Monday, January 31, 2022

  

Siapa Pelakunya?

Oleh : Kaninda Naqiyya K.



 

  Pagi yang cerah di hutan, seperti biasanya .Para hewan mulai beraktivitas. Kelinci menuju pohon penyimpanan buah kuning untuk menyimpan buah pisang yang ia temukan. Tapi ketika sudah sampai, ia malah  menjumpai persediaan pisang tinggal separuh dari jumlah kemarin. Padahal buah itu disimpan untuk musim kemarau  yang akan datang satu bulan lagi. Akhirnya, kelinci pun memberi tahu sekaligus bertanya pada para hewan.  

  “Hei teman-temanku sekalian, ketika aku masuk ke pohon penyimpanan buah kuning, kudapati buah pisang di sana yang berkurang. Adakah salah satu dari kalian yang mengambil buah pisang?” teriak kelinci melengking memberi tahu hewan yang ada di sekitar situ.

  “Tidak! Tidak ada yang berani mencuri di hutan ini.” Jawab rusa yang berada di situ lantang. Dan karena ucapan mereka berdua, seluruh hewan yang ada di sekitar situ menuju ke tempat kelinci. 

 “Tetapi buktinya buah pisang di dalam pohon berkurang. Tapi… apakah hanya buah pisang yang dicuri? Jangan-jangan dia juga mencuri buah lainnya,” timpal kelinci 

  “Kalau begitu kita cek saja,” usul kancil. Semua hewan yang ada di situ pun mengecek persediaan buah di semua pohon. Tetapi mereka semua tidak menemukan buah yang berkurang selain buah pisang. 

   “Hanya buah pisang saja yang berkurang. Apakah itu berarti yang mencurinya adalah hewan yang menyukai pisang?” ucap landak mengira-ngira.

  “Huuuush, kau tidak bisa menuduh hewan lain sembarangan tanpa bukti yang kuat. Lebih baik, sekarang kita temui gajah yang bijak untuk mencari solusi yang tepat” usul rusa.

    Para hewan pergi ke tengah hutan untuk menemui sang gajah yang bijak. Sesampainya di sana, mereka menyampaikan hal yang terjadi pada gajah tanpa menambahi maupun menguranginya.

   Gajah yang bijak memberi solusi kepada mereka. Ia menyarankan untuk membuat jebakan di tempat kejadian. Para hewan pun setuju dengan saran gajah. Mereka kembali ke pohon penyimpanan buah kuning, lalu bergotong- royong membuat jebakan untuk si pencuri pisang. Pertama, mereka membuat lubang. Setelah itu, lubang tersebut ditutupi dengan daun-daun  agar tak terlihat. Para hewan juga memilih beberapa hewan yang ditugaskan untuk mengintai.

  Senja tiba. Para hewan yang bertugas, sudah bersedia di tempat masing-masing. Tiba-tiba terdengar suara hewan mengendap-endap. Ternyata yang mengendap-endap adalah monyet. Ia berjalan menuju pohon penyimpanan buah kuning. Namun sebelum sampai ke pohon tersebut terdengar suara BRUK!   Dan setelah itu terdengar rintihan minta tolong.

   “Aduh, sakitnya, punggungku. Siapa pun, tolong akuuuu! Tolong!” Ucap monyet menahan sakit. Para hewan pengintai yang melihatnya pun datang ke tempat monyet. 

   “Hei monyet! Ketahuan kamu! Ternyata kamu yang mencuri buah-buah pisang tersebut, hah! Untuk apa kau mencurinya, monyet!?” Tanya landak  membentak monyet yang masih berada di lubang.

Monyet yang melihat landak murka menjadi takut. Dengan tergagap, ia menjawab, “ Ma…Maaf kan a..ku teman-teman. Aku telah mencuri buah pisang yang kalian kumpulkan. Sebenarnya, aku iri kepada kalian semua yang bisa mengumpulkan banyak pisang, sedangkan aku tidak bisa. Maka dari itu aku mencuri pisang-pisang tersebut. Maafkan aku teman-teman, aku mohonnn…”

  “Jadi, itu alasanmu mencuri? Kalau begitu bukankah kamu bisa meminta pada kelinci yang bertugas menjaga pohon penyimpanan buah kuning? Kau tahu kan, kalau mencuri itu tidak baik,” ceramah kancil

“tetapi yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Hewan di sini  harus selalu akur dan saling memaafkan. Jadi kami maafkan. Tetapi jangan diulangi lagi ya!” lanjutnya.

  “Aku paham, kancil. Terima kasih teman-teman. Kalian sangat baik. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku. Tetapi, bisakah kalian menolongku keluar dari sini?”

 Setelah monyet keluar dari lubang, mereka pun berpelukan sebagai bentuk pertemanan dan perdamaian mereka.

 

 LOKAKARYA DESAIN GRAFIS

(Mengkreasikan Pantun dengan Desain Grafis)

 


Pada bulan Januari, SMPIT BIAS mengadakan Lokakarya kepada Seluruh siswa-siswi secara bergantian. Lokakarya tersebut berfokus pada pelatihan desain grafis menggunakan aplikasi Canva. Pada pelatihan sebelumnya, siswa-siswi dilatih untuk membuat pantun dengan berbagai teman. Setelah pantun selesai, siswa-siswi diajak untuk mengkreasikan pantunnya dengan tampilan yang lebih menarik lagi agar tidak hanya berupa teks.



Hal tersebut bertujuan agar pantun siswa-siswi dapat diunggah di akun media sosial masing-masing siswa dan akun media sosial literasi sekolah @angkringanbahasa pantun yang mereka buat agar terlihat lebih  menarik ketika dibagikan ke publik.

Lokakarya tersebut dipimpin langsung oleh guru Bahasa Indonesia yaitu Hidayah Nuril Phasa, S.S. dan Khafidatur Rohmah. Dalam lokakarya tersebut, siswa dikenalkan tentang aplikasi desain yang dapat diakses secara gratis. Siswa diajarkan mendesain secara dasar dan kemudian diajarkan bagaimana mendesain pantun agar lebih menarik dibaca ketika dibagikan kepada publik.



Harapan dengan adanya kegiatan ini, siswa-siswi dapat mengenal teknik desain yang pada zaman sekarang cukup dibutuhkan dalam dunia kerja. Selain itu, harapannya siswa dapat membuat konten menarik di akun media sosial masing-masing dengan dasar desain yang sudah diajarkan.

Hasil karya siswa, beberapa sudah diunggah di website literasi sekolah dan Instagram literasi @angkringanbahasa

 




 

Sunday, January 30, 2022

 Jangan Liat Dari Luarnya

Oleh : Nadia Khalisa Putri





Suatu hari di sebuah kota hiduplah para hewan–hewan, mulai dari hewan yang ada di air   di darat dan lain sebagainya .Mereka semua hidup berdampingan dengan bahagia, tapi tidak dengan kura–kura yang satu ini ia bernama Intan. Dia sangat kesepian karena tidak memiliki teman, ia hanya memiliki seorang kakak perempuan bernama Mahalini mereka hanya hidup berdua, tanpa orang tua. Pada pagi hari Intan berangkat sekolah diantar oleh Mahalini dengan sepeda.

Di perjalanan mereka bernyayi, tertawa dengan bahagia. Saat sampai di sekolah, Intan berpamitan kepada kakaknya, "Hati-hati ya di sekolah belajar yang rajin." kata sang kakak kepada Intan.

 "Siap, Kak!" lalu Mahalini pun pergi meninggalkan Intan menggunakan sepadanya, saat ia masuk ke dalam kelasnya, di sana ada si kancil bernama Nana, monyet bernama Cinta, dan rusa bernama Lulu.

Mereka sering mengejek Intan hampir setiap hari, mereka menyebut Intan dengan julukan "Si Lemot dan si Jelek."

Nyatanya mereka tidak tahu kalau si Intan berbakat. "Hi si Lemot dan si Jelek, kenapa nih hari ini sepertinya kamu bahagia sekali?"

"Tadi sih aku lihat dia tertawa dengan kakaknya" sahut si Cinta dan Lulu sambil menertawainya.

"Mungkin tadi kamu senang-senang, tapi tidak  untuk sekarang." ucap Nana dengan senyum sinisnya.

"Sekarang, kamu ke kantin terus beliin kita nasi goreng, sama es teh tiga." saat itu juga Intan pergi ke kantin untuk membeli apa yang mereka suruh.

"Kok lama sih?"

"Iya lama banget sih, dasar lemot ngnggak berguna!"

Mendengar perkataan itu, Intan sangat sedih dan tak bisa menahan air matanya, dia berlari ke toilet.

"Cih gitu aja nangis, cengeng banget!"

"Heem, udah lemah cengeng lagi, dasar kura – kura!" ucap Nana dan Lulu.     

Ke esokan harinya ada murid baru di kelas Intan, ia bernama Mutia. Dia adalah seekor kelici  yang kecil dan baik hati. Dia duduk disebalah Intan "Hi nama saya Mutia, siapa nama kamu?"

"Hah? oh Nana, nama saya Intan." ucap Intan dengan gugup.

"Kamu nggak usah gugup, aku baik kok nggak kaya mereka yang suka ngebulli kamu." kata Mutia sambal terkekeh.

"Kamu tahu dari mana?"

"Ada deh, rahasia!" ucap Mutia.

"Oh ya, mau nggak nanti istirahat bareng?" tanya Mutia

"Eemmm boleh, deh."

"Yey makasih. Sekarang kita berteman, oke?" katanya sambil gembira. Intan hanya  menganggukkan kepala sambil tersenyum. Saat jam istirahat, mereka makan berdua di tepi kolam ikan yang ada di sekolahnya.

"Heh lemot, dicariin juga malah asyik makan di sini!"

"Kalian tuh apa-apaan sih, suka banget deh gangguin dia."

"Idih, anak baru belagu banget, terserah kita lah!"

Akhirnya mereka berdebat dan dilihat oleh murid-murid lain. Tak lama kemudian, ada seorang guru datang.

"HEY KALIAN BERHENTI JANGAN BERDEBAT!!. Udah besar! Apa kalian nggak malu?! Kalau saya liat kalian masih berdebat SAYA HUKUM KALIAN!!"

"DAN UNTUK KALIAN YANG ADA DI SINI BUBAR SANA!! SAYA BILANG BUBAR!!" kata guru itu sambil marah.

Beberapa hari kemudian, Intan mengikuti lomba nyanyi. Ia memenangkan juara satu, karena itu saat ada acara sekolah dia dipilih untuk bernyanyi.

"Bukannya itu Intan?" tanya Nana kepada dua temannya.

"Eh iya, itu Intan ngapain dia?"

mereka semua bingung saat Intan menaiki panggung. Saat Intan bernyanyi mereka terkagum dengan suara Intan.

"Itu suara Intan? Bagus banget!" ucap Lulu.

"Kok aku jadi merasa bersalah ya sama dia? Gimana kalau nanti kita minta maaf?" tanya Nana.

"Boleh, oke."

Saat Intan turun dari panggung mereka langsung menghampiri Intan.

"Intan, kita semua minta maaf ya, udah sering ngejekin kamu, gangguin kamu." kata Cinta.

"Iya kita semua minta maaf ya." ucap Lulu, lalu diberi anggukan oleh Nana.

"Iya aku maafin kalian kok, tenang aja."

"YEY!! MAKASIH INTAN." ucap mereka bertiga.

"Oh ya, tadi suara kamu bagus banget loh." puji Lulu kepada Intan,

"Iya bener banget."

"Hahahaha apaan sih kalian, makasih atas pujiannya." kata Intan sambil tersenyum. 

Tuesday, January 25, 2022

 SINIAR KEBAHASAAN (ANGKRINGAN BAHASA)

 


Gerakan Literasi SMP BIAS Yogyakarta meluncurkan Siniar (Podcast) Kebahasaan. Siniar tersebut ditujukan secara khusus membahas seputar dunia Bahasa Indonesia. Dunia Bahasa Indonesia yang dimaksud seperti bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penggunaan ejaan sesuai EYD, penggunaan kata atau kalimat yang sering salah, membahas padanan istilah asing ke dalam istilah bahasa Indonesia, bahkan resensi terkait karya sastra seperti novel, puisi, cerpen, dsb. Serta karya non sastra seperti film, lagu, dsb.

 

Siniar kebahasaan yang diberi nama Siniar Angkringan Bahasa tersebut nantinya akan diisi langsung oleh siswa SMPIT BIAS baik secara individu maupun kelompok. Siswa-siswi yang sudah belajar bahasa Indonesia di sekolah harapannya dapat meneruskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada masyarakat melalui siniar.

 

Kegiatan siniar kebahasaan ini ditujukan agar anak-anak memiliki kemampuan dalam berbicara atau public speaking, mengenalkan siswa-siswi kepada dunia audio, bagaimana suara dapat didengar dan dirasakan oleh pendengar. Secara tidak langsung, kegiatan ini memperkenalkan kembali siswa kepada radio yang semakin lama semakin jarang digunakan. Untuk itulah, dengan adanya Siniar Angkringan Bahasa ini, harapannya siswa-siswi SMP BIAS dapat menyalurkan bakatnya dalam berbicara dan bercerita serta membuat mereka tidak mudah melupakan pembelajaran bahasa Indonesia selama di sekolah dan dapat diterapkan di kehidupan masyarakat.

 

Silakan ikuti siniar Angkringan Bahasa di Spotify : Angkringan Bahasa

Jangan lupa ikuti juga akun Instagram literasi kami yaitu : @angkringanbahasa

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa