Jangan Liat Dari Luarnya
Oleh : Nadia Khalisa Putri
Suatu hari di sebuah kota hiduplah para hewan–hewan,
mulai dari hewan yang ada di air di
darat dan lain sebagainya .Mereka semua hidup berdampingan dengan bahagia, tapi
tidak dengan kura–kura yang satu ini ia bernama Intan. Dia sangat kesepian
karena tidak memiliki teman, ia hanya memiliki seorang kakak perempuan bernama Mahalini
mereka hanya hidup berdua, tanpa orang tua. Pada pagi hari Intan berangkat sekolah
diantar oleh Mahalini dengan sepeda.
Di perjalanan mereka bernyayi, tertawa dengan bahagia. Saat sampai di sekolah,
Intan berpamitan kepada kakaknya, "Hati-hati ya di sekolah belajar yang
rajin." kata sang kakak kepada Intan.
"Siap, Kak!" lalu Mahalini pun
pergi meninggalkan Intan menggunakan sepadanya, saat ia masuk ke dalam kelasnya, di sana ada si
kancil bernama Nana, monyet bernama Cinta, dan rusa bernama Lulu.
Mereka sering mengejek Intan hampir setiap hari, mereka
menyebut Intan dengan julukan "Si Lemot dan si Jelek."
Nyatanya mereka tidak tahu kalau si Intan berbakat. "Hi si Lemot dan si Jelek, kenapa nih
hari ini sepertinya kamu bahagia sekali?"
"Tadi sih aku lihat dia tertawa dengan kakaknya" sahut si Cinta dan Lulu
sambil menertawainya.
"Mungkin tadi kamu senang-senang, tapi tidak untuk sekarang." ucap Nana
dengan senyum sinisnya.
"Sekarang,
kamu ke kantin terus beliin kita nasi goreng, sama es teh
tiga." saat itu juga Intan pergi ke kantin untuk membeli apa yang
mereka suruh.
"Kok lama sih?"
"Iya lama banget sih, dasar lemot ngnggak berguna!"
Mendengar perkataan itu, Intan sangat sedih dan tak bisa menahan air matanya, dia berlari ke
toilet.
"Cih gitu aja nangis, cengeng banget!"
"He’em, udah lemah cengeng lagi, dasar kura – kura!" ucap Nana
dan Lulu.
Ke esokan harinya ada murid baru di kelas Intan, ia bernama Mutia. Dia adalah seekor kelici
yang kecil dan baik hati. Dia duduk disebalah Intan "Hi nama saya Mutia,
siapa nama kamu?"
"Hah? oh Nana,
nama saya Intan." ucap Intan dengan gugup.
"Kamu nggak usah gugup, aku baik kok nggak kaya
mereka yang suka ngebulli kamu." kata Mutia sambal terkekeh.
"Kamu tahu dari mana?"
"Ada deh, rahasia!" ucap Mutia.
"Oh ya, mau nggak nanti istirahat bareng?" tanya Mutia
"Eemmm boleh, deh."
"Yey makasih. Sekarang kita berteman, oke?" katanya
sambil gembira. Intan hanya menganggukkan kepala
sambil tersenyum. Saat jam istirahat, mereka makan berdua di tepi kolam ikan yang ada di sekolahnya.
"Heh lemot, dicariin juga malah asyik makan di sini!"
"Kalian tuh apa-apaan sih, suka banget deh gangguin
dia."
"Idih, anak baru belagu banget, terserah kita lah!"
Akhirnya mereka berdebat dan dilihat oleh murid-murid
lain. Tak lama kemudian, ada seorang guru datang.
"HEY KALIAN BERHENTI JANGAN BERDEBAT!!. Udah besar! Apa kalian nggak malu?! Kalau saya liat kalian masih berdebat SAYA HUKUM KALIAN!!"
"DAN UNTUK KALIAN YANG ADA DI SINI BUBAR SANA!! SAYA BILANG
BUBAR!!" kata guru itu sambil marah.
Beberapa hari kemudian, Intan mengikuti lomba nyanyi. Ia
memenangkan juara satu, karena itu saat ada acara sekolah dia dipilih untuk
bernyanyi.
"Bukannya itu Intan?" tanya Nana
kepada dua temannya.
"Eh iya, itu Intan ngapain dia?"
mereka semua bingung saat Intan menaiki panggung. Saat Intan
bernyanyi mereka terkagum dengan suara Intan.
"Itu suara Intan? Bagus banget!" ucap Lulu.
"Kok aku jadi merasa bersalah ya sama dia? Gimana kalau nanti kita minta maaf?" tanya Nana.
"Boleh, oke."
Saat Intan turun dari panggung mereka langsung
menghampiri Intan.
"Intan, kita semua minta maaf ya, udah sering
ngejekin kamu, gangguin kamu." kata Cinta.
"Iya kita semua minta maaf ya." ucap Lulu, lalu
diberi anggukan oleh Nana.
"Iya aku maafin kalian kok, tenang
aja."
"YEY!!
MAKASIH INTAN." ucap mereka
bertiga.
"Oh ya, tadi suara kamu bagus banget loh." puji Lulu
kepada Intan,
"Iya bener banget."
"Hahahaha apaan sih kalian, makasih atas
pujiannya." kata Intan sambil tersenyum.
No comments:
Post a Comment