Yuk!!
Cintai
Dunia Tambang!!
IDENTITAS BUKU
Kenapa harus mencintai
dunia tambang? Mencintai orang yang juga mencintai kita saja susah *duhbaper. Mencintai
dunia tambang, mencintai lingkungan. Berbicara soal dunia tambang, berbicara
soal lingkungan. Lantas kenapa harus mencintai dunia tambang? Bukankah itu
merusak lingkungan? Merugikan penduduk sekitar? Dan hanya kelakuan orang-oran
borjuis untuk membodohi si miskin? NO! Sebelum menjudge yang bukan-bukan. Baca dulu!
Sekali lagi baca dulu! Duduk yang manis, siapkan pikiran, tenangkan pikiran,
ambil nafas. Dan BACALAH!!
Apa yang dimaksud
tidaklah salah. Namun itu hanya pemikiran orang awam yang kuran tahu akan dunia
pertambangan. Agar kita lebih tahu tentang pertambangan. Berikut review buku Buka-bukaan Dunia Tambang.
Kutipan dari Dhanang
Puspita tersebut seperti halnya buku ini. “Buka-bukaan dunia tambang” bukanlah
untuk mencuci otak para pembacanya. Melainkan sebuah gambaran mengenai dunia
tambang yang tidak hanya memiliki dampak negatif melainkan juga dampak positif
yang dihasilkan. Bukan untuk memaksa pembaca setuju akan ap ayang disampaikan,
atau kontra dengan apa yang dijelaskan. Melainkan buku ini menambah wawasan
kita mengenai dunia tambang yang sebatas pengetahuan kita hanyalah perusak
alam. Bukankah itu yang ada dipikiran kita ketika terlintas kata “tambang”.
Merusak alam dan mengeruk habis isinya?? Sebelum menjudge buku ini dari judulnya. Lebih baiknya yuk simak review
mengenai buku ini :D
Halaman pertama dalam
buku buka-bukaan dunia tambang yang
diterbitkan oleh Pastel Books ini cukup berbeda dari kebanyakan buku
nonfiksi lainnya. karena, di lembar pertama buku ini berisikan kutipan-kutipan
dari penulis peserta Suistainable Mining Bootcamp Newmoont. Salah satunya
kutipan dari Dhanang Puspita di atas. Kutipan tersebut menarik saya masuk lebih
dalam lagi untuk membaca buku ini.
Awal membeli buku ini,
rasa ragu ada dalam pikiran saya. Bukankah buku mengenai dunia tambang ini akan
menjadi bacaan yang berat? Lagi pula saya hanyalah seorang lulusan SMA yang
tidak tahu menahu soal dunia tambang? Itulah pertanyaan yang memutar otak saya
ketika buku ini sudah berada di tangan dan hendak melangkah ke meja kasir.
Namun, saya merasa harus menambah wawasan mengenai dunia tambang. Bukan hanya
cerita fiksi dari novel-novel yang penuh imajinasi. Siapa tahu, ada hal yang
menarik dari buku ini.
Yup benar saja, halaman
pertama berisi kutipan-kutipan beberapa penulis itu sedikit menggelitik saya.
Apalagi kutipan dari Unggul Sagena.
Ini membuat saya
semakin penasaran. Halam berikutnya berisikan kata pengantar yang ditulis Dr.
Rulli Nasrullah, M.Si. yang menjelaskan bahwa buku buka-bukaan dunia tambang
ini menjadi salah satu buku langka yang merekam jejak blogger-blogger dalam agenda suistainable
mining bootcamp. Buku ini ditulis oleh peserta Newmont bootcamp yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
Sehingga menurut Dr. Rulli buku ini membuat kita bisa menikmati dan seolah-olah
menjadi bagian dari rangkain kata para blogger
itu.
Lembar demi lembar buku
ini saya baca. Pikiran mengenai bacaan berat dalam buku ini hilang seketika.
Tidak terlewati baris demi bari kalimat yang menjelaskan mengenai dunia
tambang. Dalam bagian pertama buku ini. Yang ditulis oleh Eko Budi W. (hal
17) mengingatkan tentang kasus PT Newmont Minahasa Raya (NMR) yang dituduh
telah mencemari lingkungan dan menyebabkan terjadinya gangguan terhadap penduduk di komunitas
lokal. Mungkin ada beberapa yang tidak tahu tentang masalah ini. Tapi ketika
kita search di google dengan kata kunci Newmont
Minahasa Raya masih banyak artikel-artikel yang memiliki citra negatif
terhadap Newmont. Dalam penuturan Eko Budi W. Bahwa komunikasi keterbukaan yang
dilakukan Newmoont melalui suistainable
mining bootcamp menjadi cara yang efektif untuk menampilkan citra Newmont
yang lebih bersahabat. Lagi pula, acara tersebut dikuti oleh para blogger dari
berbagai latar belakang.
Meninggalkan masalah
Newmont Minahasa Raya, hal yang membuat saya manggut-manggut membacanya adalah
tulisan dari M.Zacky S. (hal.22) Dengan judulnya “Wisata Tambang (Ndasmu
Mlocot)” walaupun isinya menurut saya tidak begitu menjabarkan judulnya, tapi
tulisan M. Zacky S. Menambah wawasan saya. Tulisan M. Zacky menjelaskan proses
pertambangan yang dilakukan Newmoont, mulai dari proses pemisahan batuan yang
mengandung mineral terlepas dari tanah, hingga pada proses yang disebut tailing atau batuan lumpur yang tersisa
dari pengolahan tembaga dan emas. Proses tailing
ini menggunakan sistem Deep Sea
Tailing Placement (DSTP) atau penempatan Tailing laut dalam. Dan juga,
tulisan M. Zacky memaparkan proses reklamasi dengan penanaman kembali tanaman
dan tumbuhan asli sesuai bukaan lahan yang dipakai Newmont.
Penasaran
kan? Bacaaja bukunya. Dijamin ngerti proses pertambangan yang dilakukan
Newmont.
Selain itu,
program-program pengembangan masyarakat yang dibuat Newmont juga dijelaskan
dalam tulisan “Wisata Tambang (Ndasmu Mlocot)” ini. Saya mengapresiasi tulisan M. Zacky yang
memaparkan dengan bahasa yang lugas dan santai namun serius ini.
Membalik lembar, lebih
terbuka lagi wawasan mengenai dunia tambang. Awalnya, saya berpikir buku ini
hanya mengungkapkan sisi baik PT Newmont. Benar-benar hanya untuk pencitraan PT
Newmont setelah citra buruk yang mereka dapatkan. Tapi dengan berpikir positif,
semakin membaca cerita demi cerita dalam buku ini semakin kita tahu apa itu
dunia tambang.
Tidak hanya berisikan
tentang pertambangan yang dilakukan Newmont. Tetapi juga ada beberapa cerita
mengenai pengalaman peserta Newmont Bootcamp yang mengistirahatkan pikrian
setelah cerita-cerita tentang pertambangan yang dilakukan newmont. Seperti
halnya cerita yang ditulis Dzulfikar
Al-A’la (hal. 55) yang menceritakan tentang pekerja tambang yang masih
menyempatkan diri untuk mengisi kekosongan jiwa dan kehampaan dengan beribadah
setiap waktu. Tulisan ini, juga menyadarkan kita bahwa bagaimanapun kondisi
kita, janganlah kau lupa untuk selalu bersimpuh kepada-Nya.
Seperti halnya yang
ditulis oleh Regy Kurniawan dengan
judulnya Cerita Pak Kades (hal.81).
ini juga salah satu bacaan yang menggelitik bagi saya ketika penulis
bercakap-cakap dengan kepala desa. Pak kades menceritakan tentang Newmont. Adapun
percakapan yang disampaikan penulis menggelitik karena jawaban yang diberikan
pak kades terkesan membingungkan dan berbelit-belit- baca hal. 83- namun
terdengar kocak membaca jawaban dari pak kades.
Banyak sekali yang
diungkap dalam buku ini. Dan buku ini benar-benar buka-bukaan dalam dunia tambang. Saya rasa tidak ada yang
ditutup-tutupi. Buku ini cocok untuk menambah wawasan mengenai dunia tambang.
Sebelum berpikir
negatif dulu. Perlu untuk membaca buku ini. Jadi, bagaiamanpun pendapat anda
setelah membaca buku ini hanyalah pendapat. Bukan untuk menyetujui dengan pro
atau kontra. Dan bukan untuk mempengaruhi bahwa dunia tambang itu baik. Bukan,
dunia tambang memang baik, bila diolah dengan baik pula. Namun, dunia tambang
akan menjadi buruk tanpa adanya analisis dampak lingkungan.
Buku terbitan Pastel Books ini disajikan dnegan bahasa
yang lugas, bahasa sehari-hari yang meudah dipahami. Karena buku ini ditulis
oleh para blogger dari berbagai
kalangan. Buku ini juga mengisnpirasi kepada siapapun. Bahkan untuk para
pengelola tambang, untuk tidak hanya mengeruk habis isinya melainkan juga
mengimbangi dengan dampak positif untuk lingkungan.
Maka dari itu, yuk
cintai dunia tambang. Dnegan mencintainya kita kana lebih mencintai alam kita. Dengan
mencintainya kita lebih meminimalisir dampak negatif untuk kita dan dengan
mencintainya kita kana tahu arti kesejahteraan yang merataa seperti apa.
Sebenarnya banyak poin
yang positif yang diberikan dalam buku ini, tetapi jika saya sampaikan semuanya
ini bukan menjadi ulasan sebuah buku melainkan membedah buku. Toh tujuan dibuat
resensi ini agar kalian mau mebacanya hehe.
Meskipun ditulsi dengan
bahas asehari-hari, tapi ada juga beberapa artikel yang ditulis dalam bahasa
inggris alias full inggris tanpa jeda untuk bahasa indonesia. Ya kalau yang
baca ngerti, lha kalau tidka paham? Bukankah buku ini untuk berbagai kalangan? Bukan
hanya untu orang yang berotak “pintar” saja bukan? Maka dari itu beberapa
artikel full english itu sangat disayangkan.
Dan juga untuk tanda
baca perlu diperhatikan, meskipun ini bukan buku dengan kalimat baku melainkan
dengan bahasa tidak baku atau lugas dan santai. Tapi sebaiknya tanda aca lebih
untuk diperhatikan agar pembaca lebih mudah mengerti maksud yang ingin
disampaikan. Dan tidak membingungkan pembaca yang notabennya orang awan
nantinya.
Ukuran buku ini tidka
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Ukuran buku yang pas pada buku-buku
umumnya. Meskipun buku ini tidak setebala pa yang dibayangkan ketika mendengar
kata-kata “tambang” buku ini hanya 190 halaman saja dan sangat disayangkan
untuk harga yang ditawarkan tidak pas untuk berbagai kalangan. Mungkin hanya
orang dengan kata “rela dan mampu” untuk merogoh koceknya untuk membeli buku
bercover kuning kehijau-hijauan ini. Ya kalau mereka suka? Kalau engga suka
sama isinya? Kan nyesel.
Dan jika buku ini untuk
menambah wawasan mengenai dunia tambang yang dilakukan Newmoont, bukankah
sebaiknya ada subsidi dari yang bersangkutan agar buku ini tidak dipatok harga
yang terlalu mahal dan dapat dibaca oleh siapa saja. Bukankah itu tujuannya? Dapat
dimengerti oleh berbagai kalangan yang mencintai ataupun tidak mencintai buku
bukan?
Cerita dalam beberapa
artikel ini akan lebih mudah dimengerti bila di lampirkan beberapa potret
kegiatan atau gambaran yang diceritakan oleh penulis. Meskipun ada lembaran
yang menunjukkan kegiatan PT Newmont dan berwarna, tapi untuk foto hitam putih
yang ada di lembaran lain saya rasa terkesan diulang-ulang. Hanya beda warna
saja. Bukankah, untuk mereka yang belum mengerti tentang dunia tambang akan
lebih mengerti bila di beri gambaran nyata tentang apa yang mereka ceritakan? Setidaknya
mereka tidak berpikir terlalu jauh tentang apa yang mereka ceritakan. Tidak hanya
dalam bayangan saja melainkan gambar nyata yang membuat mereka akan lebih
mengerti.
Namun, sejauh ini buku
ini recomend banget untuk kamu yang
ingin tahu dunia tambang. Sekali lagi, buku ini bukan untuk mencuci otak
kalian. Melainkan buku ini menambah wawasan kalian dan membuat kalian bisa
lebih berpikir kritis mengenai dunia tambang.
Seperti halnya pepatah.
Malu bertanya sesat dijalan. Begitu
pula dengan buku ini, Tidak mau membaca
akan tumpul pengetahuan. Yuk merubah cara berpikir kita dengan pikiran
positif dan menghindari seudzon terhadap
hal-hal yang belum kita ketahui. Jangan
percaya apa katanya, tapi percayalah apa yang anda lihat.