Monday, January 13, 2014

hai kabar bahagia juga.. biasa juga ..
ini cerbung masuk majalh sekolah aku.. pemainnya anak icil. ada sih satu enggak tapi sebenernya itu perannya teh IFY
langsung aja yaa ini dia .. hehe ini aku buat berdua dengan nih orang >> @atikasarifina @phasa_ilanaya



love story Bagian 1 ...
Hai kenalin namaku Tere, lebih tepatnya Tere Amoura Bintang, cewek sederhana, cantik ? nggak juga, jelek ? juga eggak. Tapi kalau bicara soal prestasi, nggak usah ditanya lagi. Aku hanya anak SMA biasa yang tidak ada istimewanya. Hanya sahabat yang kumiliki, kalau ditanya masalah pacar ataupun cowok ? aku sih kurang pinter dalam hal itu.
Suatu hari, ada acara pensi di sekolahku. Dengan keadaan terpaksa dan tanpa persiapan apapun, aku dipaksa untuk menyanyikan sebuah lagu. Sebenarnya tak masalah jika hanya menyanyi, tapi yang membuat aku malu adalah lagu itu membuat aku menangis, membuat aku kembali terkenang oleh masa lalu ku. Masa lalu yang kulewati dengan seseorang, yang tak tahu apakah akan berakhir bahagia atau duka.
Setelah kejadian pensi tersebut, setiap aku berjalan dikoridor sekolah ataupun dikantin, setiap siswa maupun siswi yang mengenaliku selalu menyapa “hai kamu gadis yang nangis waktu nyanyi itu ya ?”. Wajar memang, menangis karena menghayati sebuah lagu, tapi.... bagiku itu adalah hal yang memalukan. Menangis di depan umum.
Biasannya desas - desus seperti itu seminggu kemudian akan hilang, tapi tidak dengan berita ini, hingga sebulanpun masih simpang siur. Bosan ? ya karena hal itu membuat hari - hariku bosan, tanpa ada teman dan sahabat yang menemani. Lha katanya punya sahabat ? iya punya, tapi kalo udah ketemu cowoknya mau gimana coba ? tahu sendiri kan.  Ntahlah apa yang ada difikiranku, sekarang aku hanya bisa megikuti kemana langkah kaki ini menuju. Dan tak kusangka, langkah ini membawaku menuju Ruang Musik, yah mungkin tempat ini akan menjadi penyembuh kegundahan hatiku.
Sebuah grand piano putih, terletak indah disudut ruangan. Dengan tutstuts yang menggoda jari jemariku untuk memainkannya. Tanpa berfikir panjang dengan megikuti suara hati, jari jemariku mulai memainkan tutstuts itu dengan menyanyikan sebuah lagu, lagu yang membuatku harus menitikkan butiran hangat itu. *Pasto – Aku Pasti Kembali.
                                                            ^_^
Di dalam keramaian kantin, disebuah meja panjang yang cukup untuk 8 orang, terlihat segerombol cewek dan cowok yang sedang bergurau. Terdapat 5 cewek dan 2 cowok disana.
 “eh eh gue baru sadar, si Tere tumben nggak kelihatan. Kemana tuh anak ?” keheranan Shilla memunculkan sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang sudah ada di benak Erlin. “nah loh iya gue juga berpikir seperti itu tadi”
“apa ikut basket sama Riko, Alvin dan Cakka ?”  Shilla mencoba menebak.
“enggak deh perasaan, coba hubungi dia” sahut Sivia. Shilla memulai mencari - cari nama Tere di kontak BBnya, setelah ketemu ia segera menekan tombol call.
^_^
Aku  masih terhanyut dalam nyanyian. Tiba – tiba aku merasakan hpku bergetar.Awalnya aku acuh dengan getaran itu, namun lama – lama aku mulai risih. Aku mengusap air mataku yang masih berlinang di pipi dan meraih BB lalu melihat siapa gerangan yang menghubungiku. “Shilla” ternyata dia, aku berdehem kecil, menimbang-nimbang untuk mengangkatnya atau tidak. Akhirnya akupun memasukkan BB-ku lagi ke dalam saku. Aku mencoba memfokuskan pikiranku terhadap masalah yang kualami. Aku tak memperdulikan suara getaran Bb-ku lagi. Hingga bel berbunyipun aku masih berada di ruang musik. Sekitar 15 menit berselang, aku baru beranjak pergi. Aku tidak langsung menuju kelas, tetapi aku menuju toilet untuk membersihkan wajahku dari sisa air mata. Dirasa wajahku sudah agak lebih fresh aku baru menuju kelas.Kulihat kelas tampak sepi, berarti ada guru yang sedang mengajar. Kuketuk pintu, lalu masuk dan menjelaskan kepada guru atas keterlambatanku. Setelah itu, aku duduk dibangkuku, tepatnya disebelah sivia. Saat menuju ke bangku, aku ditatap dengan pandangan mengintrogasi. Sepertinya akan ada beribu pertanyaan kepadaku setelah jam pelajaran usai.
Benar saja,setelah pelajaran usai, para sahabatku berbondong – bondong mulai mengintrogasiku. Aku hanya bisa terdiam terhadap keaadan ini. Malahan sekarang aku seperti seorang terdakwa.
“kemana aja tadi ?”tanya sivia. Aku terdiam, tak mampu menjawab.
“kenapa diem..? “ kini suara zahrayang terdengar.
“bingung mau jawab apa ..?” kata shilla. Sungguh, kini aku benar – benar seperti seorang terdakwa. Sepertinya mereka ingin memojokkanku.
“ayo jawab....” kata Sivia mendesak.
“tadi aku ke ruang musik”jawabku sambil menunduk.          
“pasti ada masalah?” ucapan sivia kini melembut, mengetahui akan apa yang terjadi dengan diriku . Ucapan siviapun disetujui oleh ke 2 sahabatku yang lain yaitu Shilla dan Zahra.
“hmm” aku hanya berdehem, menimbang-nimbang apakah akan ku ceritakan semua. Ku rasa para sahabatku-pun mengerti, tak apa emang tak ada paksaan untuk ku, karena dalam lain waktu aku pasti akan cerita dengan sendirinya.
^_^

Kekasih terbacakah tulisan hatiku
Saat langkah mulai tak sejalan
Suratku itu lukisan luka di hati
Jangan kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....

 “hmm sekian banyak surat yg aku tulis, selama 4 tahun berpisah” gumamku. Dihadapanku kini, terlihat tumpukan surat yang aku tulis selama ini untuknya. Aku tak pernah mengirimnya, karea aku tak ahu alamatnya. Lagi-lagi aku kembali teringat akan masa dimana setiap hariku dipenuhi dengan kebahagiaan. Hanya dengan menulis surat ini, mungkin rasa rinduku akan sedikit terobati.
*FlashBack
“kamu beneran mau pergi ?” tanyaku pada cowok yang telah menemani hariku selama 2 tahun.
“ma’af, aku harus pergi” jawab Rio dengan nada lembut.
Hari itu, adalah hari ulang tahunku. Hari ulang tahun yang gak bakal aku lupain. Kekasihku pergi meninggalkanku. Kenyataan pahit yang harus ku terima. Salah seorang temanku terkena penyakit kanker, karena pengobatan dirumah sakit di indonesiakurang memadai, akhirnya ia dipindahkan ke RS Amerika. Karena waktunya tak lama lagi, ia meminta RIO, orang yang ternyata ia sukai untuk menemaninya berobat. Dan saat itu, rio menyandang status sebagai kekasihku.
Ntah apa yang ada dibenakku saat itu, membiarkan Rio pergi, meninggalkan aku seorang diri. Hingga 4 tahun lamanya aku tidak pernah lagi bertemu ataupun berhubungan dengannya.
“aku janji akan menemui kamu, tunggu aku” kalimat terakhir Ri sebelum ia benar – benar meninggalkanku.*puter lagunya Pasto-aku pasti kembali hehe
*FlashBackEnd
Tak terasa Butiran hangat yang sedari tadi kubendung, terjun dengan bebasnya. Sampai kapan aku harus menunggu ? Menunggu seseorang yang tak pasti, kapan ia akan datang. Dan menolak semua lelaki yang mendekati ku ? Apakah aku harus melupakannya ? Sepertinya begitu, aku akan mencoba melupakannya.
^_^
@di sekolah ..
“eh ciee udah datang duluan haha” ledek Sivia yang datang bersama dengan Shilla.
“iya kenapa emang ? masalah buat loe” jawabku agak sensi hehe.
“bukan gitu, biasanya kan kita duluan yang datang daripada kamu”kata sivia. Kedua sahabatku langsung duduk dibangkunya, karena bel sudah berbunyi.
Seorang wanita paruh baya memasuki kelas, membuat bingung para siswa terutama aku. Pagi ini pelajaran Biologi kenapa harus Bu Isma, selaku wali kelas kami yang hadir?. Namun, kebingungan siswa dikelasku terpecahkan saat ibu Isma menjelaskan kedatangannya.
“assalamualaikum, anak-anak. Maaf ibu mengganggu pagi kalian ataupun membuat bingung. Ibu kesini bukan bermaksud memberi pelajaran melainkan ibu membawakan teman baru untuk kalian, dia pindahan dari Amerika” jelas bu Isma.
“cewek apa cowok bu ?” tanya Alvin spontan. Dan disoraki oleh penghuni kelas yang lain
“huuu !!” bu Isma hanya menggelengkan kepala.
Bu Isma memberi kode, agar seseorang itu masuk ke kelas. Ntahlah, perasaanku mulai tak nyaman. Tak lama, masuklah seorang cowok dan sepertinya aku mengenali sosok itu. Sosok yang tak asing dimataku. Sosok yang ....
“baik, ini temen baru kalian, Rio perkenalkan dirimu” suruh bu Isma.
“baik bu” jawab Rio. Beberapa gadis memandang rio dengan tatapan berbinar. Jelas saja, bisa dibilang ia tampak keren tapi hmm ..
“haii, ...” sapa Rio dengan seyumannya yang manis. Membuat para gadis dikelasku pada melting melihat senyumnya.
“hai, Rio.....”
“kenalin nama aku Rio stevadit, aku pindahan dari Amerika tapi aku sebenarnya asli orang indonesia, dulu aku tinggal di jakarta” lanjut Rio.
Deg ! perasaanku mulai kacau. Sosok itu, sosok yang lama tak tampak kini ada dihadapanku. Kenapa ia kembali disaat aku sudah mulai menuju proses MOVE ON !! Kenapa Tuhan?!
“baik, Rio.Silahkan kamu duduk disebelah Alvin” suruh bu Isma lagi sambil menunjuk ke arah Alvin. Rio pun menurut dan melangkahkan kakinya menuju bangku Alvin  yang berada disebelah bangku ku. Aku tak kuasa menatap cowok itu. Setelah kepergian bu Isma, aku bergegas  menuju toilet karena air mata ini, sudah tak dapat kubendung lagi.Keprgianku ini, membuat bingung para sahabatku.
^_^
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, kurasa arku berubah. Hari - hariku berubah saat Rio kembali dalam hidupku. Sosok yang dulu pergi, kini kembali lagi. Sosok yang sanga aku rindukan, hingga membuat sakit hatiku. Seorang Tere yang selalu senyum,penuh canda, dan sikapnya yang usil. Berubah seketika, setelah kepergiannya. Berubah menjadi pendiam, penyendiri, dan tertutup.
“hey..., Tere Amoura Bintang. Gadis cantik yang jago basket, jago main piano,jago buat orang tertawa, jagooo ....” ucapan Sivia terpotong, karena ucapan seorang cowok yang datang dan ikut duduk di meja kantin yang kami tempati.
“jago nyanyi juga kan ?” ucap Rio.
“yeay seratus buat Rio, kok loe tahu sih, Yo ?” tanya sivia. Rio menatapku sebentar, mendapati wajahku yang mungkin kusut karena kehadirannya. Emang sih aku bisa dibilang jago nyanyi, mungkin Rio bilang gitu karna dulu, duluuuuuu banget kita berdua sering DUET.
“nebak aja sih. Biasanya kalo orang jago main musik pasti jago nyanyi kan? haha”jawab Rio.
Jujur saja selama kedatangan Rio, yang kurang lebih sudah 2 bulan, aku tak pernah berbicara dengannya. Walau terkadang dia ucapkan ma’af dalam bisikan atau hanya gerakan mulut, aku tetap diam tak ingin mengingat kenangan yang menyakitkan itu. Aku bersikap seolah – olah tidak pernah mengenal dia. Seandainya waktu bisa diputar, aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalnya.
“aku duluan, mau ke ruang musik” ucapku,ku tak tahan jika lama – lama terus berada didekat Rio.
“pasti penyakit galaunya kambuh, makanya larinya ke musik room haha” celetuk Shilla.
“perasaan kamu tuh gak punya cowok deh, kok bisa galau sih ?” tanya Zahra. Aku diam saja, tak berminat menjawab pertanyaan Zahra. Aku seger pergi, sebelum mendapat banyak pertanyaan dri sahabat – sahabatku.
Sesampainya diruang musik ...
Hanya diruang ini, aku bisa mendapat ketenangan. Kumainkan grand piano putih itu dan mulai bernyanyi.

Kekasih terbacakah tulisan hatiku..
Saat langkah mulai tak sejalan..
Suratku itu lukisan luka dihati
Jangan kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....

Saat menyanyikan lagu ini, air maaku tak dapat kubendung lagi....
Ku tahu pasti hatimu tahu walau tak baca suratku ..
Samar-samar kudengar langkah kaki yang mulai memasuki ruangan. Seseorang itu berdiri disampingku, tapi aku tak memeperdulikannya. Aku tetap fokus dengan lagu yang kunyanyikan.


Masih ku ingat janji disuratmu
Mengapa kini kau ingkari janjimu
Suratku itu lukisan luka dihati
Jangan kau hempas meski tak ingin kau sentuh ....
Oh tak ingin ku sesali seluruh cintaku
Walau kini ku melangkah tanpamu ..

Prok....prok....prok... terdengar suara tepuk tangan dari seseorang saat aku mengakhiri laguku.
“Rio !!” kataku terkejut saat melihat siapa yang berada di sampingku. Aku langsung berdiri, dan segera beranjak pergi. Namun Rio, dengan cepat menahanku.
 “kumohon, jangan pergi !” ucap Rio lembut. Aku terdiam, tak bereaksi apa - apa.
“ma’af, ma’af karena aku tak pernah menghubungimu, maaf atas kebisuanku selama 4 tahun ini. Aku tau aku salah, aku sudah ingkari janjiku, tapi taukah ngkau aku disana sangat merindukanmu, Tere” ucapan Rio lagi-lagi membuatku tak berdaya.
“cukup, lepaskan aku” ucapku sambil mencoba melepaskan cekalan tangan Rio.
“tidak, kumohon maafkan aku. Sekarang lihat, aku menepati janjiku untuk menemuimu”
”aku sudah memaafkanmu, tidak perlu kau merasa bersalah. Aku sudah menghapus semua kenangan kita. Kumohon jangan ganggu hidupku, sekarang anggap saja kita tak saling kenal. Sudah cukup, hati ini sakit menunggumu, Rio”kataku dengan mata berkaca – kaca. Rio berlutut dihadapanku, memohon. Dia menjelaskan semunya, semua yang belum ku ketahui. Air mataku perlahan jatuh, tak kuasa lagi untuk membendungnya.
“setelah penjelasanku tadi, terserah kamu mau pukul aku, kamu mau tampar, aku rela. Tapi kumohon, jangan menghindar dariku. Aku tak bisa  jauh darimu. Kau tahu, selama 4 tahun aku tersiksa saat aku jauh darimu”kata Rio.
Sekarang aku bingung akan perasaanku. Disatu sisi, aku kecewa dan benci padanya. Disatu sisi, aku masih memiliki perasaan kepadanya. Sebenarnya, apa rencanamu untukku, Tuhan ?
Bersambung ...

ini baru kok yaa maaaph kalo jelek -_- mungkin hanya beberapa part aja okeh bye
 
Oleh : Phasa & Fina

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa