Semacam benci, tapi ingin kembali! Review novel "Sebelum Kamu Pergi" Dwitasari
Sinopsis:
Aku
melepas pelukmu dengan harapan ini bukan yang terakhir. Namun, kamu tetap
pergi. Air mataku yang jatuh satu per satu, tak pernah kamu gubris lagi. Begitu
saja kamu putuskan untuk lari, tanpa peduli dengan segalanya yang sudah kita
bangun sejauh ini. Sehebat apa dia hingga mengubahmu jadi lelaki yang tak lagi
kukenali?
Kamu
ciptakan perpisahan, tanpa menatap aku yang kesakitan. Kamu kuburkan semua
kenangan, seakan aku tidak pernah kamu jadikan tujuan. Kamu bunuh semua harapan
hingga membuat aku muak dan kelelahan.
Kapan
hari itu akan datang? Saat pada akhirnya kamu akan berhenti mencari, kemudian
menyadari bahwa akulah harusnya tempatmu kembali.
***
Terkadang,
ekspektasi memang tidak sesuai dengan kenyataan. Sepertihalnya harapan, tidak
salah memang jika selalu berharap, tapi jangan kecewa jika harapan juga tak
sesuai kenyataan.
Dalam novel
ketiga belasnya ini, Dwitasari mengajak kita kembali mengingat masa-masa patah
hati. Masa-masa mencintai secinta-cintanya kemudian ditinggal pergi. Masa
dimana rasa cintamu mencapai puncaknya dan kamu harus terjatuh jauh ke dalam
jurang sedalam-dalamnya.
Masa dimana kamu ketika mulai
mencintai lagi dan kamu kembali terjatuh ke dalamnya. Jatuh cinta yang
mencintai dan jatuh sedalam-dalamnya. Terluka, perih, kecewa, sakit hati,
segala perasaan hancur yang ada begitu merobohkan pertahanan diri.
Sehari
ditinggal pergi, setahun terasa tak berarti. Menjalani hidup akan terasa berat
tanpanya. Ketika setiap kisahmu selalu bersamanya, lalu kemudian tak ada dia di
sisimu. Betapa kosong dan menyakitkannya hal itu. Semua yang terjadi bersama
kini tak lagi sama.
Siapakah yang
salah? Apakah mencintai merupakan suatu kejahatan? Apakah mencintaimu merupakan
suatu kesalahan? Ketika aku mencintaimu dan kamu sudah memiliki kekasih. Akukah
setan dalam hubunganmu? Akukah penghalang diantara dua hati yang seharusnya
tetap bersatu?
Kau
mencintaiku, aku mencintaimu. Tapi kondisi kita tak sejalan. Aku sedang patah
hati dan kau sudah ada yang memiliki kemudian kita bersama. Siapa yang salah?
Siapa yang tahu aku akan jatuh cinta kepadamu? Meski akau tahu luka adalah
akhir dari kisah ini. Haruskah aku kembali menata hati ketika harus kembali
patah hati untuk kedua kali. Haruskah aku menyusun serpihan itu sendiri meski
sudah tak lagi bisa ku satukan lagi?
Tuh kan!
Akunya kebawa baper wkwk! Tak terasa aku menjadi melankolis haha. kata-kataku di atas ungkin menggambarkan sedikit rasa di hati wkwkwk. *upss
Setelah membaca
buku Dwitasari ini benar-benar membuatku teringat akan rasa yang telah lama
mengering dan terkubur dalam-dalam. Ingatan itu muncul melalui kata lewat kata
yang ia sampaikan. Setiap kata yang berhasil mencumbu kita kemudian terbuai
akan kenangan masa lalu. Akan rasa sakit yang telah terkubur dalam-dalam. Ah
perih! Tiba-tiba sesuatu yang aneh menjalar di hatiku.
Setelah
kamu pergi, kebodohan yang selalu ku lakukan. Benar-benar setelah kamu pergi
duniaku terasa berubah. Eaeaeaaa.
“Begitu mudah kamu ajak aku terbang
bersamamu, semudah itu juga kamu paksa aku jatuh lagi. Sudah banyak keindahan
yang kita lihat di atas, lalu kamu paksa aku turun di padang gersang tanpa mata
air. Aku berjalan sendirian di sana dan tidak menemukan kamu disampingku” –Hal
9
“Namun tidak dapat dimungkiri, perpisahan
yang beralasan ataupun tidak beralasan sama-sama menimbulkan rasa sakit, bukan?
Meskipun banyak orang bilang cinta itu tanpa alasan. Apakah berarti perpisahan
juga harus terjadi tanpa alasan?”- Hal 36
Dwitasari
benar-benar menggambarkan bagaimana terlukanya saat kepergian orang dicintai.
Bagaimana sakitnya terjatuh ketika sedang berada dipuncak-puncaknya mencintai.
Bagaimana rasanya menjadi orang “yang disembunyikan” dalam dua hati. Sungguh!
Bahasa yang digunakan begitu mengalir dan asik. Sebuah novel yang bagiku surat
cinta untuk dia yang meninggalkan. Apa kabar kamu setelah membaca ini?
Jujur saja,
ini adalah novel kedua dari Dwitasari yang aku baca setelah “Raksasa Dari
Jogja” yang telah aku baca sekitar dua tahun lalu. Dan kali ini, entah kenapa
aku begitu excited ikutan Pre-Order
novel ini. Mendapatkan Ttd ekslusif dan gelang unyu warna ungu yang begitu aku
sukai hahai.
Awal membuka
novel ini terkesan dengan Ttd.nya yang super unyu. Kemudian bertemu dengan
seuntaian kalimat penggugah untuk membacanya.
Dan ketika membuka halaman selanjutnya, kau
akan menemukan selembar gambaran dengan full
blue colour yang membuatku berdecak ‘Wow’ karena ternyata beberapa halaman
dibubuhi ilustrasi gambar.
Dan setiap
memasuki bab baru, Dwitasari menyuguhi quotes yang baper abis. Novel ini cocok
untuk kalian yang sedang merindukan sosok orang yang pernah meninggalkan
kalian. Untuk kalian yang ingin mengingat masa-masa “terbodoh” setelah dia
pergi dari hidupmu. Membawamu terutama aku mengingat hal itu dan membuat
sesuatu yang menjalar di hati. Pedih.
Dwitasari
benar-benar membuat tokoh ‘kamu’ berlogat Bengkulu-Melayu seperti seseorang
yang benar-benar membuatnya terluka. Belum lagi tokoh ‘Koko’ si mata sipit yang
membuatku turut terpesona, tapi akhirnya kecewa karena tingkahnya. Kenapa harus
mendua jika tak bisa bersama? Jika mereka saling mencintai dan memiliki kenapa
harus sembunyi? Ah benar-benar hal itu membuatku juga terluka. Tapi apa daya
nasib cinta semakin menggebu meski harus bersembunyi. Dan pada akhirnya tak
akan bersama pula.
Kehilangan itu
memang pedih. Tapi, novel ini juga mengingatkan bahwa kita harus berjuang
kembali, bahwa hidup harus tetap berlanjut meski kamu merasa duniamu pergi setelah
kepergiannya.
Toh yang
ninggalin happy-happy aja, kenapa kamu terus mikirn dia? *ngomong sama diri
sendiri* iya sih sulit, ga semudah yang diucap. Tapi pelajar dari novel ini
untukku jangan pernah membuka hati baru jika luka lama belum benar-benar
sembuh. Atau kalian akan kembali terjatuh untuk kedua kalinya. Dan itu lebih
menyakitkan.
So, untuk
kalian yang pengen tau banget apa aja yang ada di dalam novel ini. Capcuss di
toko buku sebelum kehabisan! Novel ini baru beredar beberap ahari lalu. Dan aku
baru mendapatkannya dua hari lalu.
Satu lagi,
mungkin novel ini cocok untuk hadiah valentine si doi yang ninggalin kamu. Biar
tau gimana rasnaya ditinggalin saat lagi cinta-cintanya. Wkwkwk.
Selamat
berbaper ria dan semangat move on!