Review insecure
Oleh Seplia
Judul : Insecure
Penulis : Seplia
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tahun : 2016
ISBN :
978-602-03-2766-2
|
Blurb
-Zee
Jangan menatap luka
dan memar di tubuhku. jangan berani bertanya apa yagn terjadi. Menjauh saja
dariku. Hanya dengan begitu, aku merasa aman.
-Sam
Meski orang lain emnganggap otak gue nggak guna. Setidaknya tubuh
gue selalu siap menjadi tameng untuk melindungi orang-orang y ang gue sayang. Buat
gue, itu lebih dari sekedar berguna.
***
Zee Rasyid dan Sam Alqori satu bangku di tahun terakhir SMA
mereka. Sikap Zee yang tertutup porlahan melunak dengan kehangatan yang
ditawarkan Sam.
Apalagi, ketika Zee melihat kondisi keluarga Sam yang
sederhana, berbeda jauh dari kehidupannya dengan sang mama.
Pelan-pelam kedekatan Zee dan Sam membuat kepribadian
masing-masing berubah. Hidup yang mereka alani tak lagi terasa aman.
Review
“Setiap anak berhak bahagia meski keluarganya berantakan. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari keluarganya, dan juga hukum” – hal 235
Kalimat yang bisa menampar orang-orang yang tidak bisa
melindungi anak-anak. Atau menelantarkan anak-anak.
“Andai aku lebih berani” ya, andai aku lebih berani. Mungkin
penderitaaan itu takkan bertahan lama. Mungkin, kebahagiaan itu akan cepat ia
dapatkan. Kenyamanan, ketenangan serta kebahagiaan seorang anak dan ibu ataupun
kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Ya, seharusnya itu lebih cepat terjadi. Jika
mereka lebih berani.
Namanya Zee Rasyid. Gadis yang dipindah ke kelas paling
rusuh diantara kelas IPA, hanya biar ia lebih bisa bersosialisasi. Tapi
sebenarnya bukan karena ia tidak bisa bersosialisasi, hanya saja ia ingin
menarik diri dari teman-temannya agar tidak banyak pertanyaan yang timbul
tentang dirinya. jelaslah, ia duduk sendiri dan tiba-tiba Sam Alqori biang
rusuh dan suka tidur itu duduk di sebelahnya. Hanya untuk mendapat ketenangan
saat tidur karena Zee pendiam dan mendapat contekan untuk tugas karena
kepandaian Zee.
Begini ya, gue emang bego banget di pelajaran sekolaj. Bego bangeet. Gue akui kok. Gue naik kelas saja sudah syukur. Tapi gue nggak bego melihat lebah di tubuh Zee –Sam
Karena hal inilah semuanya
terjadi. Sam heran dengan lebam-lebam di tubuh Zee, ia selalu beralasan bahwa
ia terjatuh di kamar mandi kalau ngga ya pasti terbentur. Zee yang juga pendiam
dan selalu meghindar ketika ditanya membuat Sam curiga. Apa yang sebenarnya
terjadi dengan Zee?
Sam Alqori memang biang rusuh,
tapis iapa tahu jika ia sudah sayang sama seseorang ia akan berusaha melindungi
orang itu sekuat apapun. Termasuk ibu dan kakaknya, dari ayahnya yang entah
tempramental atau memang tabiat kasar seperti itu. kehidupannya yang sederhana
dan ayahnya yang pulang hanya enam bulan sekali setelah melaut membuat Sam
sedikit was-was ketika ayahnya kembali ke rumah. Bahkan kakaknya Gisha harus
tidur di rumah Vini agar halk yang tidak diinginkan terjadi. Kenapa Sam takut
dengan ayahnya? Apa yang terjadi dengan keluarga sederhana itu?
“Aku beruntung mengenal mereka, menyadarkanku bahwa aku tidak perlu menyenangkan orang lain agar mau berteman denganku, pertemanan akan terbentuk dengan sendirinya jika kita saling membtuhkan dan melindungi” – hal 235
Pertama membuka novel ini, aku
jatuh cinta pada covernya. Merah dengan kedua tangan yang saling bergandengan.
Entahlah, aku merasa akan ada sesuatu yang menarik di dalamnya.
Dan ketika halaman pertama ku
baca, aku dibuat tergelak dengan tignkah Sam. Dibuat penasaran dengan tingkah
Zee. Apalagi saat Sam dan Vini yang tampakbegitu akrab dan ekkonyolan mereka
membuatku tertawa.
Tapi siapa sangka, di balik
diamnya Zee dan kekonyolan yagn dilakukan Sam ada hal lain yang sangat berat
untuk mereka hadapi.
Novel ini bergantian sudut pandang
antara Zee dan Sam. Tidak membingungkan sungguh, karena bagian Sam memang
terlihat benar-benar Sam yang mengatakannya. Karena biasanya ketika kau membaca
novel yang POV bergantian antar tokoh terkesan cewek saat bagian tokoh
laki-laki yang bercerita. Tapi kak Seplia ini berbeda. Jadi aku suka pergantian
antar tokoh ini.
Ceritanya patut kalian baca,
kenapa? Ini soal keluarga, soal KDRT, soal kepercayaan dan soal lindung
melindungi. Soal impian seorang bocah untuk keluarganya. Tidak hanya cinta,
tertnyata kak Seplia mampu membaca situasi yagn terjadi dengan menuliskan
cerita seperti ini. Ini bisa jadi gambaran dan renungan agar bisa lebih berani.
Meski itu belum pasti, setidaknya gue akan emncobanya. Gue harus yakin dulu dengna mimpi gue sendiri. Sebab hal yang ragu-ragu tidak akan pernah menjadi sesuatu. Bukankah begitu? – Hal 77
Karakter Zee, Vini, Sam, Bu Imari,
dan Mama Zee membekas, karakternya cukup kuat. Untuk latar mungkin tidak
terlalu mendetail, tapi sebenarnya tidak memengaruhi jalan cerita. Alurnya
apik, mengalir begitu saja dan tekanan-tekanan yang ada di dalamnya benar-benar
terasa.
Mungkin kekurangan novel ini hanya
pada karakter-karakter pembantu yang kurang kuat yang sebenarnya mereka bisa
andil banyak dalam cerita ini. Untuk ending lumayan, tapi entah kenapa untuk
ending Vini dan kak Ibi terasa diapksakan untuk mengakhiri cerita ini Jugaa
entah kenapa terbitan Gramedia yang satu ini cetakannya kurang bagus.
Kertas-kertasnya pada lepas dari jilidannya. Kan syediih, hiks.
“Ternyata kita tidak bisa belajar untuk mencintai, sebab hati kita akan emncitai dengan dirinya. jauh dari dalam lubuk hati ini, kita tahu sebenarnya kepad asiapa hati kita memilih jatuh” – hal 212
So overall, ini novel rekomen
banget buat kalian. Novel teenlit yang berbobot ya ini. 4,5 dari 5 untuk novel
ini.
No comments:
Post a Comment