KU UKIR NAMAMU DI HATI KU.
|
bab 1
Bahagia itu sederhana ..
Ku terbangun dari
tidurku. Saat aku merasakan begitu silaunya kilaun matahari yang masuk dari
ruangan kamarku, yang melalui lubang-lubang tembok kamarku yg terbuat dari
bamboo anyaman dan yang hanya beratap genteng yg sudah tua dan rapuh. “ Grac ..
ayo bangun, sudah siang. Sayang. Bantu bunda bertanam ke ladang yuk” suara
seorang perempuan membangunkanku. Ya itu adalah bundaku. Bunda yg paling ku
sayang, “iya bunda , tapi Graciella mandi dulu ya” ucapku sembari
mengusap-ngusap mata, aku pun bergegas ke kamar mandi dan langsung ke meja
makan. Ku buka tudung saji penutup nasi itu. Hanya ada satu piring nasi dan 3
buah tempe di atas meja.
“bunda ..”
panggilku
.”iya
apa sayang” ..
“apa
Bunda,ayah dan kak sena sudah makan ?” ..
“iya kami semua sudah makan. Tinggal kamu saja
yg belum… “ tapi kok nasi sama lauknya masih banyak ?” ..
“iya
kebetulan hari ini kita bisa makan banyak” .. benarkah yg dikatakan oleh bunda
? dengan nada bicaranya dia seperti lapar. Hmm aku makan sedikit aja deh. Kan
kalo masih ada sisanya bisa di makan bunda. Dengan lahap ku makan 3 sendok nasi
dan satu tempe. Di meja makan. Nyam nyam !! walau makan hanya dengan tempe tapi
terasa enak sekali, jika di bayangkan makan dengan lauk ayam goreng hehe. “kok
gag dihabisin sayang” Tanya bunda sembari menghampiriku. “Graciella sudah
kenyang bunda, bunda pasti belum makan. Sini bunda makan, biar sehat nanti kalo
sakit gimana ? haha itu kan pesan bunda selalu” ucapku. Dan bundapun tersenyum
senang sambil berkata. “kamu memang anak bunda yang baik”
Oh
iya. Aku belum kenalan. Kata orang tak kenal maka tak sayang. Namaku Graciella
putri amoura. Aku biasa di panggil Graciella. Di rumahku yg sederhana ini, aku
tinggal bersama ayah,bunda dan kakakku. Ayahku bernama pak Abdullah, sedangkan
bundaku bernama Fatimah. Dan kakak perempuanku ini bernama kak Sena. Kami
berempat selama bertahun-tahun tinggal di gubuk reyot ini. Kakak ku Sena
berhenti sekolah karena keterbatasan biaya kedua orang tuaku. Sedangkan ayahku
hanya bekerja sebagai staf di keluarahan. Kak Sena sangat baik. Dia sangat
menyanyangiku. Dan akupun juga sangat menyanyanginya. Karena hanya dia
saudaraku yg aku punya. “gimana Grac, sudah siap bantu bunda ?” suara bunda
dari belakang tempat ku duduk mengagetkanku.
“
iya bunda Graciella sudah siap. “ kebanyakan curhat nih aku, jadinya lupa deh
mau bantuin bunda. Aku sangat bahagia sekali bisa tinggal bersama mereka.
Walaupun hanya tinggal di rumah tua yg sederhana. Jika hujan, air hujan akan
masuk ke rumah. Apalagi jika hujan di sertai angin. Kami harus keluar rumah dan
berteduh di pos kamling, hanya karna kami takut rumah tua yg sudah reyot ini
rubuh karena di terpa angin. Dan juga hanya dengan kondisi ekonomi yg
pas-pasan. Bagaimana mau memperbaiki rumah ? buat makan aja kami susah.
****
“bunda sampai kapan ya ? kita akan
hidup seperti ini terus ?” ucapku pada bunda. “astagfirulloh halazim, sayang
kamu gag boleh ngomong begitu. Kalau ini maunya allah kita tururti saja sayang,
pasti di balik semua ini ada hikmah yang masih tersimpan, kita harus slalu
berdo’a agar diberi kemudahan dan kesabaran untuk menjalani hidup kita ini, dan
kita harus slalu bersyukur kita masih bisa makan walau hanya makan tempe dan singkong rebus saja” ucap bunda.
“iya
bunda, bunda sungguh orang yang mullia” kataku. Yaa tak heran jika berbicara
kepada bunda, dan tata bahasanya bunda sangat indah subhannallah. “bunda udah selesai
nih aku bertanam, aku pamit ke rumah Andini ya bunda” ..
“iya
sayang, jangan pulang sore-sore ya” ..
“beres bunda, assalamu’alaikum” ..
“waalaikum salam wr.wb” jawab bunda. Akupun
pergi untuk menghampiri Andini, yaa niatnya sih aku mau belajar bareng. Hari
sudah semakin sore, matahari sudah mulai dilahap oleh malam. Aku bergegas
pulang ke rumah karena aku sudah berjanji pada bunda tidak akan pulang
sore-sore.
***
Malam
ini begitu dingin. Selimut yg menutupi tubuhku saja tak mempan untuk menahan
dingin ini. Ya biasalah kami tinggal di daerah pegunungan. Tepatnya di daerah
Malang. Tapi walaupun dinginnya seperti ini. Tidur dengan sebuah kasur kecil yg
kami gunakan untuk tidur beremmpat. akan terasa hangat sekali. Keluarga ku
menghangatkan hatiku. Aku tidak bisa membayangkan. Jika aku tidak tinggal
bersama mereka. “ ayah pulang” suara ayah dari balik pintu. Ayahku slalu pulang
jam 9 malam jika dia berangkat pukul 11siang. Namun jika dia berangkat pagi beliau
pulang akan lebih awal. Yaitu sebelum maghrib ataupun setelah maghrib. “ayah bawa
apa yah ?” tanyaku ke ayah. Karena seperti biasa, jika ayah pulang kerja. Ayah
slalu membawakan kami makanan. Ntah itu buah atopun martabak kesukaanku. “eh ..
ayah baru pulang kok sudah di Tanya bawa apa ? biar ayah istirahat dulu lah
Grac” ucap bunda.
“naa
betul tuh bun. Week” sahut kak sena sambil mengejek ku.
“udah-udah
gpp. Maaf ya grac ayah tidak bisa bawa apa-apa sekarang.. tapi kamu tenang aja,
ayah bawa kabar bahagia buat kita semua” ucap ayah.
“ kabar gembira apa yah ?” tanyaku.
“alhamdullilah.
Allah telah mendengarkan do’a kita slama ini. Ayah mendapat tugas dari pak
lurah . Karena ayah menjadi pegawai teladan dan terbaik” .. ucap ayah membuatku
kaget. “benarkah ayah ?” aku bertanya dengan raut muka sedih. Brarti kalo ayah
mendapat perusahaan di Jakarta. Ayah akan di Jakarta dan kami hanya tinggal
bertiga di rumah ini.
“lhoh
kok sedih sih Grac. Seharusnya kamu itu senang” ucap ayah menghiburku.
“graciella seneng kok yah, kalo ayah mendapat pekerjaan di Jakarta. Tapi
graciella sedih” jawabku dengan menundukan kepala.
“sedih kenapa sayang ?” ..
“nanti kalau ayah kesana. Brarti kan ayah
ninggalin kami bertiga disini dong” .. “haha “ ayah tertawa. “lhoh ?? kok ketawa sih yah ?? ayah seneng ya
kalo pisah jauh sama Graciella.” Dengan raut mukaku yang sedang sedih.. “ enggag gitu sayang kamu salah. Kita semua
akan pindah ke Jakarta. Disana kita juga akan menempati rumah baru” jelas ayah
.. “yeee .. kita pindah kejakarta” triak kak Sena kegirangan.
“emangnya
kita kapan yah pergi kesana ? bukannya tidak sabar tapi aku ingin mastiin aja”
..
“
kurang lebih pertengahan bulan ini kita kan kesana” ..
“
yaudah yukk, ayah kan capek. Lagian juga dingin sekali. Mending kita tidur” ..
ucap bunda..
“
iya ayokk “ujar kak Sena.
****
“bunda
Graciella berangkat sekolah dulu ya” ucapku berpamitan kepada bunda. “ iya
sayang, kamu langsung berangkat saja, uang sakunya ada di meja makan nak. Bunda
lagi sibuk di dapur nih” ucap bunda. “assalamualaikum bunda” .. “iya waalaikum
salam” .. saat aku baru melangkah keluar
rumah. “Grac !!” panggil seorang gadis yg sedang lewat di depan rumahku. “eh
Andini ” .. “mau berangkat sekolah ya ? bareng yukk” ajak Andini. Salah satu
sahabtku di sekolah. “ok ayokk” .. kamipun berangkat berdua.
SD
PALANG SARI. Ya itulah nama sekolahku. Aku kelas 6 SD. Dan sebentar lagi akan
masuk SMP. Sesampainya di sekolah, aku langsung masuk di kelasku. Kelas yg
cukup sederhana, tak ada fasilitas yg layak disini. Sekolah inipun lebih baik
dari rumahku, dan kalian bisa membayangkan betapa tak layak pakainya ruangan
kelas ini. Namun tak apa. Itu tak menghalangi niatku untuk menuntut ilmu.
Disini juga aku mempunyai dua orang sahabat . yg satu namanya Andini. Dan yg
kedua bernama Amira. Namun sekarang Amira tak masuk sekolah dia sedang sakit.
Mereka berdua adalah temen seperjuanganku.
“
selamat pagi anak-anak” .. salam pak
Imran
“
selamat pagi pak” jawab kami semua serentak. pak Imran adalah satu-satunya guru yg mengajar
semua mata pelajaran untuk kelas 6. Mungkin di sekolah-sekolah elit lainnya.
Satu mata pelajaran di pegang oleh satu guru. Tapi gpp pak Imran ini orangnya
baik sekali, penyabar. Pokoknya contoh guru yang baik hehe.
“anak-anak
sekarang kita belajar matematika” ..
“iya pak” jawab beberapa murid yg ada di
kelasku. Tak lama kemudian. Byur !! hujan deras turun. Kami semua berhamburan
keluar kelas. Menghindari guyuran hujan. Kami pun berlari ke mushola agar tak
kehujanan. Ya saat aku berangkat sekolah tadi cuaca agag mendung. Ya beginilah
nasib kami. Jika hujan. Kalo panas kepanasan kalo hujan kehujanan. Dan lagi-lagi
kami berlari ke mushola dan belajar
disana.
***
“Grac..
Graciella .. maen yukk” ku dengar suara seseorang memanggil-manggil namaku. “eh
Amira dan Andini. Lhoh ? Ra kamu sudah sembuh ?” tanyaku kepada mereka. Sesudah
ku menghampirinya. “iya nih alhamdullilah kan berkat do’a dari kalian semua”
jawab amira. “ ya udah yukk kita ke rumah pohon. Lama loh kita gag kesana ?” sahut
Andini.
“wahh
ok tuh ayok ayok aku setuju din” ajakku bersemangat. Gini –gini kami juga punya
rumah pohon yg kami buat sendiri loh. Tempatnya nyaman sekali. Jika sore-sore
gini kita sering kesana. Belajar bareng, bermain,ngerumpi pokoknya segala
sesuatu hal kita lakuin disana. Hmm aku bahagia sekali hidup disini walau
dengan kondisi yg pas-pasan. Jika aku bersama mereka, sudah bagaikan memiliki
harta yg sangat sangat melimpah hehe.
“apa
aku harus bilang sekarang ke mereka, kalo aku mau pindah ke Jakarta ?” gumam ku
dalam hati. “Din..Ra..” ucapku agag
tergagap. “iya apa Grac, ?” jawab Andini.
“jika nanti kita berpisah jauh,dan mungkin
kita jarang ketemu, atau bahkan tak ketemu slamanya.. apa kalian masih tetap
menganggapku sahabat. Apakah aku masih ada di hati kalian ?” tanyaku dengan
nada sedih. Suasana pun menjadi hening. Dan Amira menjawab pertanyaanku.
“kamu kok ngomongnya begitu sih Grac.. kita
ini kan sahabat, kita sudah lama loh bersama-sama kalo ngapa-ngapain. Pastinya
kamu akan slalu dihati kami iya gag Din. ?? emangnya kamu mau kemana sih ? kamu
gag akan ninggalin kita kan ? kamu akan tetap bersama kita sampai akhir hayat
nanti kan ?” ..
“sebenarnya .. aku .. aku ..” hmm aku tak
sanggup untuk mengatakannya.
*Bersambung*
No comments:
Post a Comment