REVIEW KUMCER
CELIA DAN GELAS-GELAS DI KEPALANYA
Kumpulan cerpen pilihan #KampusFiksiEmas 2016
Oleh : Lugina W.G. dkk.
Blurb
Celia tak pernah
mengerti, mengapa Puffin tak bisa berhati-hati.
Ia menyenggol perabotan ke mana pun ia pergi; gelas beradu menyentuh lantai.... Prang!
Seingat Celia, dulu Puffin tak pernah bertingkah nakal.
Ia manis dan begitu lembut.
Namun, Celia kini terpaksa memarahi Puffin. Celia benci melihat pecahan gelas berhamburan. Ia sungguh benci terbangun di malam hari karena bunyi gelas-gelas bertumbukan.
Bermalam-malam ia dihantui mimpi pecahan kaca yang mengejarnya seperti gerombolan lebah.
Menyengat dan menancap di kepalanya seperti mahkota.
Celia dan Gelas-gelas di Kepalanya
(Lugina W.G)
Ia menyenggol perabotan ke mana pun ia pergi; gelas beradu menyentuh lantai.... Prang!
Seingat Celia, dulu Puffin tak pernah bertingkah nakal.
Ia manis dan begitu lembut.
Namun, Celia kini terpaksa memarahi Puffin. Celia benci melihat pecahan gelas berhamburan. Ia sungguh benci terbangun di malam hari karena bunyi gelas-gelas bertumbukan.
Bermalam-malam ia dihantui mimpi pecahan kaca yang mengejarnya seperti gerombolan lebah.
Menyengat dan menancap di kepalanya seperti mahkota.
Celia dan Gelas-gelas di Kepalanya
(Lugina W.G)
Di dalam kehidupan
banyak kisah, banyak yang terjadi dan terkadang membuat kita tak menyadarinya,
atau bahkan merasakan terbebani. Entah itu soal cinta, keluarga, lingkungan,
orang tua, apapun itu dikehidupan ini yang sering bertubrukan dengan hati dan
pikiran. Siapa yang mengalami dan bagaimana yang mengalaminya pun memiliki
perbedaan sendiri. Hidup itumemang indah, dengan berbagai warna dan rasa yang
ada. namun hidup kan menjadi berat, bila tak dapat merasakan dan melihat warna
di dalamnya.
Kumpulan cerpen ini berisi soal kehidupan. Soal apa yang terjadi dengan
tiga belas kisah yang berbeda. Apa yang akan pembaca dapatkan begitu terasa
dalam kumpulan cerpen ini. Entah akan tersenyum senang, kesal, sedih, terharu
ataupun menrenungkan setiap kata-kata di dalamnya. Ini kumpulan cerpen yang
pertama Nuri review. Jika ada suatu kesalahan ataupun kekeliruan mohon di
maapkeun nggih.
Dan inilah ketiga belas cerpen yang membuat kalian memiliki
pilihan-pilihan tersendiri. Merenungkannya atau mengabaikannya.
1. Wajah-wajah
Dalam Kaset Pita – Gin Teguh (Hal. 15)
Cerpen ini menceritakan seorang gadis yang
mengidap prosophenia yang membuat ia
lupa dengan semua orang. Terutama kedua orangtuanya dan juga kekasihnya. Ia
selalu berpikir bertemu orang-orang baru. Lantas, bagaimana ia bisa mengingat
semua orang yang disayanginya?
2.
Fatwa
Soal Lelaki dan Perempuan – Amaliah Black (Hal. 37)
Di sini Nuri menemukan soal lelaki dan
perempuan. Tentang seorang bocah yang ada dalam lingkungan tak sesuai umurnya
yang akan mempengaruhi masa depannya. Ini mengatakan bahwa apa yang ditanam
dimasa kecil, ia akan menuainya di masa depan.
3. Lelaki yang Menyatakan Cinta dengan Menjadi
Bayangan – Evi Sri Rejeki (Hal. 63)
Cinta memang buta. Menulikan segala yang
ada di depan mata. Ia rela menjadi bayangan sayang kekasih, meski luka kan ia
dapat. Namun ia mencintai kekasihnya dengan tulus. Rela menjadi bayangan sampai
kapanpun. Hingga selamanya. Ya selamanya, dan kisah ini benar-benar membuat
Nuri menghela nafas berat.
4. Black
Butterfly – Sugianto (Hal, 77)
Cerpen ini soal anak dan ayah. Memiliki
suatu perbedaan yang saling bertentangan. Orang tua berusaha melakukan yang
terbaik untuk sang anak, namun sang anak tetap pada pendiriannya. Apa yang
dilarang ayahnya, membuat ia semakin nekad untuk melakukannya. Cerpen ini juga
soal aturan dan kebebasan remaja, agama dan juga keluarga. Cerpen ini akan
membuat orang menyadari satu hal, bahwa hidup bukan hanya sebuah kebebasan,