Sunday, October 16, 2022

PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!

 PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!



Suara ayam saling bersahut-sahutan, matahari masih enggan untuk menampakkan diri. Pukul 05.00 WIB yang terasa sangat sendu karena mendung sedang bergelanyut di langit kelabu.

Dengan sepeda motor andalan dan jaket hangat satu-satunya yang saya miliki, diri ini tiba di lokasi pemberangkatan untuk melaksanakan PKL Sekolah di daerah Karanganyar. Semua siswa sudah berkumpul, dengan dua guru yang lain sedang sibuk memeriksa barang bawaan. Anak-anak didik menyambut dengan hangat dan mungkin sedikit terkejut karena diri ini ternyata ikut serta pada kegiatan ini.

Siswa sudah bersiap untuk doa bersama, meski beberapa masih mengeluhkan untuk meminta obat anti mabuk perjalanan. Kotak obat yang sudah kusiapkan untuk siswa putra dan putri akhirnya keliling menuruti siswa yang ingin minum obat terlebih dahulu. Ada yang memilih obat tablet, ada pula yang memilih obat cair. Apa pun itu asal mereka nyaman dalam perjalanan.

Doa bersama dimulai dan dipimpin oleh kepala sekolah. Segala perlengkapan sudah dipastikan tidak ada yang tertinggal, begitu pun sarapan yang sudah dibagikan sebelum siswa naik bus. Yaps, kecuali aku, yang tidak pernah bisa makan apa pun jika berada di dalam bus.



Bus pun berjalan, dengan sedikit gelisah karena salah satu guru belum datang juga. Kemungkinan ia terlambat, waktu sudah menunjukkan pukul 05.15. Kepala sekolah memutuskan untuk meninggalkan guru tersebut karena sudah 15 menit sejak kesepakatan waktu berkumpul, ia tak kunjung datang. Jika kami menunda keberangkatan, maka kegiatan kami selanjutnya akan sedikit berantakan dan tidak sesuai estimasi waktu.

Gerimis pun menyertai perjalanan pagi ini. Rasa dingin tanpa basa-basi menyentuh kulit. Jaket hangat ini kurekatkan, niat hati ingin tertidur agar tidak mabuk perjalanan, apa daya, duduk di samping kepsek membawaku bercerita dari A sampai Z. Berawal dari keberadaan LKS PKL yang dibawa oleh guru yang terlambat, hingga rencana apabila LKS itu memang tertinggal bersama guru tersebut.

di tengah berdiskusi dengan kepela sekolah, terdengar canda tawa siswa di barisan belakang. Sisanya sedang asik makan, sebagian memilih melanjutkan tidur yang konon tidak nyenyak karena bangun pukul 03.00 untuk antre mandi.



Kurang lebih hampir 3 jam lebih perjalanan, sampai lah kami pada kantor administrasi Pabrik Karet, PTPN IX Kebun Batujamus, Karanganyar. Kepsek dan salah satu guru turun untuk melakukan administrasi. 15 menit kemudian rombongan kembali berjalan ke arah pabrik yang tidak sampai memakan waktu 5 menit.

Kami pun turun dari bus dan sudah disambut oleh beberapa petugas yang sudah disiapkan untuk memandu perjalanan kami di pabrik karet. Siswa masih tampak malu-malu dan lelah karena perjalanan. Kami pun Saling perkenalan dan memulai doa bersama.

 








Seusai apel singkat dengan penjaga pabrik karet, kami istirahat sejenak setelah perjalanan panjang untuk sekadar menikmati snack andalan sekolah yaitu pizza potong dan susu UHT rasa cokelat.





       Tak sampai 20 menit kami beristirahat, petugas sudah memanggil kami untuk mempersiapkan diri memasuki pabrik, melihat proses pengolahan karet hingga menjadi bahan baku yang siap digunakan. Berhubung proses awal hanya bisa dilihat pukul 10.00, kami memulai proses dari tengah karena sekarang masih menginjak pukul 08.00.

Seluruh anak-anak dibawa masuk ke sebuah gedung besar. Beberapa orang dewasa dengan pakaian sederhana mendorong sebuah gerobak besar berisi tumpukan lembaran-lembaran yang katanya adalah hasil karet yang sudah di asap untuk dilakukan pemilahan di dalam gedung. Anak-anak terlihat antusias dan penasaran dengan apa yang dilihatnya.


Tumpukan lembaran karet yang sudah diasap

 Namun proses pembuatan karet begitu panjang, sepertinya akan dibuat artikel tersendiri untuk ini yaa hehe, tunggu saja artikel selanjutnya.

Dari gedung pertama melihat hasil dari pengasapan karet, pemilahan, pengepresan, hingga pembungkusan dan siap diangkut. Kami beralih ke gedung yang tak jauh dari gedung pertama untuk melihat proses pengasapan. Beberapa siswa sudah dilanda mabuk aroma saat di gedung pertama karena aroma bau busuk serta bau solar yang menyengat hidung. Beberapa siswa memilih melipir menjauh karena tidak tahan dengan aromanya. Namun, siswa yang penasaran tetap mengikuti instruksi dan arahan dari pemandu dengan tertib.

Melihat proses pengepresan karet.

Berpindah lokasi ke gedung kedua, kami diajak untuk melihat proses pengasapan karet dari hari pertama hingga hari terakhir. Proses bahan bakar yang digunakan untuk pengasapan, proses pencucian hasil pengasapan sebelum dibawa ke gedung pertama, hingga limbah dari karet yang tentu sangat busuk aromanya daripada gedung pertama.


Karet yang sedang diasap


Bertandang ke gedung terakhir, yakni yang seharusnya menjadi gedung pertama kami kunjungi. Di gedung ketiga ini adalah gedung yang berisikan proses bahan baku karet mentah dari kebun karet yang diproses agar bisa dilakukan pengasapan. Aroma busuk dan gedung becek tak dapat dihindari. Jadi, anak-anak cukup berhati-hati di ruangan ini agar tidak terpeleset dan jatuh ke kubangan karet hehe.

Gedung terakhir, proses pengolahan karet mentah


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. setelah sesi foto bersama, memberikan kenang-kenangan kepada pihak pabrik dan berpamitan, kami bertandang ke lokasi kedua yaitu Kebun Aromatik. Konon kebun tersebut adalah kebun yang penuh tanaman obat yang terletak di daerah dataran tinggi. Sudah kebayangkan? Bagaimana jalanan yang akan kita lalui jika hendak menuju puncak?

Yaps! Diringi dengan gerimis namun cuaca panas dan lagi-lagi berbekal makan siang berbentuk box yang sudah dipesan untuk di makan ke dalam bus. Kami bersiap menuju lokasi kedua. Eitss, presensi dulu, periksa kelengkapan apakah seluruh siswa sudah berada di dalam bus. Mulai dari presensi satu hingga 24 semua lengkap anddd let’s go to the Kebun Aromatic!!

Dari perjalanan ini kami dapat belajar bahwa untuk mencapai segala sesuatu memang butuh proses meskipanjang. Untuk bsia menjadi sebuah sepatu, ban mobil atau motor, hingga peralatan lainnya, karet memiliki proses yang sangat panjang. Tanga-tangan mereka lah yang berjasa untuk mengolah karet mulai dari mengambil di pohon hingga menjadi bahan baku untuk pembuatan segala perabotan atau peralatan yang dibutuhkan manusia.

Yuk selalu beryukur, meskis aat ini kamu belum mencapai puncakmu, tak apa. Nikmatilah. Karet tidak begitu saja berubah menjadi sol sepatu. Bunga tidak begitu saja tumbuh dan mekar. Semua butuh proses. Tetap semangat!!

Nantikan cerita selanjutnya keseruan kami di Kebun Aromatik yaa!!

 

 

 

Cerita Selanjutnya >>> KebunAromatik : 1000 Manfaat di Balik Cantiknya Bunga

 

 

No comments:

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa