Sunday, February 13, 2022

Dibalik Musikalisasi Puisi Ziarah Tanah Jawa

 Dibalik Musikalisasi Puisi Ziarah Tanah Jawa



Hari itu berjalan seperti biasa, mengajar, mencari materi, mempersiapkan untuk pelajaran selanjutnya, bahkan untuk materi esok hari. Saat mata fokus ke layar laptop dan jari jemari berirama mengikuti, sebuah notifikasi pesan masuk muncul di pojok kanan bawah layar laptop.

Pesan tersebut dari panitia GSMB Nyalanesia. Ingin hati membukanya nanti, tapi nyatanya pesan tersebut mampu menggoyahkan keistiqomahan meramu materi. Pesan tersebut kemudian kubuka, kubaca perlahan dan mencoba memahami. Sebuah pesan yang tidak bisa dibalas tersebut menjelaskan terkait teknis lomba Video Nyala Kreasi.

Setelah mencoba memahaminya, kemudian memberanikan diri untuk menyampaikan ke kepala sekolah. Sebagai guru baru yang diamanahi kegiatan literasi sekolah, keraguan muncul dalam benak. Berbagai pertanyaan muncul dalam benak. Apakah mereka akan mengikutsertakan siswa? Jika iya apa yang akan diambil? Mengingat banyak sekali kategori perlombaannya. Kemudian pesan tersebut dikembalikan kepada saya oleh kepala sekolah dan sepenuhnya saya yang memegang kendali.

Dari semua kategori yang disebutkan, ketertarikan terhadap musikalisasi puisi cukup besar. Mengingat anak-anak sudah belajar gitar di sekolah dan pasti pandai bernyanyi. Kemudian hal tersebut dicetuskan kepada guru lain, meramu ide videonya dan mencari siapakah gerangan yang akan ikut serta dalam ajang ini.

Namun, setelah memilih kategori, lagi-lagi keresahan mendera. Berhubung tidak pandai terkait musik, sebagai pencetus ide ini kebingungan terkait musik yang akan digunakan. Alhasil diskusi dengan guru-guru lain menyatakan bahwa musik bisa dibantu oleh guru Gitar. Nyatanya, permasalahan itu belum selesai, diskusi terkait siapa siswa yang akan ikut serta belum menemukan titik temu. Akhirnya kriteria bisa menyanyi dan bermain gitar mencetuskan hasil bahwa siswa kelas 9B akan ikut serta.

Setelah musik dan juga peserta, keresahan belum berakhir. Kelas 9B terdiri dari 12 anak, ketidakmungkinan untuk menyertakan mereka semua dalam satu tampilan. Mengingat bahwa waktu perlombaan tinggal tiga minggu lagi. Namun, keresahan itu terjawab saat mengamati siswa kelas 9B dalam diam. Sehingga memutuskan untuk satu kelas bergabung dalam kegiatan tersebut.

Kemudian keresahan lain muncul yaitu tentang pembagian 12 anak dalam musikalisasi puisi. Siapa yang akan menyanyi, siapa yang akan membaca puisi, dan siapa yang akan bermain gitar. Setelah melakukan diskusi dengan guru gitar serta penentuan masing-masing siswa dalam membaca puisi, maka diputuskan bahwa cukup enam anak yang akan memegang musik.

Dan yaa, kelas 9B dengan 12 anak itu bernama Dinda, Zhasa, dan Fifi yang akan membacakan puisi, kemudian Aliya, Erina, dan Shafa sebagai vokalis, dan sisanya yaitu Clarinta, Ersa, Alifa, Chalisa, Azkia, dan Dzanida. Dua belas gadis yang cantik dan manis serta berbakat. Mengapa demikian? Ya, mereka dapat diajak berproses dengan baik.

Masalah musik saya serahkan sepenuhnya kepada siswa. Mereka yang memilih, mereka yang menentukan, mereka yang menyimpulkan. Sedangkan puisi sudah saya siapkan, sebuah puisi yang sarat makna dan sesuai dengan tema.

Kolaborasi yang apik ketika masing-masing bagian belajar terkait tugasnya masing-masing. Semangat mereka, usaha mereka latihan di sela-sela jam pelajaran yang padat perlu diberi apresiasi.

Sebagai koordinator dan guru baru di sekolah ini, banyak sekali kekhawatiran, banyak sekali kecemasan yang sebenarnya tak perlu terlalu dipikirkan. Selama dua minggu penuh mereka latihan tiada henti. Di sela-sela kegiatan pondok mereka berlatih. Di sela-sela kesibukan guru Gitar yaitu Bu Amin beliau bersedia membantu mengajari anak-anak bermain gitar dan menyanyi. Tugas saya tentu untuk mengajari mereka membaca puisi. Meski saya merasa kurang maksimal dalam mengajari. Namun, upaya selama dua minggu penuh akhirnya terpenuhi.

Tibalah hari H untuk semua bergabung menjadi satu. Memadukan puisi, lagu, dan juga nyanyian. Dendangan pertama membuat hati bergetar, bangga, karena mereka mampu berproses dengan baik dalam waktu singkat.

Kekhawatiran lain muncul apabila perlombaan ini tidak membuahkan hasil. Nyatanya, pemikiran  itu salah kaprah. Kegiatan lomba musikalisasi puisi yang pertama kali diikuti oleh sekolah ini setidaknya menjadi awal anak-anak berkarya setelah terkekang karena pandemi. Setidaknya kegiatan ini dapat membuat mereka berproses dan nantinya akan menjadi cerita yang tak kan terlupakan.

Segala persiapan dikerjakan bersama-sama. Menentukan kostum, menentukan lokasi pengambilan video, dsb. Namun, kesedihan mendera ketika hari H alam tidak bersahabat, sehingga ide awal tak bisa dilaksanakan dan kemudian melakukan rencana kedua.

Dan dengan jadwal mereka yang padat, mengambil sisa waktu yang ada. Kami mengambil video untuk pertama dan terakhir. Tidak ada pengulangan dan malam itu juga semua sudah harus beres. Hingga hampir tengah malam dengan keadaan besok mereka masih sekolah. Sungguh, pengorbanan serta perjuangan mereka sangat saya apresiasi.

Terima kasih anak-anak, sudah mau berproses bersama Ustazah. Semoga proses ini dapat menghantarkan kepada kalian kebaikan dan ilmu yang lebih banyak lagi.

Nak, nama-nama kalian sudah Ustazah abadikan dalam tulisan ini. Seperti yang sering Ustazah sampaikan, bahwa tulisan akan abadi, tulisan akan berumur panjang melebihi usia yang ada. Nanti, saat tulisan ini kalian baca, kalian akan tahu betapa bangganya Ustazah mengawali proses kalian. Semoga kalian menjadi anak-anak yang sukses dan selalu dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT.

Apa pun hasilnya nanti, apabila memang juara patut kita syukuri, apabila tidak juara juga patut kita syukuri. Perlombaan bukan tentang siapa yang menang dan kalah, melainkan bagaimana kalian berproses, berusaha, dan berdoa, serta memaksimalkan dalam berproses adalah yang terpenting.

Terima kasih, Nak dan semua rekan-rekan yang telah membantu menyukseskan program ini. Semoga Allah membalas kebaikan kita semua. Serta panitia Nyalanesia mau pun Tim, kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya karena sudah membuat kami kembali mengawali kegiatan literasi di sekolah kami. Semoga segala hati dan kebaikan Tim Nyalanesia dibalas oleh Allah SWT.

No comments:

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa