RIO, orang yang ternyata ia sukai untuk menemaninya berobat. Dan saat itu, rio menyandang status sebagai kekasihku.
Ntah apa yang ada dibenakku saat itu, membiarkan Rio pergi, meninggalkan aku seorang diri. Hingga 4 tahun lamanya aku tidak pernah lagi bertemu ataupun berhubungan dengannya.
“aku janji akan menemui kamu, tunggu aku” kalimat terakhir Ri sebelum ia benar – benar meninggalkanku.*puter lagunya Pasto-aku pasti kembali hehe
*FlashBackEnd
Tak terasa Butiran hangat yang sedari tadi kubendung, terjun dengan bebasnya. Sampai kapan aku harus menunggu ? Menunggu seseorang yang tak pasti, kapan ia akan datang. Dan menolak semua lelaki yang mendekati ku ? Apakah aku harus melupakannya ? Sepertinya begitu, aku akan mencoba melupakannya.
^_^
@di sekolah ..
“eh ciee udah datang duluan haha” ledek Sivia yang datang bersama dengan Shilla.
“iya kenapa emang ? masalah buat loe” jawabku agak sensi hehe.
“bukan gitu, biasanya kan kita duluan yang datang daripada kamu”kata sivia. Kedua sahabatku langsung duduk dibangkunya, karena bel sudah berbunyi.
Seorang wanita paruh baya memasuki kelas, membuat bingung para siswa terutama aku. Pagi ini pelajaran Biologi kenapa harus Bu Isma, selaku wali kelas kami yang hadir?. Namun, kebingungan siswa dikelasku terpecahkan saat ibu Isma menjelaskan kedatangannya.
“assalamualaikum, anak-anak. Maaf ibu mengganggu pagi kalian ataupun membuat bingung. Ibu kesini bukan bermaksud memberi pelajaran melainkan ibu membawakan teman baru untuk kalian, dia pindahan dari Amerika” jelas bu Isma.
“cewek apa cowok bu ?” tanya Alvin spontan. Dan disoraki oleh penghuni kelas yang lain
“huuu !!” bu Isma hanya menggelengkan kepala.
Bu Isma memberi kode, agar seseorang itu masuk ke kelas. Ntahlah, perasaanku mulai tak nyaman. Tak lama, masuklah seorang cowok dan sepertinya aku mengenali sosok itu. Sosok yang tak asing dimataku. Sosok yang ....
“baik, ini temen baru kalian, Rio perkenalkan dirimu” suruh bu Isma.
“baik bu” jawab Rio. Beberapa gadis memandang rio dengan tatapan berbinar. Jelas saja, bisa dibilang ia tampak keren tapi hmm ..
“haii, ...” sapa Rio dengan seyumannya yang manis. Membuat para gadis dikelasku pada melting melihat senyumnya.
“hai, Rio.....”
“kenalin nama aku Rio stevadit, aku pindahan dari Amerika tapi aku sebenarnya asli orang indonesia, dulu aku tinggal di jakarta” lanjut Rio.
Deg ! perasaanku mulai kacau. Sosok itu, sosok yang lama tak tampak kini ada dihadapanku. Kenapa ia kembali disaat aku sudah mulai menuju proses MOVE ON !! Kenapa Tuhan?!
“baik, Rio.Silahkan kamu duduk disebelah Alvin” suruh bu Isma lagi sambil menunjuk ke arah Alvin. Rio pun menurut dan melangkahkan kakinya menuju bangku Alvin  yang berada disebelah bangku ku. Aku tak kuasa menatap cowok itu. Setelah kepergian bu Isma, aku bergegas  menuju toilet karena air mata ini, sudah tak dapat kubendung lagi.Keprgianku ini, membuat bingung para sahabatku.
^_^
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, kurasa arku berubah. Hari - hariku berubah saat Rio kembali dalam hidupku. Sosok yang dulu pergi, kini kembali lagi. Sosok yang sanga aku rindukan, hingga membuat sakit hatiku. Seorang Tere yang selalu senyum,penuh canda, dan sikapnya yang usil. Berubah seketika, setelah kepergiannya. Berubah menjadi pendiam, penyendiri, dan tertutup.
“hey..., Tere Amoura Bintang. Gadis cantik yang jago basket, jago main piano,jago buat orang tertawa, jagooo ....” ucapan Sivia terpotong, karena ucapan seorang cowok yang datang dan ikut duduk di meja kantin yang kami tempati.
“jago nyanyi juga kan ?” ucap Rio.
“yeay seratus buat Rio, kok loe tahu sih, Yo ?” tanya sivia. Rio menatapku sebentar, mendapati wajahku yang mungkin kusut karena kehadirannya. Emang sih aku bisa dibilang jago nyanyi, mungkin Rio bilang gitu karna dulu, duluuuuuu banget kita berdua sering DUET.
“nebak aja sih. Biasanya kalo orang jago main musik pasti jago nyanyi kan? haha”jawab Rio.
Jujur saja selama kedatangan Rio, yang kurang lebih sudah 2 bulan, aku tak pernah berbicara dengannya. Walau terkadang dia ucapkan ma’af dalam bisikan atau hanya gerakan mulut, aku tetap diam tak ingin mengingat kenangan yang menyakitkan itu. Aku bersikap seolah – olah tidak pernah mengenal dia. Seandainya waktu bisa diputar, aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalnya.
“aku duluan, mau ke ruang musik” ucapku,ku tak tahan jika lama – lama terus berada didekat Rio.
“pasti penyakit galaunya kambuh, makanya larinya ke musik room haha” celetuk Shilla.
“perasaan kamu tuh gak punya cowok deh, kok bisa galau sih ?” tanya Zahra. Aku diam saja, tak berminat menjawab pertanyaan Zahra. Aku seger pergi, sebelum mendapat banyak pertanyaan dri sahabat – sahabatku.
Sesampainya diruang musik ...
Hanya diruang ini, aku bisa mendapat ketenangan. Kumainkan grand piano putih itu dan mulai bernyanyi.

Kekasih terbacakah tulisan hatiku..
Saat langkah mulai tak sejalan..
Suratku itu lukisan luka dihati
Jangan kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....

Saat menyanyikan lagu ini, air maaku tak dapat kubendung lagi....
Ku tahu pasti hatimu tahu walau tak baca suratku ..
Samar-samar kudengar langkah kaki yang mulai memasuki ruangan. Seseorang itu berdiri disampingku, tapi aku tak memeperdulikannya. Aku tetap fokus dengan lagu yang kunyanyikan.


Masih ku ingat janji disuratmu
Mengapa kini kau ingkari janjimu
Suratku itu lukisan luka dihati
Jangan kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....
Oh tak ingin ku sesali seluruh cintaku
Walau kini ku melangkah tanpamu ..

Prok....prok....prok... terdengar suara tepuk tangan dari seseorang saat aku mengakhiri laguku.
“Rio !!” kataku terkejut saat melihat siapa yang berada di sampingku. Aku langsung berdiri, dan segera beranjak pergi. Namun Rio, dengan cepat menahanku.
 “kumohon, jangan pergi !” ucap Rio lembut. Aku terdiam, tak bereaksi apa - apa.
“ma’af, ma’af karena aku tak pernah menghubungimu, maaf atas kebisuanku selama 4 tahun ini. Aku tau aku salah, aku sudah ingkari janjiku, tapi taukah ngkau aku disana sangat merindukanmu, Tere” ucapan Rio lagi-lagi membuatku tak berdaya.
“cukup, lepaskan aku” ucapku sambil mencoba melepaskan cekalan tangan Rio.
“tidak, kumohon maafkan aku. Sekarang lihat, aku menepati janjiku untuk menemuimu”
”aku sudah memaafkanmu, tidak perlu kau merasa bersalah. Aku sudah menghapus semua kenangan kita. Kumohon jangan ganggu hidupku, sekarang anggap saja kita tak saling kenal. Sudah cukup, hati ini sakit menunggumu, Rio”kataku dengan mata berkaca – kaca. Rio berlutut dihadapanku, memohon. Dia menjelaskan semunya, semua yang belum ku ketahui. Air mataku perlahan jatuh, tak kuasa lagi untuk membendungnya.
“setelah penjelasanku tadi, terserah kamu mau pukul aku, kamu mau tampar, aku rela. Tapi kumohon, jangan menghindar dariku. Aku tak bisa  jauh darimu. Kau tahu, selama 4 tahun aku tersiksa saat aku jauh darimu”kata Rio.
Sekarang aku bingung akan perasaanku. Disatu sisi, aku kecewa dan benci padanya. Disatu sisi, aku masih memiliki perasaan kepadanya. Sebenarnya, apa rencanamu untukku, Tuhan ?
Bersambung ...

ini baru kok yaa maaaph kalo jelek -_- mungkin hanya beberapa part aja okeh bye
 
Oleh : Phasa & Fina

Saturday, May 11, 2013


Rahasia Hati 2 : Rahasia Hati (part 7)
Rio mencari ke semua arah , di mana cincin itu . tapi ia masih belum menemukannya .
‘gue harus temuin cincin itu ! harus !!’ batin Rio menyemangati .
“Yo , gue bantuin yaa ???” teriak Alvin .
Rio naik ke atas “ga usah Vin ! biar gue sendiri aja ! mendingan kalian hibur Ify sana ! kasian dia pasti lagi nangis !”
“yakin lo ga mau kita bantuin ?” Tanya Iel .
“iya”
“yaudah , hati2 ya Yo !!” ucap Cakka .
“iya , thanks ya …”
Alvin , Cakka , Iel , Shilla , Sivia , dan Agni , pergi meninggalkan Rio . membiarkan Rio berusaha mencari cincin yang sangat berharga baginya itu .
Mereka , melangkah masuk ke dalam vila , dan mereka berpapasan dengan Zahra . Semua menatap Zahra dengan tatapan sinis .
“heh , ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu ?!” ketus Zahra .
Shilla melipat kedua tangannya di dada .
“PD banget sih lo !! isssh !!” Shilla ga kalah ketus .
Zahra memutar bola matanya .
PLAAAK  Tiba2 tangan Shilla melayang dan mulus mendarat di pipi Zahra .
Zahra menoleh kaget dan mengusap-usap pipinya .
“eh , apa2an sih lo ! maksud lo apa ?!” Zahra sewot .
“em , engga , tadi ada lalet di pipi lo . yah , jadi gue mau tabok tuh lalet biar pergi ! lo sih bau , belom mandi !!!” Shilla coba nyari alesan .
Yang lain hanya menahan tawa melihat kelakuan Shilla .
Lalu , tiba2 Ify melihat berjalan menenteng tas kopernya , sambil menangis .
“Fy , Ify !!!” panggil Shilla . Shilla mengejar Ify . Alvin , Cakka , Iel , sivia dan Agni mengikuti Shilla mengejar Ify .
“Fy , lo mau ke mana ???” Shilla menarik tangan Ify .
“gue mau balik Shil !” ucap Ify sambil terisak .
“lo mau pulang naik apa Fy ???! tunggu kita ya ?? kita pulang bareng2 !!” bujuk Via .
“g usah Vi ! biar gue pulang sendiri aja !!!” Ify menghapus sisa air matanya . dan mencoba tersenyum . lalu pergii .
“Fy ,, Ify !!” Agni mencoba menahan Ify tapi Ify tak menggubrisnya . Ia malah masuk ke dalam taksi yang ia stop tadi .
“mendingan sekarang kita beres2 juga yuk ! kita pulang !! gue ga tega biarin Ify sendirian pas lagi keadaan kaya gini !” ucap Shilla .
“iya iya , ayo kita bilang ke Rio !!” Mereka semuapun kembali masuk dan memberitahukan pada Rio .
***
Di kolam renang belakang ,
“Rio , lo jangan kaya gini deh ! ayo keluar ! pagi2 lo udah berenang , ntar sakit loh !” teriak Zahra .
Riopun naik ke atas , dengan keadaan yang basah kuyup .(yaiyalah !)
“aduh Rio , masa demi cincin kaya gitu aja lo sampe nyebur gini sih ?! penting banget apa , sampe bela2in basah kuyup Cuma buat si Ify !! kalo dia udah ga mau sama lo yaudah , biarin aja sih !! kan masih banyak cewe yang ngantri…..”
“DIEM !! lo tuh berisik banget tau ga !!! gue males banget dnger suara cempreng lo ! mendingan sekarang lo masuk ! jangan muncul di depan gue !! ini semua juga gara2 lo tau ga !!!” bentak Rio dengan nada meninggi .
Zahra ciut diomeli Rio . ia hanya memanyunkan bibirnya dan masuk ke dalam vila .
Teman2 Riopun datang . Iel menyelimuti Rio dengan handuk yang dibawanya .
“ketemu ga Yo ??” Tanya iel .
“ketemu ka ! Ify gimana ??”
“tadi dia pulang Yo ! mendingan sekarang kita juga beres2 dan balik ke Jakarta !” kata Alvin .
“iya ,, ayo !”
***
Semua sudah siap untuk pulang . mereka berdiri membentuk lingkaran .
“jadi , gimana nih ??? gue sama ka Iel atau sama Alvin ??” Tanya Rio .
‘”udah , lo sama gue aja ! biar gue yang nyetir ! muka lo pucet gitu ?? ntar kalo lo yang nyetir malah jadi bencana lagi !” kata Iel .
“iya ka …”
“ayo ah ! ga ada yang ketinggalan kan ???” Tanya Alvin .
“tar dulu absen dulu ya !! kemaren kita perginya berdelapan ! nah , Ify kan udah pulang , berarti tinggal tujuh ! Alvin , Cakka , ka Iel , ka Rio , Sivia , Agni , sama gue !!!” Shilla mengabsen satu-satu .
“yap ! pas !!! udah tujuh ! ayo ah ! kita balik ke Jakarta !! kasian Ify klo dia kita tinggal sendiriran !!” ajak Shilla .
“eh , tunggu deh ! kayanya ada yang ketinggalan ? tapi apa yaa ???” Rio merasa ada sesuatu yang tertinggal .
“ah , masa ?! perasaan lo aja kali Yo !!” ucap Alvin .
“iya kali ya … yaudah yok !!” semua masuk ke dalam mobil Rio dan Alvin .
Mobilpun berangkat .
Tiba2 saja Zahra keluar dari dalam vila .
“eh eh , kok gue ditinggal sih !!? yah yah ??? gue sama siapa nih pulang ?! ah , dasar pada ngeselin semuanya !!!” gerutu Zahra . ia menghentakan kakinya kesal .
Di dalam mobil ,
“Yo , lo tau ga , tadi tuh Ify keluar sambil nangis !!!” kata Iel .
“ah , gue bener2 ngerasa bersalah banget nih !! tapi sumpah deh , gue ga bermaksud ngehianatin dia ! gue aja ga tau gimana ceritanya gue bisa ada di tempat tidur itu !” curhat Rio .
“iya iya , gue percaya banget sama lo !”
“tapi engga buat Ify !!”
“yah , jangan gitu Yo ! mungkin emosinya masih labil .” Sivia ikut2an bicara .
“hah ,, ga taulah gue ! pusing gue ! sekarag semuanya udah berakhir !!” ucap Rio sedih .
“engga Yo ! gue yakin banget kalo tadi tuh Ify lagi emosi pas mutusin lo !”
“ini semua gara2 si Zahra Zahra itu tuh ! niat kita kan mau liburan , tapi malah jadinya begini ! berantakan semuanya ! ini semua gara2 ZAHRA !!” Sivia jadi emosi ngomongin Zahra .
“iya tuh Yo ! lo sih ngapain juga lo ngjak Zahra !?” Iel ikut2an .
“gue ga ngajak ka ! dia yang minta buat ikut ! dan gue pikir apa salahnya ! tapi kalo tau bakal jadi kaya gini , ga bakal gue biarin dia ikut kita !”
“inget ga kemaren pas dia semobil sama kita ? dia tuh manja banget sama lo Yo ! kecentilan !!” ucap Sivia .
“hm , gue juga makin lama makin enek sama tuh cewe !”
“untung sekarang kita ga satu mobil lagi sama dia tapi …..” ucapan Via terhenti . ia memikirkan ucapan yang baru saja dikatakannya .
“tapi ??” taya Iel rada heran .
“tapi kayaya dia juga ga ngikut mobilnya Alvin deh ??” Sivia masih rada mikir dg ucapannya .
“lah trus ???” Tanya Iel masih ga connect juga .
“Zahra kan ga ikut mobil Rio sama Alvin , trus , dia berartii ….” Via mikir .
“Ya ampun ! Zahra ketinggalan !!!” teriak Sivia .
“hahaha” Rio tertawa .
Sivia sama Iel menatap Rio heran .
“kok lo ketawa ?” Tanya Sivia .
“mampus tuh cewe ketinggalan !” cerca Rio .
“Yo ?” Tanya Iel meminta penjelasan .
“biarin ,, dia emang pantes ditingalin di sana ! biarin aja dia bingung mau pulang gimana !”
Sivia mengangguk setuju . sedangkan Iel mengangkat kedua bahunya sambil melanjutkan menyetir .
***
Ify membuka pintu rumahnya . mamanya menyambutnya .
“Ify , udah pulang ?? Rio mana ?” Tanya mama Ify .
“aku pulang sendiri mah !” jawab Ify sambil duduk di sebelah mamanya .
“pulang sendiri ? Rio ??”
“ah , udahlah mah , jangan Tanya tentang Rio lagi ! mulai sekarang , Ify sama Rio udah ga ada hubungan apa2 lagi !” tegas Ify .
“maksud kamu ? kalian putus ?” Ify mengangguk .
“kenapa ???” Tanya mama Ify kaget .
“dia keterlaluan mah ! udahlah , Ify males ngomongin dia ! kalo mama mau tau , mama Tanya aja sama orangnya !” Ify bangkit dan naik ke kamarnya .
Mamanya Ify hanya melihat ke Ify dengan tatapan yang susah diterka . sedih , takut , heran , semua bercampur menjadi satu .
***
TOKTOKTOK pintu rumah Ify di ketuk . karena kebetulan Ify yang sedang berda di ruang tengah , iapun membuka pintu rumahnya .
“iya, tunggu sebentar !” teriak Ify .
Ify membuka pintu rumahnya .
“Rio ??” muka ify seketika langsung berubah menjadi sinis . iapun kembali menutup pintunya . namun Rio menahannya .
“Fy , pliss , dengerin penjelasan aku !”
“pergi dari sini !! pergi !!!”
“Fy , pliss !!” Ifypun luluh dan ia membuka pintunya kembali .
“tolong jangan perlakuin aku kaya gini Fy ! ini semua salah paham . aku ga pernah punya niat buat ngelakuin itu !” ucap Rio langsung .
“tapi aku ngeliat itu pake mata kepala aku Rio ! kamu tidur di sebelahnya ! udahlah ! aku kan udah bilang , kita udah ga ada hubungan apa2 lagi !!” tegas Ify .
“tapi aku ga mau ! ini semua ga kaya yang kamu liat !”
“mendingan sekarang kamu pergi dari sini ! karna aku ga mau ngeliat kamu lagi ! sekarang kamu udah bebas ! kamu mau ngapain aja , ga usah mikir lagi ada aku ! aku bakal bilang sama mama kamu kalo hubungan kita bener2 udah berakhir !” Ify mundur selagkah dan menutup pintunya .
“Fy , aku ga akan pernah nyerah buat buktiin kalo aku ga salah ! aku bakal terus di sini , sampe kamu mau keluar dan maafin aku dan balik lagi sama aku !” teriak Rio .
Walaupun Ify mendengar teriakan Rio , ia tetap berusaha mengacuhkannya .
Mama Ify menghampiri Ify .
“Fy , itu Rio di luar , kamu ga mau temuin ? selsaiin masalah kalian baik2 !”
“g amah , ga ada yang perlu di selesaiin lagi karna semuanya udah selesai !” tegas Ify .
“Fy , kasian itu Rio ! kamu ga denger apa geledek di luar gede begitu ! pasti bentar lagi hujan !”
“biarin ajalah mah ! tar juga dia pulang ! Ify cape mau ke kamar !” Ifypun kembali naik ke kamarnya .
Mama Ify keluar dan menghampiri Rio .
“Rio , kamu masuk aja yuk ! udah mau hujan !”
Rio tersenyum getir ,”ga usah tante , Rio mau buktiin sama Ify , kalo Rio sayang Ify !!”
“tapi Yo , ntar kalo kamu kehujanan , kamu malah sakit !”
“gapapa tante , sekali-kali Rio berkorban buat Ify !”
“kamu yakin Yo ?”
“yakin tante !”
“yaudah , kalo kamu kenapa-napa , kamu masuk aja yaa ??”
“iya tante , makasih !”
Mama Ify masuk ke dalam rumah sambil sesekali nengok ke Rio . beliau tak tega membiarkan Rio berdiri di luar , sementara hujan akan segera turun membasahi bumi .
JEDEEEER !! petir dan geledek menyambar di mana2 . Rio menatap lagit lalu tersenyum .
“biar hujan bakalan jadi saksi semuanya ! Ify , aku akan buktiin ke kamu , kalo aku ga ngelakuin apapun ! aku sayang kamu ! semua jaji aku Cuma buat kamu ! ga berlaku buat orang lain ! aku bakal ngelakuin apapun , buat buktiin semua kebeneran itu ! karna aku Cuma mau kamu ! ga mau yang lain !” teriak Rio lagi .
Bila aku harus mencintai dan berbagi hati
Itu hanya denganmu
Namun bila kuharus tanpamu akan tetap kuarungi
Hidup tanpa bercinta
Rio menyanyikan sepotong lagu yang khusus ia nyanyikan hanya untuk Ify seorang . hujanpun turun mengguyur bumi . namun Rio tetap bertekad , ia akan tetap membuktikan semuanya , menunggu Ify memaafkannya .
Di kamar Ify ,
Ify menangis sejadi-jadinya mendengarkan ucapan dan nyanyian Rio tadi . ia tau , bahwa jika Rio sudah berucap , Rio akan membuktikan ucapannya . namun , sakit hatinya nampaknya sudah terlalu besar pada Rio , hingga sanggup mengalahkan rasa cintanya untuk Rio .
Ify mengintip Rio dari jendela kamarnya . Rio sudah dalam keadaan basah kuyup .
Rio yang melihat Ify melihatnya , tersenyum simpul ke Ify .
Ify sudah tak sanggup lagi menahan air matanya .
“aku sayang kamu Yo ! tapi kamu ngecewain aku !” gumam Ify lirih .
Pagi harinya ,
Ify bangun dari tidurnya . matanya terasa sakit akibatnya nangis semalemnya . Iapun teringat akan Rio yang masih menunggunya di luar . ia kembali mengintip dari jendela . dan ia menemukan Rio masih berdiri di sana . namun kali ini , wajah Rio terlihat agak pucat . maklum , seharian di depan rumah Ify tanpa makan , minum , berdiri terus , di tambah lagi kehujanan .
Mama Ify masuk ke kamar Ify .
“Fy , kamu ga kasian sama Rio ? kamu liat dia ! dia udah ngebuktiin sama kamu , kalo dia itu bener2 sayang sama kamu !”
“ga mah ! itu belum cukup buat ngebales segala sakit hati ify karna dia ! Ify mau tau , seberapa jauh dia sanggup !”
Mama Ify geleng2 kepala .
***
Ify keluar rumah . dan menuju garasi mobilnya . Rio menghampiri Ify .
“Fy , kamu beneran ga mau maafin aku ?” Tanya Rio .
Ify tak menjawab .
“Cuma gara2 masalah kaya gini , kamu langsung lupain janji kamu , janji kita ???”
“Cuma ? kamu bilang itu Cuma ???! udahlah Yo ! udah berapa kali kan aku bilang , semuanya udah berakhir ! aku cape sama semuanya ! cape ngeliat kamu sam Zahra Zahra itu selalu berduaan ! sekarang tanpa aku , kamu bisa bebas mau ngapain aja sama dia !”
“Fy , aku ga mau sama dia ! aku maunya sama kamu !” tegas Rio .
“terserah ! minggir , aku mau pergi !!” Ify sedikit mendorong bahu Rio .
“ga Fy , aku akan tetep nunggu kamu di sini ! aku ga akan pergi ! aku bakal tetep buat kamu percaya , kalo aku ga pernah ngelakuin itu !!”
“terserah kamu !” Ify membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam . lalu pergi meninggalkan Rio .
Rio hanya tersenyum masam melihat mobil Ify pergi dan semakin tak terlihat .
***
Hujan kembali membasahi bumi dan isinya . namun Rio tetap dengan tekadnya . ia akan tetap menunggu Ify . mobil Ify kembali masuk ke dalam garasi . Ify turun dan menghampiri Rio  tanpa payung . Rio tersenyum pada Ify namun Ify mengalihkan pandangannya .
“mending kamu pergi deh ! ga usah cari penyakit !” Ify agak teriak agar mampu melebihi suara hujan .
“ga ! aku bakal tetep disini samapi kamu percaya sama aku !”
“aku lebih percaya sama apa yang aku liat !”
Ify berbalik badan hendak masuk ke dalam rumahnya , namun Rio menahannya , tangannya mengganggam tangan Ify . Ify berhenti dan Rio langsung memeluknya dari belakang .
“aku sayang kamu ! terserah gimana sama perasaan kamu buat aku ! aku bakal ngelakuin apapun buat kamu ! biar aku tetep ada di samping kamu ! biar aku bisa tetep ngejagain kamu , ngelindungin kamu ! semua bakal aku kasih buat kamu ! Cuma buat kamu ! ga ada yang lain !! karna Cuma kamu pemilik hati aku !” ucap Rio .
Ify kembali menangis . ia tak sanggup ! tak sanggup menerima semuanya . terlalu berat , terlalu menyakitkan !
Ify melepaskan tangan Rio yang melingkar di pinggangnya . lalu berbalik menatap Rio .
“maaf Yo , semuanya udah terlambat !” lirih Ify .
Tiba2 teman2 Ify dan Rio datang ke rumah Ify . Agni , Cakka , Shilla , Alvin , Sivia , dan Gabriel . mereka ingin menghampiri Rio dan Ify namun mereka mengurungka niatnya karena sepertinya ini bukan saat yang tepat . akhirnya mereka hanya memperhatikan dari balik pagar rumah Ify .
Tanpa disangka dan diduga , Rio berlutut di depan Ify . ia menunduk . membuat teman2nya merasa tak tega dengan Rio .
“aku ga tau harus berbuat apalagi supaya bisa balikin kepercayaan kamu , supaya kamu bisa maafin aku ! aku mohon Fy , jangan tinggalin aku ! jangan lepasin aku gitu aja ! aku sayang kamu ! aku cinta kamu ! aku ga bisa , aku ga mau hidup tanpa kamu ! aku ga sanggup !”
Ify diam , menangis mendengarkan perkataan Rio yang begitu telak di hatinya . terdengar sangat menyakitkan untuk Ify .
“Rio bangun !” suruh Ify pelan , namun tetap dapat terdengar oleh Rio .
“ga ! sampai kamu mau maafin aku !” tegas Rio .
“Rio , aku bilang bangun !” Ify agak membentak sekarang .
“ga akan Fy , ga akan ! sampai kamu mau maafin aku , mau balik lagi sama aku !”
“RIO , AKU BILANG BANGUN !!!” bentak Ify . namun Rio tetap menggeleng . ia sudah bertekad , dan ia akan melakukannya , sampai apa yang ia inginkan tercapai , termasuk mendapatkan maaf dari Ify .
PLAAAAK ! tamparan Ify mendarat di pipi Rio .
Teman2 Ify dan Rio menganga kaget .
“tampar aku Fy , pukul aku ! kalo itu bikin kamu puas ! kalo itu bisa bikin kamu maafin aku !!” lirih Rio namun tegas .
Hujan turun semakin derasnya . seakan ikut menangis melihat dua insan dunia ini .
Ify ikut berlutut seperti Rio lalu memeluk Rio .
“aku sayang kamu ! sayang banget ! tapi hati aku terlanjur sakit !” lirih Ify .
“maaf !”
“aku bisa , aku mau maafin kamu ! tapi mungkin buat ngelupainnya , itu ga akan pernah bisa !”
“aku ga pernah mikir untuk ninggalin kamu buat perempuan lain !”
Ify tersenyum .
“makasih Rio , makasih buat semuanya , makasih buat semua rasa cinta kamu yang tulus buat aku ! makasih buat perhatian kamu , buat semua perlakuan kamu ke aku ! tapi udah cukup kamu kasih semuanya ke aku ! semuanya udah selesai dan ga akan pernah kembali !”
Rio melepaskan pelukan Ify .
“ga Fy , engga ! semua bakal baik2 aja ! semua bakal kaya dulu lagi ! dan sampai kapanpun , cinta aku , sayang aku , perhatiaan aku , Cuma buat kamu ! Cuma buat Alyssa ! ga ada yang lain yang bisa ngerasain itu semua kecuali kamu Fy ! ga ada !” Rio malah histeris . ia sangat sangat takut kehilangan bidadari hatinya . ia tak mau kehilagan Ify .
“aku ga mau kehilangan kamu !” lirih Rio . lalu ia pingsan .
“RIOOOOOOO !!” teriak semua teman2nya termasuk Ify .
Bersambung …….
Backsound :
Element - Rahasia Hati

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa