Sisi Dunia Perundungan
Perundungan menurut KBBI merupakan segala bentuk perisakan atau
penindasan yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti secara fisik, verbal,
dan psikologis. Bagi kalangan anak muda di Indonesia mungkin tindakan
perundungan sudah sangat lazim didengar. Namun tetap saja tindakan tersebut,seharusnya
tidak dianggap wajar dikalangan remaja. Terlebih lagi oleh para pelajar yang
masih duduk di bangku sekolah.
Penyebab dari perundungan dapat berawal dari hal
yang wajar hingga merujuk pada hal yang tidak wajar atau dapat dikatakan hal yang
sepele. Banyak kasus perundungan yang menyebabkan korbannya putus sekolah
hingga yang paling ditakutkan yaitu bunuh diri. Angka perundungan di Indonesia
terhitung cukup tinggi apabila disandingkan dengan negara tetangga. Terlebih
lagi pada kota-kota metropolitan berpenduduk padat.
Perundungan terjadi
ketika terdapat ketidakseimbangan antara pelaku dengan korban. Biasanya pelaku
akan melakukan tindak kekerasan hingga mengancam korban agar menuruti
permintaannya. Latar belakang ekonomi pun juga dapat menjadi salah satu sumber
terjadinya perundungan. Orang yang memiliki ekonomi dibawah rata-rata akan
diperlakukan secara tidak adil oleh orang yang lebih berada.
Bila diambil contoh dari negara kita, terdapat
kasus perundungan yang dilakukan pelajar tingkat SMP terhadap rekan satu
sekolahnya. Berdasarkan sumber yang beredar di website kompas.com,
terdapat korban yang diinisialkan dengan
MS mendapatkan perilaku kekerasan oleh kedua temannya. Kedua pelaku mengatakan
bahwa tindakan tersebut dilakukan semata-mata hanya karena bercanda. Dikatakan
bahwa korban diangkat beramai-ramai lalu dijatuhkan ke lantai begitu saja, korban juga dilempar ke pohon.
Hal itu menyebabkan dua ruas jari tangan korban harus diamputasi dikarenakan
jaringan di jarinya sudah mati. Orang tua kedua pelaku sepakat untuk menanggung
biaya rumah sakit. Pihak kepolisian memproses kasus ini sehingga kedua pelaku
dikenakan tindak hukum.
Apabila diambil contoh dari
negara lain, mungkin Korea Selatan termasuk negara dengan angka perundungan
yang cukup tinggi. Ditambah negara dengan julukan negri gingseng tersebut
memiliki standar kecantikan tersendiri yang membuat rendahnya rasa percaya diri
di negaranya juga meningkat. Kulit seputih susu, hidung mancung, hingga wajah
yang tirus adalah standar kecantikan di sana. Wanita yang tidak memenuhi
standar tersebut sangat rentan terkena tindakan perundungan. Contoh tindakan
perundungan yang sering dialami remaja di sana adalah perundungan dalam bentuk
fisik. Biasanya korban diperlakukan dengan cara dipukul, ditendang dan kekerasan fisik lainnya.
Ada pula sebutan bagi tindakan perundungan yang
terjadi melalui sosial media. Tindakan
tersebut lebih berdampak kepada
mental seseorang karena pelaku dapat sepuasnya merundung korbannya secara
anonim. Hal ini lebih sering terjadi pada kalangan selebritas atau orang-orang
terkenal dan tentu lebih cepat memakan banyak korban secara mental.
Korban yang mengalami tindakan perundungan
memerlukan lingkungan yang mendukung dirinya untuk bangkit kembali. Dukungan
orang-orang terdekat seperti orang tua sangat dibutuhkan dalam kondisi ini.
Orang tua dapat mendukung anaknya untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya
kembali seperti mengajak anak untuk berbicara secara serius namun santai dari
hati ke hati di tempat yang mendukung, peran teman yang baik pun juga dibutuhkan dalam kondisi ini. Di dalam pelajaran tentu sudah diajarkan adab
dalam bersikap sesama manusia, sikap perundungan tentunya merupakan sikap yang
tidak terpuji.
Perundungan dapat menimbulkan dampak dengan
jangka panjang bagi korban. Jika dibiarkan terus-menerus korban dapat merasa
depresi yang memungkinkan korban berpikir untuk bunuh diri. Dampak fisik yang
dirasakan pun tidak bisa disepelekan, seperti nafsu makan menurun, kekurangan
berat badan, dan perasaan yang tidak jelas.
Apabila ditelusuri secara mendalam tindakan
perundungan memiliki banyak sekali dampak fatal yang dihasilkan. Kita sebagai
generasi penerus bangsa sudah seharusnya menghilangkan kebiasaan buruk itu dari
kita sendiri. Jangan sampai tindakan tersebut masih ada hingga anak cucu kita
nanti.
Penulis :
|
No comments:
Post a Comment