Monday, May 23, 2016

Yuk!! Cintai Dunia Tambang!!


Yuk!! Cintai Dunia Tambang!!



IDENTITAS BUKU


Kenapa harus mencintai dunia tambang? Mencintai orang yang juga mencintai kita saja susah *duhbaper. Mencintai dunia tambang, mencintai lingkungan. Berbicara soal dunia tambang, berbicara soal lingkungan. Lantas kenapa harus mencintai dunia tambang? Bukankah itu merusak lingkungan? Merugikan penduduk sekitar? Dan hanya kelakuan orang-oran borjuis untuk membodohi si miskin? NO! Sebelum menjudge yang bukan-bukan. Baca dulu! Sekali lagi baca dulu! Duduk yang manis, siapkan pikiran, tenangkan pikiran, ambil nafas. Dan BACALAH!! 

Apa yang dimaksud tidaklah salah. Namun itu hanya pemikiran orang awam yang kuran tahu akan dunia pertambangan. Agar kita lebih tahu tentang pertambangan. Berikut review buku Buka-bukaan Dunia Tambang.


Kutipan dari Dhanang Puspita tersebut seperti halnya buku ini. “Buka-bukaan dunia tambang” bukanlah untuk mencuci otak para pembacanya. Melainkan sebuah gambaran mengenai dunia tambang yang tidak hanya memiliki dampak negatif melainkan juga dampak positif yang dihasilkan. Bukan untuk memaksa pembaca setuju akan ap ayang disampaikan, atau kontra dengan apa yang dijelaskan. Melainkan buku ini menambah wawasan kita mengenai dunia tambang yang sebatas pengetahuan kita hanyalah perusak alam. Bukankah itu yang ada dipikiran kita ketika terlintas kata “tambang”. Merusak alam dan mengeruk habis isinya?? Sebelum menjudge buku ini dari judulnya. Lebih baiknya yuk simak review mengenai buku ini :D
 
Halaman pertama dalam buku buka-bukaan dunia tambang yang diterbitkan oleh Pastel Books ini cukup berbeda dari kebanyakan buku nonfiksi lainnya. karena, di lembar pertama buku ini berisikan kutipan-kutipan dari penulis peserta Suistainable Mining Bootcamp Newmoont. Salah satunya kutipan dari Dhanang Puspita di atas. Kutipan tersebut menarik saya masuk lebih dalam lagi untuk membaca buku ini.

Awal membeli buku ini, rasa ragu ada dalam pikiran saya. Bukankah buku mengenai dunia tambang ini akan menjadi bacaan yang berat? Lagi pula saya hanyalah seorang lulusan SMA yang tidak tahu menahu soal dunia tambang? Itulah pertanyaan yang memutar otak saya ketika buku ini sudah berada di tangan dan hendak melangkah ke meja kasir. Namun, saya merasa harus menambah wawasan mengenai dunia tambang. Bukan hanya cerita fiksi dari novel-novel yang penuh imajinasi. Siapa tahu, ada hal yang menarik dari buku ini.

Yup benar saja, halaman pertama berisi kutipan-kutipan beberapa penulis itu sedikit menggelitik saya. Apalagi kutipan dari Unggul Sagena.



Ini membuat saya semakin penasaran. Halam berikutnya berisikan kata pengantar yang ditulis Dr. Rulli Nasrullah, M.Si. yang menjelaskan bahwa buku buka-bukaan dunia tambang ini menjadi salah satu buku langka yang merekam jejak blogger-blogger dalam agenda suistainable mining bootcamp. Buku ini ditulis oleh peserta Newmont bootcamp yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Sehingga menurut Dr. Rulli buku ini membuat kita bisa menikmati dan seolah-olah menjadi bagian dari rangkain kata para blogger itu.

Lembar demi lembar buku ini saya baca. Pikiran mengenai bacaan berat dalam buku ini hilang seketika. Tidak terlewati baris demi bari kalimat yang menjelaskan mengenai dunia tambang.  Dalam bagian pertama  buku ini. Yang ditulis oleh Eko Budi W. (hal 17) mengingatkan tentang kasus PT Newmont Minahasa Raya (NMR) yang dituduh telah mencemari lingkungan dan menyebabkan terjadinya  gangguan terhadap penduduk di komunitas lokal. Mungkin ada beberapa yang tidak tahu tentang masalah ini. Tapi ketika kita search di google dengan kata kunci Newmont Minahasa Raya masih banyak artikel-artikel yang memiliki citra negatif terhadap Newmont. Dalam penuturan Eko Budi W. Bahwa komunikasi keterbukaan yang dilakukan Newmoont melalui suistainable mining bootcamp menjadi cara yang efektif untuk menampilkan citra Newmont yang lebih bersahabat. Lagi pula, acara tersebut dikuti oleh para blogger dari berbagai latar belakang.

Meninggalkan masalah Newmont Minahasa Raya, hal yang membuat saya manggut-manggut membacanya adalah tulisan dari M.Zacky S. (hal.22) Dengan judulnya “Wisata Tambang (Ndasmu Mlocot)” walaupun isinya menurut saya tidak begitu menjabarkan judulnya, tapi tulisan M. Zacky S. Menambah wawasan saya. Tulisan M. Zacky menjelaskan proses pertambangan yang dilakukan Newmoont, mulai dari proses pemisahan batuan yang mengandung mineral terlepas dari tanah, hingga pada proses yang disebut tailing atau batuan lumpur yang tersisa dari pengolahan tembaga dan emas. Proses tailing ini menggunakan sistem Deep Sea Tailing Placement (DSTP) atau penempatan Tailing laut dalam. Dan juga, tulisan M. Zacky memaparkan proses reklamasi dengan penanaman kembali tanaman dan tumbuhan asli sesuai bukaan lahan yang dipakai Newmont.

Penasaran kan? Bacaaja bukunya. Dijamin ngerti proses pertambangan yang dilakukan Newmont.

Selain itu, program-program pengembangan masyarakat yang dibuat Newmont juga dijelaskan dalam tulisan “Wisata Tambang (Ndasmu Mlocot)” ini.  Saya mengapresiasi tulisan M. Zacky yang memaparkan dengan bahasa yang lugas dan santai namun serius ini.

Membalik lembar, lebih terbuka lagi wawasan mengenai dunia tambang. Awalnya, saya berpikir buku ini hanya mengungkapkan sisi baik PT Newmont. Benar-benar hanya untuk pencitraan PT Newmont setelah citra buruk yang mereka dapatkan. Tapi dengan berpikir positif, semakin membaca cerita demi cerita dalam buku ini semakin kita tahu apa itu dunia tambang.

Tidak hanya berisikan tentang pertambangan yang dilakukan Newmont. Tetapi juga ada beberapa cerita mengenai pengalaman peserta Newmont Bootcamp yang mengistirahatkan pikrian setelah cerita-cerita tentang pertambangan yang dilakukan newmont. Seperti halnya cerita yang ditulis Dzulfikar Al-A’la (hal. 55) yang menceritakan tentang pekerja tambang yang masih menyempatkan diri untuk mengisi kekosongan jiwa dan kehampaan dengan beribadah setiap waktu. Tulisan ini, juga menyadarkan kita bahwa bagaimanapun kondisi kita, janganlah kau lupa untuk selalu bersimpuh kepada-Nya.


Seperti halnya yang ditulis oleh Regy Kurniawan dengan judulnya Cerita Pak Kades (hal.81). ini juga salah satu bacaan yang menggelitik bagi saya ketika penulis bercakap-cakap dengan kepala desa. Pak kades menceritakan tentang Newmont. Adapun percakapan yang disampaikan penulis menggelitik karena jawaban yang diberikan pak kades terkesan membingungkan dan berbelit-belit- baca hal. 83- namun terdengar kocak membaca jawaban dari pak kades. 


Banyak sekali yang diungkap dalam buku ini. Dan buku ini benar-benar buka-bukaan dalam dunia tambang. Saya rasa tidak ada yang ditutup-tutupi. Buku ini cocok untuk menambah wawasan mengenai dunia tambang.
Sebelum berpikir negatif dulu. Perlu untuk membaca buku ini. Jadi, bagaiamanpun pendapat anda setelah membaca buku ini hanyalah pendapat. Bukan untuk menyetujui dengan pro atau kontra. Dan bukan untuk mempengaruhi bahwa dunia tambang itu baik. Bukan, dunia tambang memang baik, bila diolah dengan baik pula. Namun, dunia tambang akan menjadi buruk tanpa adanya analisis dampak lingkungan.

Buku terbitan Pastel Books ini disajikan dnegan bahasa yang lugas, bahasa sehari-hari yang meudah dipahami. Karena buku ini ditulis oleh para blogger dari berbagai kalangan. Buku ini juga mengisnpirasi kepada siapapun. Bahkan untuk para pengelola tambang, untuk tidak hanya mengeruk habis isinya melainkan juga mengimbangi dengan dampak positif untuk lingkungan. 

Maka dari itu, yuk cintai dunia tambang. Dnegan mencintainya kita kana lebih mencintai alam kita. Dengan mencintainya kita lebih meminimalisir dampak negatif untuk kita dan dengan mencintainya kita kana tahu arti kesejahteraan yang merataa seperti apa.

Sebenarnya banyak poin yang positif yang diberikan dalam buku ini, tetapi jika saya sampaikan semuanya ini bukan menjadi ulasan sebuah buku melainkan membedah buku. Toh tujuan dibuat resensi ini agar kalian mau mebacanya hehe. 

Meskipun ditulsi dengan bahas asehari-hari, tapi ada juga beberapa artikel yang ditulis dalam bahasa inggris alias full inggris tanpa jeda untuk bahasa indonesia. Ya kalau yang baca ngerti, lha kalau tidka paham? Bukankah buku ini untuk berbagai kalangan? Bukan hanya untu orang yang berotak “pintar” saja bukan? Maka dari itu beberapa artikel full english itu sangat disayangkan.

Dan juga untuk tanda baca perlu diperhatikan, meskipun ini bukan buku dengan kalimat baku melainkan dengan bahasa tidak baku atau lugas dan santai. Tapi sebaiknya tanda aca lebih untuk diperhatikan agar pembaca lebih mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan. Dan tidak membingungkan pembaca yang notabennya orang awan nantinya.

Ukuran buku ini tidka terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Ukuran buku yang pas pada buku-buku umumnya. Meskipun buku ini tidak setebala pa yang dibayangkan ketika mendengar kata-kata “tambang” buku ini hanya 190 halaman saja dan sangat disayangkan untuk harga yang ditawarkan tidak pas untuk berbagai kalangan. Mungkin hanya orang dengan kata “rela dan mampu” untuk merogoh koceknya untuk membeli buku bercover kuning kehijau-hijauan ini. Ya kalau mereka suka? Kalau engga suka sama isinya? Kan nyesel. 

Dan jika buku ini untuk menambah wawasan mengenai dunia tambang yang dilakukan Newmoont, bukankah sebaiknya ada subsidi dari yang bersangkutan agar buku ini tidak dipatok harga yang terlalu mahal dan dapat dibaca oleh siapa saja. Bukankah itu tujuannya? Dapat dimengerti oleh berbagai kalangan yang mencintai ataupun tidak mencintai buku bukan?

Cerita dalam beberapa artikel ini akan lebih mudah dimengerti bila di lampirkan beberapa potret kegiatan atau gambaran yang diceritakan oleh penulis. Meskipun ada lembaran yang menunjukkan kegiatan PT Newmont dan berwarna, tapi untuk foto hitam putih yang ada di lembaran lain saya rasa terkesan diulang-ulang. Hanya beda warna saja. Bukankah, untuk mereka yang belum mengerti tentang dunia tambang akan lebih mengerti bila di beri gambaran nyata tentang apa yang mereka ceritakan? Setidaknya mereka tidak berpikir terlalu jauh tentang apa yang mereka ceritakan. Tidak hanya dalam bayangan saja melainkan gambar nyata yang membuat mereka akan lebih mengerti.




Namun, sejauh ini buku ini recomend banget untuk kamu yang ingin tahu dunia tambang. Sekali lagi, buku ini bukan untuk mencuci otak kalian. Melainkan buku ini menambah wawasan kalian dan membuat kalian bisa lebih berpikir kritis mengenai dunia tambang. 

Seperti halnya pepatah. Malu bertanya sesat dijalan. Begitu pula dengan buku ini, Tidak mau membaca akan tumpul pengetahuan. Yuk merubah cara berpikir kita dengan pikiran positif dan menghindari seudzon terhadap hal-hal yang belum kita ketahui. Jangan percaya apa katanya, tapi percayalah apa yang anda lihat.

Terakhir, yuk cintai dunia tambang!


No comments:

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa