Bojonegoro "Mutiara" yang perlu di poles
“Bojonegoro ? kota sebelah mana ?” pertanyaan
itu akan slalu menghantui kita, apabila kita berada di kota lain, kota yang
lebih besar dari Bojonegoro dan memperkenalkan asal usul kita. Bojonegoro bukan
kota kecil bukan juga kota yang besar. Namun kekayaan yang dimiliki tidaklah
sedikit, namun sangat banyak tetapi sayang, kurang adanya pengelolahan yang
baik. Kota ledre, kota kecil bagian timur yang berada di jawa timur. Yang
dialiri sungai bengawan solo, yang kaya akan budaya, akan tempat wisata. Sangat
disayangkan apabila belum dikenal masyarakat luas.
Bila banyak yang menggatakan “Bojonegoro
sering dilanda banjir” jangan khawatir. Bojonegoro dibagian tertentu sering
dilanda banjir bila Bengawan Solo meluap, karena Bojonegoro juga di aliri
sungai. Namun tidak semua daerah di Bojonegoro akan tenggelam oleh air. Pernah
mendengar kalimat “anda sopan kami segan?” kebanyakan pasti tahu, bahkan
maknanya sudah ada di benak. Namun bila mana air yang mengatakan itu ? bisakah
? ya. Bila kita merawat apa yang ada
disekitar kita, air contohnya apakah air akan segan sama kita ? iya, karena
kita tidak merusaknya.
Lain bengawan Solo lain juga
dengan potensi yang kita miliki. Seperti halnya budaya. Di Indonesia banyak
sekali budaya-budaya yang tersebar diseluruh wilayahnya yang memiliki ciri khas
masing-masing, tanpa terkecuali Bojonegoro. Di daerah kita juga tak kalah kaya
akan budaya yang dimiliki. Lalu apabila ditanya, tahukah anda, apa saja budaya
asli yang ada di Bojonegoro ? lantas apakah pernah melakukannya ? kebanyakan
yang tinggal di Bojonegoro bertahun-tahun bahkan lahir di Bojonegoropun,
kebanyakan akan gagap atau geleng-geleng kepala bila ditanya seperti itu. Tuh
kan yang baca aja mangguk-mangguk.
Budaya di Bojonegoro, salah
satunya wayang tengul. Pernahkah akhir-akhir ini melihat atau menonton wayang
tengul secara langsung ? atau bahkan untuk mencoba memainkannya ? kepala yang
menjawabnya. Budaya cikal bakal kota ini
semakin luntur dengan sendirinya seiring perubahan zaman, yang telah kaya akan
budaya luar. Sulitkah mempelajari wayang ? tak ada waktukah untuk
mempelajarinya ? atau terlihat norak kah budaya ini ? wayang yang sering
dimainkan orang tua. Sangat jarang dimainkan pewaris budayanya. Apabila diambil
budaya lain, langsung berkoar-koar tetapi malah tak diperdulikan.
Kita sebenarnya kaya akan
potensi lokal, pariwisata, kebudayaan hingga makanan khas. Biasa disebut apakah
Bojonegoro ? ya kota ledre. Lantas masikah “lebel kota ledre” itu ? bila mana
oleh-oleh khas Bojonegoro ? hmm sangat disayangkan, tempat wisata pun sepi.
Padahal tempat seperti waduk pacal, khayangan api, wana wisata dander tempat yang asik untuk
dijadikan wisata.
Namun 2 bulan yang lalu, saat
mengunjungi khayangan api dan wana wisata dander keadaannya sungguh miris
sekali, berbeda dengan 7 tahun yang lalu, dengan keadaan yang masih
asri,terawat, dan ramai. Malahan, yang katanya “gue orang Bojonegoro loh” tapi
untuk ketiga tempat itu aja ga pernah didatengin apalagi “just mampir”, tuh
nyengir kan. Apalagi sekarang dengan adanya bendungan gerak, mungkin sekarang
ini sedang ramai-ramainya. Tapi ntah beberapa lama lagi orang akan merasa bosan
bila tanpa adanya perkembangan.
Tak jauh, kita ternyata juga
memiliki agrowisata tembakau, yang terkenal hijaunya tembakau di seluruh
Indonesia, ngga tau juga kan sama yang ini ? oke ane kasih tau. Bojonegoro sebagai penghasil tembakau virginia
terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia.
Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat
antara bulan Mei – Oktober.
Selain
agrowisata tembakau, ada juga nih agrowisata blimbing. Wah iya kah ? apa bener
? iyup bener sekali emang ada. Belimbing
yang mempunyai berat bekisar 2 – 3 ons
per buah. bisa
dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Blimbing
kali ini rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk hidangan penutup,
rujak dan lain-lain. Pengunjung bisa memetik langsung dari pohonnya loh, wah angseru
tuh pasti bisa memetik sendiri.
Banyak sekali objek wisata di Bojonegoro.
Objek wisata yang menjadi mutiara di Bojonegoro itu sangat disayangkan, apabila
dipoles maka mutiara itu akan bersinar. Agrowisata Salak Wedi,Museum Rajekwesi,Makam Wali Kidangan
Perkampungan Masyarakat Samin,Makam Buyut Dalem,Makam Andong Sari,Petilasan Angling Dharmo,Hok Swie Bio,Alun-alun Kota Bojonegoro,Pertambangan Batu Onix,Pertambangan Minyak Tradisional,Sentra Kerajinan Bubut Kayu, Sentra Kerajinan Gerabah dan Celengan Hewan,Pusat Industri Mebel Sukorejo dan masih banyak lagi.
Perkampungan Masyarakat Samin,Makam Buyut Dalem,Makam Andong Sari,Petilasan Angling Dharmo,Hok Swie Bio,Alun-alun Kota Bojonegoro,Pertambangan Batu Onix,Pertambangan Minyak Tradisional,Sentra Kerajinan Bubut Kayu, Sentra Kerajinan Gerabah dan Celengan Hewan,Pusat Industri Mebel Sukorejo dan masih banyak lagi.
Lain halnya dengan objek wisata mesuem rajekwesi yang ternyata sepi pengunjung. Dalam sebulan hanya 2-6 org yang hanya sekedar mampir ataupun hanya guru-guru sejarah. Sangat miris, museum cikal-bakal kota Bojonegoro menjadi sepi. Mungkin semakin majunya jaman, seperti kebanyakan anak muda contohnya. Lebih suka pergi ke Moll daripada ke tempat bersejarah, tempat untuk menambah ilmu itu. Bila mungkin diadakan suatu pameran agar museum itu bisa ramai. Pernahkah datang ke museum rajekwesi ? atau hanya sekedar tahu saja ? ya mungkin kebanyakan begitu. Ataukah harus diadakan konser penyanyi di museum rajekwesi agar ramai pengunjung dan anak-anak muda berhamburan mendatanginya ? tidak, itu memperlukan kesadaran pada diri masing-masing.
Lapangan pekerjaan sebenarnya
bisa di buat dari potensi yang kita miliki. Pengetahuan akan tanah kelahiran
akan mudah membantu. Tak inginkah Bojonegoro kedatangan WNA ? pastinya. Kang yoto
sudah berusaha membangun Bojonegoro untuk menjadi MATOH. Lantas kita sebagai
warga ataupun masyarakat haruslah bekerja sama agar apa yang diinginkan bisa
tercapai. Seperti perlu adanya penataan kembali tempat wisata, pengenalan
budaya daerah pada pewaris. Kita kaya kan industri,tempat wisata, kuliner. Bila
bisa dikembangkan untuk menambah anggaran, memperkenalkan Bojonegoro kepada
masyarakat luas, kenapa harus menunggu ? remaja Bojonegoro adalah remaja yang
kreatif, remaja yang berbudi luhur tinggi.
Kota kita kaya akan minyak. Kaya
akan produk yang seharusnya bisa menjadi ajang promosi seperti halnya Batik. Tanpa
disadari batik kita sudah banyak yang tahu, bahkan sudah di ekspor k epenjuru
tempat. Tapi kebanyakan generasinya kurang memahami ataupun mengerti apa saja
batik yang ada di Bojonegoro.
Bojonegoro memiliki banyak
sekali potensi lokal yang wajib dikembangkan. Seperti lirik esbuah lagu “tongkat
kayu dan batu menjadi tanaman” pernah mencoba ? kebanyakan petani pernah
melakukannya yaitu menanam pohon singkong hanya modal kayu dan batu untuk
menanam. Itupun sudah bisa menghasilkan sumber pangan.
Begitupun seharusnya dengan Bojonegoro,
dengan potensi yang kita miliki, kita bisa menyumbang untuk kemajuan Indonesia,
dengan mehggali potensi-potensi yang dimiliki setiap daerah. Lalu kenapa harus
susah ? kesadaran kita dan juga pendidikan mengenai potensi lokal kepada
generasi muda sangatlah penting. Kalau tidak dimulai dengan hal yang kecil,
kapan lagi kita bisa memajukan kota kita. Marilah sama-sama kita mengeksplor
kekayaan kota kita dengan baik, agar semua masyarkatnya bisa sejahtera. Tanpa
datang ke Bojonegoro, kita sudah mengetahui lewat potensi yang kita miliki,
hingga membuat orang penasaran dengan Bojonegoro. Kita yang memiliki kita
berhak untuk menggunakannya.
No comments:
Post a Comment