hai kabar bahagia juga.. biasa juga ..
ini cerbung masuk majalh sekolah aku.. pemainnya anak icil. ada sih satu enggak tapi sebenernya itu perannya teh IFY
langsung aja yaa ini dia .. hehe ini aku buat berdua dengan nih orang >> @atikasarifina @phasa_ilanaya
Hai kenalin
namaku Tere, lebih tepatnya Tere Amoura Bintang, cewek sederhana, cantik ?
nggak juga, jelek ? juga eggak. Tapi kalau bicara soal prestasi, nggak usah
ditanya lagi. Aku hanya anak SMA biasa yang tidak ada istimewanya. Hanya sahabat
yang kumiliki, kalau ditanya masalah pacar ataupun cowok ? aku sih kurang
pinter dalam hal itu.
ini cerbung masuk majalh sekolah aku.. pemainnya anak icil. ada sih satu enggak tapi sebenernya itu perannya teh IFY
langsung aja yaa ini dia .. hehe ini aku buat berdua dengan nih orang >> @atikasarifina @phasa_ilanaya
love story Bagian 1 ...
|
Suatu hari, ada
acara pensi di sekolahku. Dengan keadaan terpaksa dan tanpa persiapan apapun, aku
dipaksa untuk menyanyikan sebuah lagu. Sebenarnya tak masalah jika hanya
menyanyi, tapi yang membuat aku malu adalah lagu itu membuat aku menangis,
membuat aku kembali terkenang oleh masa lalu ku. Masa lalu yang kulewati dengan
seseorang, yang tak tahu apakah akan berakhir bahagia atau duka.
Setelah kejadian
pensi tersebut, setiap aku berjalan dikoridor sekolah ataupun dikantin, setiap
siswa maupun siswi yang mengenaliku selalu menyapa “hai kamu gadis yang nangis
waktu nyanyi itu ya ?”. Wajar memang, menangis karena menghayati sebuah lagu, tapi....
bagiku itu adalah hal yang memalukan. Menangis di depan umum.
Biasannya desas
- desus seperti itu seminggu kemudian akan hilang, tapi tidak dengan berita
ini, hingga sebulanpun masih simpang siur. Bosan ? ya karena hal itu membuat hari
- hariku bosan, tanpa ada teman dan sahabat yang menemani. Lha katanya punya
sahabat ? iya punya, tapi kalo udah ketemu cowoknya mau gimana coba ? tahu
sendiri kan. Ntahlah apa yang ada
difikiranku, sekarang aku hanya bisa megikuti kemana langkah kaki ini menuju. Dan
tak kusangka, langkah ini membawaku menuju Ruang Musik, yah mungkin tempat ini
akan menjadi penyembuh kegundahan hatiku.
Sebuah grand
piano putih, terletak indah disudut ruangan. Dengan tutstuts yang menggoda jari
jemariku untuk memainkannya. Tanpa berfikir panjang dengan megikuti suara hati,
jari jemariku mulai memainkan tutstuts itu dengan menyanyikan sebuah lagu, lagu
yang membuatku harus menitikkan butiran hangat itu. *Pasto – Aku Pasti Kembali.
^_^
Di dalam keramaian
kantin, disebuah meja panjang yang cukup untuk 8 orang, terlihat segerombol
cewek dan cowok yang sedang bergurau. Terdapat 5 cewek dan 2 cowok disana.
“eh eh gue baru sadar, si Tere tumben nggak
kelihatan. Kemana tuh anak ?” keheranan Shilla memunculkan sebuah pertanyaan.
Pertanyaan yang sudah ada di benak Erlin. “nah loh iya gue juga berpikir
seperti itu tadi”
“apa ikut basket
sama Riko, Alvin dan Cakka ?” Shilla
mencoba menebak.
“enggak deh
perasaan, coba hubungi dia” sahut Sivia. Shilla memulai mencari - cari nama Tere
di kontak BBnya, setelah ketemu ia segera menekan tombol call.
^_^
Aku masih terhanyut dalam nyanyian. Tiba – tiba
aku merasakan hpku bergetar.Awalnya aku acuh dengan getaran itu, namun lama –
lama aku mulai risih. Aku mengusap air mataku yang masih berlinang di pipi dan
meraih BB lalu melihat siapa gerangan yang menghubungiku. “Shilla” ternyata
dia, aku berdehem kecil, menimbang-nimbang untuk mengangkatnya atau tidak.
Akhirnya akupun memasukkan BB-ku lagi ke dalam saku. Aku mencoba memfokuskan
pikiranku terhadap masalah yang kualami. Aku tak memperdulikan suara getaran Bb-ku
lagi. Hingga bel berbunyipun aku masih berada di ruang musik. Sekitar 15 menit berselang,
aku baru beranjak pergi. Aku tidak langsung menuju kelas, tetapi aku menuju
toilet untuk membersihkan wajahku dari sisa air mata. Dirasa wajahku sudah agak
lebih fresh aku baru menuju kelas.Kulihat kelas tampak sepi, berarti ada guru
yang sedang mengajar. Kuketuk pintu, lalu masuk dan menjelaskan kepada guru
atas keterlambatanku. Setelah itu, aku duduk dibangkuku, tepatnya disebelah
sivia. Saat menuju ke bangku, aku ditatap dengan pandangan mengintrogasi.
Sepertinya akan ada beribu pertanyaan kepadaku setelah jam pelajaran usai.
Benar saja,setelah
pelajaran usai, para sahabatku berbondong – bondong mulai mengintrogasiku. Aku
hanya bisa terdiam terhadap keaadan ini. Malahan sekarang aku seperti seorang
terdakwa.
“kemana aja tadi
?”tanya sivia. Aku terdiam, tak mampu menjawab.
“kenapa diem..?
“ kini suara zahrayang terdengar.
“bingung mau
jawab apa ..?” kata shilla. Sungguh, kini aku benar – benar seperti seorang
terdakwa. Sepertinya mereka ingin memojokkanku.
“ayo jawab....”
kata Sivia mendesak.
“tadi aku ke
ruang musik”jawabku sambil menunduk.
“pasti ada
masalah?” ucapan sivia kini melembut, mengetahui akan apa yang terjadi dengan diriku
. Ucapan siviapun disetujui oleh ke 2 sahabatku yang lain yaitu Shilla dan
Zahra.
“hmm” aku hanya
berdehem, menimbang-nimbang apakah akan ku ceritakan semua. Ku rasa para
sahabatku-pun mengerti, tak apa emang tak ada paksaan untuk ku, karena dalam
lain waktu aku pasti akan cerita dengan sendirinya.
^_^
Kekasih
terbacakah tulisan hatiku
Saat
langkah mulai tak sejalan
Suratku
itu lukisan luka di hati
Jangan
kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....
“hmm sekian banyak surat yg aku tulis, selama
4 tahun berpisah” gumamku. Dihadapanku kini, terlihat tumpukan surat yang aku
tulis selama ini untuknya. Aku tak pernah mengirimnya, karea aku tak ahu alamatnya.
Lagi-lagi aku kembali teringat akan masa dimana setiap hariku dipenuhi dengan kebahagiaan.
Hanya dengan menulis surat ini, mungkin rasa rinduku akan sedikit terobati.
*FlashBack
“kamu beneran
mau pergi ?” tanyaku pada cowok yang telah menemani hariku selama 2 tahun.
“ma’af, aku
harus pergi” jawab Rio dengan nada lembut.
Hari itu, adalah
hari ulang tahunku. Hari ulang tahun yang gak bakal aku lupain. Kekasihku pergi
meninggalkanku. Kenyataan pahit yang harus ku terima. Salah seorang temanku
terkena penyakit kanker, karena pengobatan dirumah sakit di indonesiakurang
memadai, akhirnya ia dipindahkan ke RS Amerika. Karena waktunya tak lama lagi,
ia meminta RIO, orang yang ternyata ia sukai untuk menemaninya berobat. Dan
saat itu, rio menyandang status sebagai kekasihku.
Ntah apa yang
ada dibenakku saat itu, membiarkan Rio pergi, meninggalkan aku seorang diri.
Hingga 4 tahun lamanya aku tidak pernah lagi bertemu ataupun berhubungan
dengannya.
“aku janji akan
menemui kamu, tunggu aku” kalimat terakhir Ri sebelum ia benar – benar
meninggalkanku.*puter lagunya Pasto-aku
pasti kembali hehe
*FlashBackEnd
Tak terasa Butiran
hangat yang sedari tadi kubendung, terjun dengan bebasnya. Sampai kapan aku
harus menunggu ? Menunggu seseorang yang tak pasti, kapan ia akan datang. Dan
menolak semua lelaki yang mendekati ku ? Apakah aku harus melupakannya ?
Sepertinya begitu, aku akan mencoba melupakannya.
^_^
@di sekolah ..
“eh ciee udah
datang duluan haha” ledek Sivia yang datang bersama dengan Shilla.
“iya kenapa
emang ? masalah buat loe” jawabku agak sensi hehe.
“bukan gitu,
biasanya kan kita duluan yang datang daripada kamu”kata sivia. Kedua sahabatku
langsung duduk dibangkunya, karena bel sudah berbunyi.
Seorang wanita paruh
baya memasuki kelas, membuat bingung para siswa terutama aku. Pagi ini pelajaran
Biologi kenapa harus Bu Isma, selaku wali kelas kami yang hadir?. Namun,
kebingungan siswa dikelasku terpecahkan saat ibu Isma menjelaskan
kedatangannya.
“assalamualaikum,
anak-anak. Maaf ibu mengganggu pagi kalian ataupun membuat bingung. Ibu kesini
bukan bermaksud memberi pelajaran melainkan ibu membawakan teman baru untuk
kalian, dia pindahan dari Amerika” jelas bu Isma.
“cewek apa cowok
bu ?” tanya Alvin spontan. Dan disoraki oleh penghuni kelas yang lain
“huuu !!” bu
Isma hanya menggelengkan kepala.
Bu Isma memberi
kode, agar seseorang itu masuk ke kelas. Ntahlah, perasaanku mulai tak nyaman.
Tak lama, masuklah seorang cowok dan sepertinya aku mengenali sosok itu. Sosok
yang tak asing dimataku. Sosok yang ....
“baik, ini temen
baru kalian, Rio perkenalkan dirimu” suruh bu Isma.
“baik bu” jawab
Rio. Beberapa gadis memandang rio dengan tatapan berbinar. Jelas saja, bisa
dibilang ia tampak keren tapi hmm ..
“haii, ...” sapa
Rio dengan seyumannya yang manis. Membuat para gadis dikelasku pada melting
melihat senyumnya.
“hai, Rio.....”
“kenalin nama
aku Rio stevadit, aku pindahan dari Amerika tapi aku sebenarnya asli orang
indonesia, dulu aku tinggal di jakarta” lanjut Rio.
Deg ! perasaanku
mulai kacau. Sosok itu, sosok yang lama tak tampak kini ada dihadapanku. Kenapa
ia kembali disaat aku sudah mulai menuju proses MOVE ON !! Kenapa Tuhan?!
“baik,
Rio.Silahkan kamu duduk disebelah Alvin” suruh bu Isma lagi sambil menunjuk ke
arah Alvin. Rio pun menurut dan melangkahkan kakinya menuju bangku Alvin yang berada disebelah bangku ku. Aku tak kuasa
menatap cowok itu. Setelah kepergian bu Isma, aku bergegas menuju toilet karena air mata ini, sudah tak
dapat kubendung lagi.Keprgianku ini, membuat bingung para sahabatku.
^_^
Hari berganti
hari, minggu berganti minggu, kurasa arku berubah. Hari - hariku berubah saat
Rio kembali dalam hidupku. Sosok yang dulu pergi, kini kembali lagi. Sosok yang
sanga aku rindukan, hingga membuat sakit hatiku. Seorang Tere yang selalu
senyum,penuh canda, dan sikapnya yang usil. Berubah seketika, setelah
kepergiannya. Berubah menjadi pendiam, penyendiri, dan tertutup.
“hey..., Tere
Amoura Bintang. Gadis cantik yang jago basket, jago main piano,jago buat orang
tertawa, jagooo ....” ucapan Sivia terpotong, karena ucapan seorang cowok yang
datang dan ikut duduk di meja kantin yang kami tempati.
“jago nyanyi
juga kan ?” ucap Rio.
“yeay seratus
buat Rio, kok loe tahu sih, Yo ?” tanya sivia. Rio menatapku sebentar, mendapati
wajahku yang mungkin kusut karena kehadirannya. Emang sih aku bisa dibilang
jago nyanyi, mungkin Rio bilang gitu karna dulu, duluuuuuu banget kita berdua
sering DUET.
“nebak aja sih.
Biasanya kalo orang jago main musik pasti jago nyanyi kan? haha”jawab Rio.
Jujur saja
selama kedatangan Rio, yang kurang lebih sudah 2 bulan, aku tak pernah
berbicara dengannya. Walau terkadang dia ucapkan ma’af dalam bisikan atau hanya
gerakan mulut, aku tetap diam tak ingin mengingat kenangan yang menyakitkan itu.
Aku bersikap seolah – olah tidak pernah mengenal dia. Seandainya waktu bisa diputar,
aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalnya.
“aku duluan, mau
ke ruang musik” ucapku,ku tak tahan jika lama – lama terus berada didekat Rio.
“pasti penyakit galaunya
kambuh, makanya larinya ke musik room haha” celetuk Shilla.
“perasaan kamu
tuh gak punya cowok deh, kok bisa galau sih ?” tanya Zahra. Aku diam saja, tak
berminat menjawab pertanyaan Zahra. Aku seger pergi, sebelum mendapat banyak
pertanyaan dri sahabat – sahabatku.
Sesampainya diruang musik ...
Hanya diruang
ini, aku bisa mendapat ketenangan. Kumainkan grand piano putih itu dan mulai
bernyanyi.
Kekasih
terbacakah tulisan hatiku..
Saat
langkah mulai tak sejalan..
Suratku
itu lukisan luka dihati
Jangan
kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....
Saat menyanyikan
lagu ini, air maaku tak dapat kubendung lagi....
Ku
tahu pasti hatimu tahu walau tak baca suratku ..
Samar-samar
kudengar langkah kaki yang mulai memasuki ruangan. Seseorang itu berdiri
disampingku, tapi aku tak memeperdulikannya. Aku tetap fokus dengan lagu yang
kunyanyikan.
Masih
ku ingat janji disuratmu
Mengapa
kini kau ingkari janjimu
Suratku
itu lukisan luka dihati
Jangan
kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....
Oh
tak ingin ku sesali seluruh cintaku
Walau
kini ku melangkah tanpamu ..
Prok....prok....prok...
terdengar suara tepuk tangan dari seseorang saat aku mengakhiri laguku.
“Rio !!” kataku
terkejut saat melihat siapa yang berada di sampingku. Aku langsung berdiri, dan
segera beranjak pergi. Namun Rio, dengan cepat menahanku.
“kumohon, jangan pergi !” ucap Rio lembut. Aku
terdiam, tak bereaksi apa - apa.
“ma’af, ma’af
karena aku tak pernah menghubungimu, maaf atas kebisuanku selama 4 tahun ini. Aku
tau aku salah, aku sudah ingkari janjiku, tapi taukah ngkau aku disana sangat
merindukanmu, Tere” ucapan Rio lagi-lagi membuatku tak berdaya.
“cukup, lepaskan
aku” ucapku sambil mencoba melepaskan cekalan tangan Rio.
“tidak, kumohon
maafkan aku. Sekarang lihat, aku menepati janjiku untuk menemuimu”
”aku sudah
memaafkanmu, tidak perlu kau merasa bersalah. Aku sudah menghapus semua
kenangan kita. Kumohon jangan ganggu hidupku, sekarang anggap saja kita tak saling
kenal. Sudah cukup, hati ini sakit menunggumu, Rio”kataku dengan mata berkaca –
kaca. Rio berlutut dihadapanku, memohon. Dia menjelaskan semunya, semua yang
belum ku ketahui. Air mataku perlahan jatuh, tak kuasa lagi untuk membendungnya.
“setelah penjelasanku
tadi, terserah kamu mau pukul aku, kamu mau tampar, aku rela. Tapi kumohon,
jangan menghindar dariku. Aku tak bisa jauh darimu. Kau tahu, selama 4 tahun aku
tersiksa saat aku jauh darimu”kata Rio.
Sekarang aku
bingung akan perasaanku. Disatu sisi, aku kecewa dan benci padanya. Disatu
sisi, aku masih memiliki perasaan kepadanya. Sebenarnya, apa rencanamu untukku,
Tuhan ?
Bersambung ...
ini baru kok yaa maaaph kalo jelek -_- mungkin hanya beberapa part aja okeh bye
|
Oleh
: Phasa & Fina
No comments:
Post a Comment