Friday, October 21, 2022

 Kebun Aromatik : 1000 Manfaat di Balik Cantiknya Tanaman Hias




Lempar kanan, lempar kiri, terperosok ke depan, begitulah jika duduk di dalam bus dengan perjalanan meliuk-liuk bak ular berjalan apabila tidak berpegangan dengan erat. Memasuki matahari berada di puncak kepala, rombongan PKL dari SMP BIAS menyusuri jalanan dengan tepian jurang nan hamparan karpet permadani.

Pusing sudah mendera kepala, perut serasa dikocok, mata terpaksa dipejamkan dan mencoba mengalihkan pikiran. Tidak kurang dari dua jam, tepat pukul 12.30 wib kami sampai di lokasi PKL kedua. Datang lebih awal 30 menit dari waktu janjikan.

Sesampainya di sana, kondisi kepala yang sudah tidak tahan dengan aroma bus pun memilih turun sembari membawa kotak makan dan sebotol air mineral utuh. Jatah makan siang yang belum tersentuh, sama sekali. Saat di perjalanan anak-anak ceria seperti biasa seolah tak pernah lelah, mereka bercerita tentang ap ayang mereka lihat sembari menyantap makan siang. Sang pendamping ini memilih terpejam menenangkan gejolak di dalam perut dan kepala.

Kepsek pun turun dari bus untuk memeriksa lokasi dan mencoba berbicara dengan penjaga lokasi, saya pun turut turun agar bisa menyantap makan siang. Diikuti oleh beberapa siswa yang sudah menahan ke kamar mandi sejak perjalanan.

Kondisi lokasi tepat di belokan jalan, sehingga dari arah depan mau pun belakang sangat sulit memastikan ada kendaraan melaju atau tidak. Sekalinya ada, laju kendaraan sangat kencang. Betapa hati ini ketar-ketir ketika toilet berada di seberang jalan. Mulut ini tak henti-hentinya bersorak memperingatkan anak-anak untuk tidak sembarangan menyeberang. Alhamdulillah penjaga lokasi atau mungkin satpam lokasi membantu anak-anak untuk menyeberang.

Saya dan kepsek pun turut mengatre toilet. Tanpa di sadari, sebelah toilet terdapat banyak sekali tanaman buah stroberry yang buahnya sudah ranum dan siap dipetik. Benar saja, tak jauhd ari tempat kami mengantre, terdapat stan kecil yang menawarkan untuk petik sendiri, meski di stan kecil tersebut menjual strawberry yang sudah dipetik, dikemas dalam mika plastik. Mika ukuran besar seharga Rp20.000 dan mika kecil seharga Rp10.000 untuk tiga mika.



 

Melihat tanaman strawberry yang melimpah dengan buah yang ranum, diri ini tergoda untuk memotretnya, alhasil anak-anak ikut serta memotret diri bersama tanaman strawberry.

Anak-anak pun berburu strawberry untuk oleh-oleh katanya. Beberapa di makan di tempat dan dinikmati saat berada di lokasi PKL kedua.

30 menit berlalu, pukul 13.00 sesuai waktu janjian akhirnya lokasi dibuka. Kami semua bergegas masuk ke dalam lokasi dan disambut bunga mawar merah muda dan kuning yang begitu cantik semakin masuk ke dalam, kami disambut oleh bunga berwarna ungu yang sejujurnya saya lupa apa namanya. Aroma wangi dan obat sudah tercium bersama embusan angin dingin.

Semua siswa pun dibariskan untuk menerima sambutan dari pemandu lokasi. Oh iya, lokasi kedua kita yaitu Kebun Aromatik atau disebut dengan B2P2TPN singkatan dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berlokasi di Gondosuli Kidul, Gondosuli, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Sejauh mata memandang banyak sekali tanaman berbagai jenis, tanaman hijau hingga tanaman yang berbunga. Serta terdapat beberapa tanaman yang tak asing di mata seperti lavender, mint, bunga desember, dll.

Pemandu dan kepsek pun saling memberi sambutan dan saling memperkenalkan diri. Mereka bertukar buah tangan dan kemudian dilanjut dengan pembagian siswa menjadi dua kelompok, yakni kelompok putri dan kelompok putra.



Aku sebagai wali kelas putri, alhasil mendampingi putri, mengekor dari belakang agar tidak ada yang ketinggalan atua sengaja meninggalkan diri hehe.

Kami pun bergerak sedikit dari arena penyambutan, di sana terdapat empat bagian tanah yang ditumbuhi empat tanaman. Berhubung saya sibuk mengabadikan moment anak-anak, saya tidak terlalu mendengarkan arahan dari pemandu, lagi pula pemandu ada di barisan depan dan saya barisan belakang.

BIC atau bagian dokumentasi mengekor kelompok putra, alhasil walas ini harus mendokumentasikan setiap pergerakan anak-anak.

Tak lama kami bergerak, hujan mulai turun. Saya mengimbau anak-anak segera memakai jas hujan yang mereka bawa. Melihat mereka beramai-ramai menggunakan jas hujan plastik berwarna-warni terlihat sangat menggemaskan. Paduan warna seragam dengan jas hujan transparan berwarna-warni terlihat cantik saat di potret. Meski beberapa saling mengejek warna jas hujan satu sama lain, tapi mereka terlihat bergembira.

Setelah empat bagian tanaman dijelaskan dengan detail, beranjaklah kami ke daerah yang lebih tinggi. Sepanjang jalan menanjak, sisi kiri kanan jalan banyak sekali tanaman. Mata ini begitu tergoda untuk tidak mengabadikannya meski hanya dengan kamera ponsel. Anak-anak yang melihat setiap tanaman cantik saya potret, mereka berkomentar sembari berjalan. Namun, ujung-ujungnya mereka juga minta di potret bersama bunga-bunga yang cantik wkwk.

Kami pun mengikuti pemandu dengan jalan semakin menanjak dan semakin menanjak. Di sepanjang tanaman yang ditemui, pemandu menjelaskan. Anak-anak melihat sembari mencatat. Di setiap tanaman yang sejenis diberi papan kecil yang berisikan nama latin tanaman dan nama yang dikenal di Indonesia hingga manfaat tanaman tersebut apa. Sayang sekali, seperti foto papan kecil ini tidak saya abadikan.

Anak-anak sibuk minta di potret, sibuk mencatat, beberapa lainnya sibuk mengeluh. Merasa kakinya usdah tidak kuat jika harus berjalan menanjak lagi dan lagi. Beberapa memilih ndelosor di jalanan meluruskan kaki, beberapa memaksakan diri dengan menyemangati diri sendiri bahwa dirinya kuat, beberapa ada yang santai mencatat, mendengarkan penjelasan tanpa mengeluh.

Tak terasa azan ashar sudah terdengar, semua rombongan berhenti pada bagian setengah puncak. Sepertinya tidak sampai puncak, sepertinya tidak semua kami jelajahi, menurut kami terlalu luas dan sudah cukup banyak informasi yang kami dapat.

Kami pun beristirahat sejenak, hujan sudah mulai reda sehingga beberapa anak sudah melepaskan jas hujannya karena merasa gerah.

Kami beristirahat di depan arena kanti mungkin istilahnya, di sebelah penjual makanan terdapat penjual bibit tanaman, bibit tanaman bukan benih tanaman. Anak-anak yang membawa uang ke lokasi antusias untuk membeli jajan karena sudah merasa lapar. Padahal baru dua jam yang lalu mereka makan siang dan nyemil strawberry.

Mereka pun jajan pop mie sesuai dugaan. Suasana dingin dengan kabut yang menutupi jurang-jurang menambah suasana menjadi syahdu. Beberapa di antaranya sibuk mengelompok duduk lesehan makan pop mie, beberapa yang lain sibuk minta di potret Mas BIC, beberapa yang lain asik bercanda, bersendau gurau mengobrol denganku.

Hujan kembali hadir tanpa permisi, semua yang berada di area tak teduh berhamburan sembari membawa pop mie dan peralatan lainnya. Tak hayal ada pop mie yang ketendang, ada LKS yang basah, ada barang yang ketinggalan, dll. Karena semua sibuk menyelamatkan diri.

Hujan datang cukup deras. Kami semua menepi sembari menunggu hujan. Karena waktu sudah hampir sore, dengan hujan yang sedikit mereda, kami pun turun ke bawah menuju bus agar tidak pulang kemalaman.

Dengan setengah kuyup, anak-anak meminta untuk bisa berganti pakaian. Bus pun kembali penuh, anak-anak memeriksa kehadiran masing-masing apakah sudah lengkap atau belu. Setelah presensi sampai akhir, bus pun berangkat.

Daann kami perjalanan pulang.. meski nanti di bawah akan mampir di masjid serta makan malam di daerah Klaten.

So, sedikit cerita PKL kali ini. Dari perjalanan ini, banyak hal yang kita dapat. Ternyata, semua yang diciptakan Allah itu ada tujuannya masing-masing. Tumbuhan atau tanaman yang kita kira tidak penting mungkin ternyata memiliki sejuta manfaat sebagai bahan baku obat. Setiap bagian tanaan memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Betapa nikmat yang Allah beri, betapa luar biasanya Allah, Allahuakbar.

Sebagai manusia, kita patut mensyukuri segala nikmat. Untuk bisa bersyukur kita perlu tahu hal-hal remeh yang bisa kita syukuri, maka dari itu belajar di mana pun berada tanpa mengenal usia.

Sekian dari Ibu dengan 24 anak, sampai bertemu di ceri lainnya….


Ceria sebelumnya >>>> PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!

Sunday, October 16, 2022

 PKL Pabrik Karet : Bau Tak Sedap. Namun, Bernilai Miliaran!



Suara ayam saling bersahut-sahutan, matahari masih enggan untuk menampakkan diri. Pukul 05.00 WIB yang terasa sangat sendu karena mendung sedang bergelanyut di langit kelabu.

Dengan sepeda motor andalan dan jaket hangat satu-satunya yang saya miliki, diri ini tiba di lokasi pemberangkatan untuk melaksanakan PKL Sekolah di daerah Karanganyar. Semua siswa sudah berkumpul, dengan dua guru yang lain sedang sibuk memeriksa barang bawaan. Anak-anak didik menyambut dengan hangat dan mungkin sedikit terkejut karena diri ini ternyata ikut serta pada kegiatan ini.

Siswa sudah bersiap untuk doa bersama, meski beberapa masih mengeluhkan untuk meminta obat anti mabuk perjalanan. Kotak obat yang sudah kusiapkan untuk siswa putra dan putri akhirnya keliling menuruti siswa yang ingin minum obat terlebih dahulu. Ada yang memilih obat tablet, ada pula yang memilih obat cair. Apa pun itu asal mereka nyaman dalam perjalanan.

Doa bersama dimulai dan dipimpin oleh kepala sekolah. Segala perlengkapan sudah dipastikan tidak ada yang tertinggal, begitu pun sarapan yang sudah dibagikan sebelum siswa naik bus. Yaps, kecuali aku, yang tidak pernah bisa makan apa pun jika berada di dalam bus.



Bus pun berjalan, dengan sedikit gelisah karena salah satu guru belum datang juga. Kemungkinan ia terlambat, waktu sudah menunjukkan pukul 05.15. Kepala sekolah memutuskan untuk meninggalkan guru tersebut karena sudah 15 menit sejak kesepakatan waktu berkumpul, ia tak kunjung datang. Jika kami menunda keberangkatan, maka kegiatan kami selanjutnya akan sedikit berantakan dan tidak sesuai estimasi waktu.

Gerimis pun menyertai perjalanan pagi ini. Rasa dingin tanpa basa-basi menyentuh kulit. Jaket hangat ini kurekatkan, niat hati ingin tertidur agar tidak mabuk perjalanan, apa daya, duduk di samping kepsek membawaku bercerita dari A sampai Z. Berawal dari keberadaan LKS PKL yang dibawa oleh guru yang terlambat, hingga rencana apabila LKS itu memang tertinggal bersama guru tersebut.

di tengah berdiskusi dengan kepela sekolah, terdengar canda tawa siswa di barisan belakang. Sisanya sedang asik makan, sebagian memilih melanjutkan tidur yang konon tidak nyenyak karena bangun pukul 03.00 untuk antre mandi.



Kurang lebih hampir 3 jam lebih perjalanan, sampai lah kami pada kantor administrasi Pabrik Karet, PTPN IX Kebun Batujamus, Karanganyar. Kepsek dan salah satu guru turun untuk melakukan administrasi. 15 menit kemudian rombongan kembali berjalan ke arah pabrik yang tidak sampai memakan waktu 5 menit.

Kami pun turun dari bus dan sudah disambut oleh beberapa petugas yang sudah disiapkan untuk memandu perjalanan kami di pabrik karet. Siswa masih tampak malu-malu dan lelah karena perjalanan. Kami pun Saling perkenalan dan memulai doa bersama.

 








Seusai apel singkat dengan penjaga pabrik karet, kami istirahat sejenak setelah perjalanan panjang untuk sekadar menikmati snack andalan sekolah yaitu pizza potong dan susu UHT rasa cokelat.





       Tak sampai 20 menit kami beristirahat, petugas sudah memanggil kami untuk mempersiapkan diri memasuki pabrik, melihat proses pengolahan karet hingga menjadi bahan baku yang siap digunakan. Berhubung proses awal hanya bisa dilihat pukul 10.00, kami memulai proses dari tengah karena sekarang masih menginjak pukul 08.00.

Seluruh anak-anak dibawa masuk ke sebuah gedung besar. Beberapa orang dewasa dengan pakaian sederhana mendorong sebuah gerobak besar berisi tumpukan lembaran-lembaran yang katanya adalah hasil karet yang sudah di asap untuk dilakukan pemilahan di dalam gedung. Anak-anak terlihat antusias dan penasaran dengan apa yang dilihatnya.


Tumpukan lembaran karet yang sudah diasap

 Namun proses pembuatan karet begitu panjang, sepertinya akan dibuat artikel tersendiri untuk ini yaa hehe, tunggu saja artikel selanjutnya.

Dari gedung pertama melihat hasil dari pengasapan karet, pemilahan, pengepresan, hingga pembungkusan dan siap diangkut. Kami beralih ke gedung yang tak jauh dari gedung pertama untuk melihat proses pengasapan. Beberapa siswa sudah dilanda mabuk aroma saat di gedung pertama karena aroma bau busuk serta bau solar yang menyengat hidung. Beberapa siswa memilih melipir menjauh karena tidak tahan dengan aromanya. Namun, siswa yang penasaran tetap mengikuti instruksi dan arahan dari pemandu dengan tertib.

Melihat proses pengepresan karet.

Berpindah lokasi ke gedung kedua, kami diajak untuk melihat proses pengasapan karet dari hari pertama hingga hari terakhir. Proses bahan bakar yang digunakan untuk pengasapan, proses pencucian hasil pengasapan sebelum dibawa ke gedung pertama, hingga limbah dari karet yang tentu sangat busuk aromanya daripada gedung pertama.


Karet yang sedang diasap


Bertandang ke gedung terakhir, yakni yang seharusnya menjadi gedung pertama kami kunjungi. Di gedung ketiga ini adalah gedung yang berisikan proses bahan baku karet mentah dari kebun karet yang diproses agar bisa dilakukan pengasapan. Aroma busuk dan gedung becek tak dapat dihindari. Jadi, anak-anak cukup berhati-hati di ruangan ini agar tidak terpeleset dan jatuh ke kubangan karet hehe.

Gedung terakhir, proses pengolahan karet mentah


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. setelah sesi foto bersama, memberikan kenang-kenangan kepada pihak pabrik dan berpamitan, kami bertandang ke lokasi kedua yaitu Kebun Aromatik. Konon kebun tersebut adalah kebun yang penuh tanaman obat yang terletak di daerah dataran tinggi. Sudah kebayangkan? Bagaimana jalanan yang akan kita lalui jika hendak menuju puncak?

Yaps! Diringi dengan gerimis namun cuaca panas dan lagi-lagi berbekal makan siang berbentuk box yang sudah dipesan untuk di makan ke dalam bus. Kami bersiap menuju lokasi kedua. Eitss, presensi dulu, periksa kelengkapan apakah seluruh siswa sudah berada di dalam bus. Mulai dari presensi satu hingga 24 semua lengkap anddd let’s go to the Kebun Aromatic!!

Dari perjalanan ini kami dapat belajar bahwa untuk mencapai segala sesuatu memang butuh proses meskipanjang. Untuk bsia menjadi sebuah sepatu, ban mobil atau motor, hingga peralatan lainnya, karet memiliki proses yang sangat panjang. Tanga-tangan mereka lah yang berjasa untuk mengolah karet mulai dari mengambil di pohon hingga menjadi bahan baku untuk pembuatan segala perabotan atau peralatan yang dibutuhkan manusia.

Yuk selalu beryukur, meskis aat ini kamu belum mencapai puncakmu, tak apa. Nikmatilah. Karet tidak begitu saja berubah menjadi sol sepatu. Bunga tidak begitu saja tumbuh dan mekar. Semua butuh proses. Tetap semangat!!

Nantikan cerita selanjutnya keseruan kami di Kebun Aromatik yaa!!

 

 

 

Cerita Selanjutnya >>> KebunAromatik : 1000 Manfaat di Balik Cantiknya Bunga

 

 

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa