Thursday, April 12, 2018


Book Review Mencintaimu – Tentang Cinta dan Kehilangan yang Seharusnya Tak Berlebihan
By Monica Anggen

*Dimuat di Koran Pantura Edisi Jumat, 6 April 2018


Judul Buku : Mencintaimu
Penulis : Monica Anggen
Penerbit : BIPGramedia
Tebal : 348 Hlm
Terbit : 2018

And The Blurb
Mimpi-mimpi sederhana yang tampak sempurna.
Bisakah semua ini kumiliki selamanya?

Setelah bertahun-tahun menjalin kasih, Ari tiba-tiba saja meninggalkan Sasa selamanya. Membuat Sasa terjebak dalam kesedihan yang tak berujung. Meski begitu, waktu terus berjalan dan Sasa harus bangkit. Hingga datanglah seseorang yang mengisi hari-hari Sasa, membantunya melupakan Ari. Namun, kata-kata, perlakuan, dan kejadian-kejadian yang mereka lewati bersama justru makin mengingatkan Sasa pada Ari.
Bisakah Sasa melupakan Ari?
Bisakah orang itu menggantikan Ari,
meski bagi Sasa, Ari takkan pernah terganti?

Nyatanya manusia tak pernah tahu
di mana perjalanannya berakhir. Karena ada Tuhan
yang menjadi penentu takdir.

Review

Saling mencintai juga saling memiliki. Siapa yang tidak menginginkan hubungan seperti itu? mencintai dan dicintai juga memiliki dan dimiliki. Hal itu menjadi tolok ukur bahwa sebuah pasangan akan berbahagia di saat merasa saling memiliki juga mencintai. Namun, dalam memiliki maupun mencintai, kehilangan tentunya adalah hal yang tak diinginkan namun tak dapat dihindarkan. Kehilangan seseorang yang kita cintai merupakan perasaan terburuk sebelum menunggu. Menunggu memang menjengkelkan, tapi kehilangan lebih dari kata menjengkelkan. Membuat perasaan hancur dan seakan kaki tak lagi sanggup untuk menopang berdiri. Seperti halnya dalam novel ini. Kita diajak merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yasng kita cintai. Bagaimana teman yang selalu ada di saat kondisi terpuruk sekalipun, akan seseorang yang berusaha hadir menghapus luka, juga bagaimana mencintai seseorang dengan sederhana. Bukan berlebihan yang akibatnya jika kehilangan akan merasa sakit yang berlebihan.

Novel ini merupakan Eternal Love Series yang kedua, setelah buku pertamanya yang berjudul Bersamamu. Meskipun series, novel ini bisa dibaca terpisah. Inilah keunikan yang dimiliki penulis, sehingga bisa menikmati bagaimana asyiknya membaca series ini meski hanya bagian yang kedua.

Novel ini berkisah tentang seorang tokoh bernama Sasa yang memiliki kekasih dan begitu mencintainya bernama Ari. namun ia kehilangan kekasihnya. Sosok Ari sangat mencintai Sasa, Ari rela putus sekolah demi menyusul Sasa yang bersekolah di Malang meski kedua orangtuanya mencabut semua fasiltas pribadinya. Hal itu tak membuat Ari gentar, malah ia memilih mencari kehidupan sendiri asal tidak berpisah dengan Sasa.

Begitupula dengan Sasa, ia begitu mencintai Ari dan merasa tak akan bisa hidup bila Ari tak ada di sisinya. Meskipun terkesan berlebihan, inilah yang menjadi inti dari cerita ini. Sasa dan Ari sudah cukup lama berpacaran juga saling bergantung satu sama lain. Jadi, ketika mereka terpisahkan karena sebuah hal, Sasa begitu hancur hingga membuat kuliahnya keteteran. Tidak ada semangat lagi dihidupnya, seakan warna yang mencerahkan di hidupnya pudar menjadi gelap. Bahkan semenjak kepergian Ari yang tak kan kembali karena sakitnya, Sasa hanya mengenakan pakaian serba hitam. Seakan menandakan bahwa dirinya masih berduka. Inilah tahap hancur sehancurnya seorang Sasa yang periang.

Teman kuliah Sasa seperti Kayla, Anya juga Dewa adik Kayla selalu menyemangati Sasa untuk kembali menjalani hidup dengan normal. Di lain hal ada seseorang yang selama ini memperhatikan Sasa dalam diam. Menyukainya juga dalam diam. Ketika Sasa terpuruk barulah ia memasuki kehidupan Sasa. Tanpa penolakan dari Sasa, ia menawarkan diri untuk kembali membuat Sasa bahagia meski Sasa tak mencintainya, meski Sasa hanya menggunakannya sebagai pelarian. Ia adalah Rudi, teman sekelas Sasa.

Rudi menemani Sasa dalam keterpurukannya, melakukan semua hal agar Sasa kembali bahagia. Namun, apa yang dilakukan Rudi kepada Sasa membuat Sasa kembali teringat akan sosok Ari. Semuanya menjadi kacau, bukan malah membuat Sasa terpikat oleh Rudi namun sebaliknya. Hal yang tidak Sasa maupun Rudi sangka-sangka hadir diantara mereka. Segala harapan Rudi untuk Sasa terhambur sia-sia. Segala pengorbanan yang dilakukan Rudi seakan tidak ada artinya dimata Sasa. Karena di dalam hati Sasa hanya ada Ari seorang yang takkan tergantikan. Rudi tidak terima dengan semua nasibnya, ia begitu mencintai Sasa dan bersumpah akan membuat Sasa mencintainya.

Kukira, hadirmu dapat menghapus luka.
Kukira, ada kamu saja sudah cukup berharga.
Nyatanya, semua tak seperti yang kukira.
Aku masih saja merindukannya.
Dua edelweiss yang serupa tapi tak sama.
Aku tak ingin kamu menggantikan dirinya.(Hal 273)

Ketiga tokoh tersebut memiliki rasa cintayang teramat dalam. Hingga apapun berusaha ia lakukan. Seperti Ari yang putus sekolah, Sasa yang menjadikan Rudi pelarian, juga Rudi yang mengoorbankan segalanya demi kebahagiaan Sasa. Cara mencintai mereka bukanlah salah namun tidak benar. Ketika apa yang mereka kehendaki tidak terjadi, segala sesuatunya menjadi sia-sia dan rasa sakit itu terasa amat dalam. Hal inilah yang mengajarkan kepada kita untuk tidak mencintai seseorang secara berlebihan.

Kisah romansa yang membuat iri. Juga kisah yang mengajarkan arti mencintai. Mencintai boleh saja, namun jika berlebihan itu tak disarankan. Mencintai dengan sederhana bukanlah hal yang salah, juga saat kehilangan tak akan menambah masalah. Teman boleh saja banyak, namun yang mendukung dalam segala hal lah yang layak. Membuka hati untuk orang lain boleh saja, asal tak akan menambah luka. Bukan berarti pelarian, melainkan sebuah cara untuk menghilangkan kesakitan. Bukan berarti tak tau terimakasih, tapi mendapatkan kembali rasa kasih.

Novel ini menarik. Tidak hanya soal cinta tapi juga persahabatan. Quotes di dalam novel ini apik, menjadi motivasi tersendiri juga kesadaran bagi yang membacanya. Seakan kita diajak mengiyakan apa yang sebenarnya terjadi. Juga beberapa dialog yang berisi, memberikan pemahan akan sebuah rasa kehilangan maupun mencintai juga tentang kehidupan. Pesan yang terkandung di dalamnya cukup banyak juga yang utama adalah tentang cinta dan kehilangan yang seharusnya tak berlebihan. Cukup mencintai sesuai porsi agar tidak terbebani.

Hampir tidak ada kekurangan dalam novel ini seperti salah tulis maupun alur yang tidak rapi. Meski beberapa ada bagian flashback, namun hal itu tak mengganggu. Hanya saja, ending novel ini terasa menggantung dan membuat kita penasaran akankah ada Eternal Love Series yang ketiga. Secara keselurhan novel ini bagus, sarat makna. Apalagi untuk remaja yang suka baca kisah cinta, bukan cinta yang menye-menye tapi cinta yang positif dan tidak berlebihan.

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa