Saturday, November 4, 2017

Book Review - Insecure - Seplia



Review insecure
Oleh Seplia

Judul : Insecure
Penulis : Seplia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
ISBN : 978-602-03-2766-2




Blurb
-Zee
Jangan menatap luka dan memar di tubuhku. jangan berani bertanya apa yagn terjadi. Menjauh saja dariku. Hanya dengan begitu, aku merasa aman.

-Sam
Meski orang lain emnganggap otak gue nggak guna. Setidaknya tubuh gue selalu siap menjadi tameng untuk melindungi orang-orang y ang gue sayang. Buat gue, itu lebih dari sekedar berguna.
***
Zee Rasyid dan Sam Alqori satu bangku di tahun terakhir SMA mereka. Sikap Zee yang tertutup porlahan melunak dengan kehangatan yang ditawarkan Sam.

Apalagi, ketika Zee melihat kondisi keluarga Sam yang sederhana, berbeda jauh dari kehidupannya dengan sang mama.

Pelan-pelam kedekatan Zee dan Sam membuat kepribadian masing-masing berubah. Hidup yang mereka alani tak lagi terasa aman.

Review


“Setiap anak berhak bahagia meski keluarganya berantakan. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari keluarganya, dan juga hukum” – hal 235


Kalimat yang bisa menampar orang-orang yang tidak bisa melindungi anak-anak. Atau menelantarkan anak-anak.

“Andai aku lebih berani” ya, andai aku lebih berani. Mungkin penderitaaan itu takkan bertahan lama. Mungkin, kebahagiaan itu akan cepat ia dapatkan. Kenyamanan, ketenangan serta kebahagiaan seorang anak dan ibu ataupun kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Ya, seharusnya itu lebih cepat terjadi. Jika mereka lebih berani.

Namanya Zee Rasyid. Gadis yang dipindah ke kelas paling rusuh diantara kelas IPA, hanya biar ia lebih bisa bersosialisasi. Tapi sebenarnya bukan karena ia tidak bisa bersosialisasi, hanya saja ia ingin menarik diri dari teman-temannya agar tidak banyak pertanyaan yang timbul tentang dirinya. jelaslah, ia duduk sendiri dan tiba-tiba Sam Alqori biang rusuh dan suka tidur itu duduk di sebelahnya. Hanya untuk mendapat ketenangan saat tidur karena Zee pendiam dan mendapat contekan untuk tugas karena kepandaian Zee.


Begini ya, gue emang bego banget di pelajaran sekolaj. Bego bangeet. Gue akui kok. Gue naik kelas saja sudah syukur. Tapi gue nggak bego melihat lebah di tubuh Zee –Sam


Karena hal inilah semuanya terjadi. Sam heran dengan lebam-lebam di tubuh Zee, ia selalu beralasan bahwa ia terjatuh di kamar mandi kalau ngga ya pasti terbentur. Zee yang juga pendiam dan selalu meghindar ketika ditanya membuat Sam curiga. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Zee?
Sam Alqori memang biang rusuh, tapis iapa tahu jika ia sudah sayang sama seseorang ia akan berusaha melindungi orang itu sekuat apapun. Termasuk ibu dan kakaknya, dari ayahnya yang entah tempramental atau memang tabiat kasar seperti itu. kehidupannya yang sederhana dan ayahnya yang pulang hanya enam bulan sekali setelah melaut membuat Sam sedikit was-was ketika ayahnya kembali ke rumah. Bahkan kakaknya Gisha harus tidur di rumah Vini agar halk yang tidak diinginkan terjadi. Kenapa Sam takut dengan ayahnya? Apa yang terjadi dengan keluarga sederhana itu?


Aku beruntung mengenal mereka, menyadarkanku bahwa aku tidak perlu menyenangkan orang lain agar mau berteman denganku, pertemanan akan terbentuk dengan sendirinya jika kita saling membtuhkan dan melindungi” – hal 235


Pertama membuka novel ini, aku jatuh cinta pada covernya. Merah dengan kedua tangan yang saling bergandengan. Entahlah, aku merasa akan ada sesuatu yang menarik di dalamnya.
Dan ketika halaman pertama ku baca, aku dibuat tergelak dengan tignkah Sam. Dibuat penasaran dengan tingkah Zee. Apalagi saat Sam dan Vini yang tampakbegitu akrab dan ekkonyolan mereka membuatku tertawa.
Tapi siapa sangka, di balik diamnya Zee dan kekonyolan yagn dilakukan Sam ada hal lain yang sangat berat untuk mereka hadapi.
Novel ini bergantian sudut pandang antara Zee dan Sam. Tidak membingungkan sungguh, karena bagian Sam memang terlihat benar-benar Sam yang mengatakannya. Karena biasanya ketika kau membaca novel yang POV bergantian antar tokoh terkesan cewek saat bagian tokoh laki-laki yang bercerita. Tapi kak Seplia ini berbeda. Jadi aku suka pergantian antar tokoh ini.
Ceritanya patut kalian baca, kenapa? Ini soal keluarga, soal KDRT, soal kepercayaan dan soal lindung melindungi. Soal impian seorang bocah untuk keluarganya. Tidak hanya cinta, tertnyata kak Seplia mampu membaca situasi yagn terjadi dengan menuliskan cerita seperti ini. Ini bisa jadi gambaran dan renungan agar bisa lebih berani.


Meski itu belum pasti, setidaknya gue akan emncobanya. Gue harus yakin dulu dengna mimpi gue sendiri. Sebab hal yang ragu-ragu tidak akan pernah menjadi sesuatu. Bukankah begitu? – Hal 77


Karakter Zee, Vini, Sam, Bu Imari, dan Mama Zee membekas, karakternya cukup kuat. Untuk latar mungkin tidak terlalu mendetail, tapi sebenarnya tidak memengaruhi jalan cerita. Alurnya apik, mengalir begitu saja dan tekanan-tekanan yang ada di dalamnya benar-benar terasa.
Mungkin kekurangan novel ini hanya pada karakter-karakter pembantu yang kurang kuat yang sebenarnya mereka bisa andil banyak dalam cerita ini. Untuk ending lumayan, tapi entah kenapa untuk ending Vini dan kak Ibi terasa diapksakan untuk mengakhiri cerita ini Jugaa entah kenapa terbitan Gramedia yang satu ini cetakannya kurang bagus. Kertas-kertasnya pada lepas dari jilidannya. Kan syediih, hiks.


“Ternyata kita tidak bisa belajar untuk mencintai, sebab hati kita akan emncitai dengan dirinya. jauh dari dalam lubuk hati ini, kita tahu sebenarnya kepad asiapa hati kita memilih jatuh” – hal 212


So overall, ini novel rekomen banget buat kalian. Novel teenlit yang berbobot ya ini. 4,5 dari 5 untuk novel ini.

No comments:

Business

Social

Follow Us Instagram @nurilaphasa